Episode 24

74 48 10
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

"Semua udah dateng?" Ferdian bertanya dan melihat semua anggotanya satu persatu.

Kini seluruh anggota Dream Monster berkumpul di Base Camp untuk berangkat ke tempat event yang diadakan oleh mereka.

"Davin sama Reizo belum dateng," seru Kalvin.

Ferdian mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan dua orang itu, dan benar saja Upin Ipin itu memang belum ada.

"Kayaknya bang Reizo nunggu bang Davin lagi deh. Biasa, penyakit telatnya kumat." Oji menyahuti sambil memakan sarapannya yang dia bawa dari rumah.

"Udah gak kaget gue kalau Davin kesiangan," ucap Razka. Dia berjalan menghampiri Oji dan mencomot satu lauk tempe lalu dia masukkan ke dalam mulutnya.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, dua orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Mereka berdua, yaitu Davin dan Reizo datang berboncengan dengan Davin yang dibonceng oleh Reizo menggunakan motor Reizo.

"Sorry kita telat. Semalem gue begadang, jadi gue bangun kesiangan." Davin turun dari motor dan salaman dengan semua orang yang ada di sana, begitupun juga Reizo.

"Emang semalem lo ngapain?" tanya Bagas. Cowok itu ikut memakan sarapan Oji yang tinggal sedikit.

"Biasa, ngedit foto."

"Gue heran sama lo, kok suka banget ngedit tengah malam, kalau gue mending tidur." Razka heran.

"Enakan juga main game," sambung Bagas.

"Heh! Itu juga gak ada bedanya, sama-sama natap layar, mending godain cewek."

Bagas mendengus. Sepertinya otak Razka isinya hanya dipenuhi makhluk yang bernama betina. "Otak lo emang isinya cuma cewek doang."

Davin terkekeh. "Gue ngedit tengah malem itu biar dapet vibesnya."

Razka, Bagas, dan Oji melongo mendengar alasan Davin yang tidak masuk akal.

"Vibes apaan, Bang?" Oji tidak bisa mencerna kata-kata Davin.

Davin memang sangat menyukai hal-hal yang berbau teknologi, maka dari itu dia suka mengambil dan mengedit foto hasil jepretannya. Bahkan, cowok itu sudah memiliki tiga kamera canon di rumahnya.

Karena sangking sukanya dengan teknologi, di dalam kamarnya sampai ada satu komputer dan dua laptop, dia juga mempunyai tempat sampah yang tutupnya bisa terbuka sendiri menggunakan sistem sensor. Selain itu, Davin juga sangat suka mengoleksi berbagai jenis Sound System bermerek.

"Karena semua sudah lengkap, kita berangkat sekarang. Tapi sebelum itu, mari kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masing." Ferdian pun meminta semua anggotanya untuk berbaris rapi dan berdoa bersama, agar kegiatan hari ini bisa berjalan dengan lancar. "Berdoa, mulai!"

Selesai berdoa, Ferdian menjalankan motornya lebih dulu dan diikuti anggota Dream Monster lain di belakangnya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Di depan mereka, terpampang jelas sebuah gedung yang cukup besar, di halaman gedung itu sudah banyak motor-motor yang berjejer rapi.

Semua anggota Dream Monster berjalan masuk ke dalam gedung di mana semua senior mereka sudah berada di dalam.

"Halo, Bang. Lo udah lama? Sorry kita telat," sapa Ferdian saat melihat salah satu senior yang sangat dia kenali.

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang