JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA!
Typo, koreksi📌●○●○●○
"Semuanya udah dateng?" tanya Ferdian sambil menatap satu per satu anggotanya.
Kini, seluruh anggota Dream Monster telah berkumpul di base camp untuk berangkat ke lokasi acara yang diadakan oleh mereka.
"Davin sama Reizo belum datang," seru Kalvin.
Ferdian mengedarkan pandangannya, mencari dua orang tersebut. Benar saja, si Upin Ipin itu memang belum tampak.
"Kayaknya Bang Reizo lagi nunggu Bang Davin, deh. Biasa, penyakit telatnya kambuh," sahut Oji sambil menyantap sarapan yang dibawanya dari rumah.
"Udah nggak kaget gue kalau Davin kesiangan," ucap Razka menghampiri Oji dan mencomot satu potong tempe, lalu memasukkannya ke mulut.
Sekitar sepuluh menit kemudian, dua orang yang dinanti-nanti itu akhirnya datang juga. Dengan Davin yang dibonceng Reizo menggunakan motornya.
"Maaf kita telat. Semalam gue begadang, jadi bangun kesiangan," ujar Davin setelah turun dari motor, lalu menjabat tangan semua teman-temannya. Reizo pun melakukan hal yang sama.
"Emang semalam lo ngapain?" tanya Bagas, yang kini ikut mencicipi sisa sarapan Oji.
"Biasa, ngedit foto."
"Gue heran sama lo. Kok senang banget ngedit tengah malam? Kalau gue sih mending tidur," komentar Kalvin heran.
"Main game lebih enak, Bang," sambung Oji.
"Itu juga sama aja, sama-sama natap layar. Mending godain cewek," celetuk Razka santai.
Bagas mendengus. Sepertinya otak Razka memang hanya dipenuhi oleh makhluk bernama perempuan. "Otak lo itu isinya cewek semua, ya?"
Davin terkekeh. "Gue ngedit tengah malam biar dapet vibes-nya."
Mereka semua melongo mendengar alasan Davin yang terdengar tak masuk akal.
"Vibes apaan, Bang?" tanya Oji yang tak mampu mencerna maksud Davin.
Davin memang sangat menyukai hal-hal berbau teknologi. Ia senang memotret dan mengedit hasil jepretannya. Bahkan, kini cowok itu punya tiga kamera Canon di rumahnya.
Saking cintanya pada teknologi, di kamarnya terdapat satu komputer dan dua laptop. Ia juga punya tempat sampah otomatis dengan sistem sensor, serta koleksi berbagai jenis sound system bermerek.
"Karena semuanya sudah lengkap, kita berangkat sekarang. Tapi sebelum itu, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing," titah Ferdian, meminta semua anggota berbaris rapi. "Berdoa, mulai!"
Setelah selesai berdoa, Ferdian menyalakan motornya dan memimpin rombongan, diikuti anggota Dream Monster lainnya.
Sepanjang perjalanan, mereka mengendarai motor dengan tertib. Tidak ada yang menggeber motor maupun memainkan klakson. Ketika lampu merah, mereka semua pun sigap berhenti.
•
•
•Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mereka akhirnya tiba di lokasi. Di hadapan mereka berdiri sebuah gedung besar, dengan deretan motor yang sudah tersusun rapi di halaman.
Seluruh anggota Dream Monster berjalan masuk ke dalam gedung, tempat para senior mereka telah berkumpul.
"Halo, Bang. Lo udah lama? Maaf ya, kita telat," sapa Ferdian saat melihat salah satu senior yang dikenalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Detik dan Detaknya (REVISI)
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ JANGAN MENJIPLAK! ITU PERBUATAN RENDAH DAN TIDAK BERADAB. .・✫・゜・。. .・。.・゜✭・ Nara menyukai Razka sejak masa SMP. Setiap hari, rasa suka itu semakin bertambah, hingga kini dia duduk di bangku SMA. Seiring berjalannya waktu, rasa itu sema...