Lingerie

879 6 7
                                    

Sore harinya, Mona tampak berjalan keluar kamar menuju ke halaman belakang untuk mengangkat seprei milik kakaknya yang sempat ia cuci tadi siang. Ketika meraih seprei tersebut, Mona malah kembali teringat dengan sentuhan Keenan yang begitu lembut untuknya.

Entah mengapa, wajah Keenan selalu terbayang olehnya. Setiap paras dari kakak iparnya terlintas dalam benaknya, area bawahnya langsung terasa berdenyut dengan cepat.

Air muka Keenan yang seksi, keringat dingin yang keluar dari wajah Keenan ketika pria tampan tersebut sedang berada di atas tubuhnya, serta setiap lumatan dari bibir Keenan pada bibirnya yang entah mengapa terasa begitu manis di lidah Mona. Apa lagi, jakun Keenan yang sepertinya sudah menjadi magnet tersendiri untuk memancing n*fsu Mona.

Mona hanya berpikir, beruntung sekali Liora bisa memiliki suami sesempurna Keenan. Andai saja ia yang lebih dulu bertemu dengan Keenan dari pada kakaknya, mungkin, ia benar-benar akan mengejar Keenan hingga mendapatkannya.

Ya, itu memang pemikiran anak remaja yang belum mengetahui apa arti dari memiliki seseorang. Yang ia tahu hanyalah Keenan sangat tampan dan sekarang ia ingin memilikinya.

Beberapa saat kemudian, ia mulai tersadar dari lamunannya. Dengan segera ia beranjak menuju ke kamar Keenan dan Liora untuk memasangkan seprei tersebut.

Mona mulai merapikan kamar kakaknya. Ia memasangkan seprei itu sembari mengingat kembali kejadian panas yang ia lakukan bersama dengan Keenan tadi siang

Ada senyum tipis yang berkibar di bibirnya. Namun, senyum itu seketika sirna tatkala ia melihat foto pernikahan Keenan dan Liora yang terpasang cantik di dinding kamar tersebut.

Foto berpigura mewah yang memiliki ukuran 10R tersebut mulai membuat pandangan Mona menjadi tidak nyaman. Ia segera menyelesaikan pekerjaannya kemudian ia kembali ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Tubuhnya memang masih terasa demam. Untuk itu, ia lebih memilih kembali tidur dan mulai untuk melupakan kejadian tadi siang. Karena bagaimanapun, Keenan adalah suami dari kakak kandungnya sendiri.

Namun, ia kembali berpikir. Keenan telah merenggut kehormatannya. Dan sepertinya, Keenan sama sekali tidak menyesali semua itu.

Oh, mungkin karena Keenan sedang terburu-buru untuk kembali ke kantornya. Tapi, pria bertubuh tinggi itu pun tidak memperlihatkan ekspresi lain selain menatap Mona dengan datar, seperti biasanya.

"Uh, apa dia gak mikirin semua ini kayak gue?" gumam Mona sembari meremas selimutnya.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara mobil yang berhenti di depan pintu gerbang rumah. Mona tahu, itu bukan suara mobil Keenan.

"Tumben, Kak Liora udah pulang." Mona kembali bergumam sembari beranjak mengintip kedatangan Liora dari balik jendela.

Seperti biasa, Liora pulang bersama dengan Hexa, fotografernya sekaligus sepupu Keenan. Liora memang berprofesi sebagai model sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Walaupun ia seorang model, tetapi agensinya tidak pernah melarangnya untuk menikah.

Mona melihat Liora keluar dari dalam mobil sedan putih milik Hexa. Liora tampak melambaikan tangannya pada Hexa sambil tersenyum dengan begitu manis. Bahkan, senyumannya masih berkibar sampai mobil tersebut berlalu pergi.

Mona tidak mau banyak berpikir, ia lebih memilih untuk kembali membaringkan tubuh di atas ranjangnya dari pada harus memikirkan tingkah Liora. Lagi pula, mungkin itu hanya bentuk keakraban antara Mona dengan Hexa karena mereka berdua sudah bekerja sama selama bertahun-tahun. Bahkan, Liora bertemu dengan Keenan karena Hexa yang mengenalkannya.

Ketika Mona akan memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Mona melihat Liora masuk dengan membawa sebuah kantung bingkisan. Wajahnya tampak begitu berseri-seri.

FORBIDDEN BODY [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang