#2

183 28 14
                                    

🥀Happy Reading 🥀
Don't forget to vote & comment

🥀Happy Reading 🥀Don't forget to vote & comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bayaran untukmu."

"terimakasih, tapi kenapa kau melakukan ini. Maksud ku, kau dekat dengan Lana kan. Kenapa kau melakukan hal seperti ini padanya?"

"Kau tidak perlu banyak bicara, lakukan saja apa yang ku suruh. Kau mau pengobatan Ibumu aku hentikan?!"

"Ah ti-tidak, maafkan aku. A-Aku akan lakukan semua perintah mu, tapi tolong jangan hentikan pengobatan ibuku."

"Pergilah."

. . .

Dua hari berlalu...

Jeanne, Lalicia, dan Ziella sudah berusaha melupakan kejadian 'bangkai burung gagak' itu. Tapi, tidak dengan Lana.

Gadis itu masih gencar mencari siapa dalang dibalik kejadian itu, tentu tanpa sepengetahuan ketiganya.

"Lana, Lo kenapa bengong Mulu ih. Takut kerasukan tau." ujar Ziella yang membuat Jeanne dan Lalicia menengok ke arah Lana.

Saat ini keempatnya sedang duduk di perpustakaan sambil mengerjakan tugas sekolah mereka.

"Nggak apa-apa kok Zie, aku cuma lagi sedikit kurang sehat. Aku ke kantin dulu ya, kalian lanjut belajar nya. Mau aku belikan sesuatu?" tanya gadis itu sambil membenahi barang-barangnya.

Ketiganya menggeleng, menolak tawaran Lana.

"Cepet balik Lan, Lo tau kan gua nggak akan kuat duduk bareng mereka berdua." adu Lalicia, gadis itu menatap Lana dengan tatapan memelasnya.

"Mending Lala ikut aja deh sana sama Lana, banyak cincong tau nggak." ketus Jeanne

"Oke, gua ikut Lana. Bye kawan-kawan, jangan ribut ya." pamit gadis itu sambil menarik pergelangan tangan Lana dan pergi meninggalkan ruangan.

"Eum, Lana. Lo ngerasa aneh nggak, akhir-akhir ini kelakuannya Ziella mencurigakan. Maksudnya gua tuh, kayak kejadian yang bangkai, dia tau darimana kalau Syena pelakunya?" bisik Lalicia pelan, takut terdengar oleh orang lain.Karena saat ini mereka tengah berjalan di koridor menuju kantin.

Lana melirik Lalicia sekilas dan membuang muka.

"Lupain aja La, aku nggak mau mengungkit hal ini lagi." balas Lana datar, Lalicia mengerutkan dahinya bingung dengan sikap Lana yang tidak seperti biasanya.

"Lana, Lo lagi ada masalah?" tanya Lalicia hati-hati, Lana menggelengkan kepalanya.

Lalicia mengatupkan bibirnya rapat-rapat, gadis itu merasa kalau suasana hati Lana sedang tidak bagus. Hal itu terlihat dari bagaimana caranya berbicara, tidak seperti Lana yang selalu bicara lembut dan halus. Lalicia menghembuskan nafasnya lelah, merasa bingung dengan sikap teman-temannya yang perlahan mulai berubah.

Killian's mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang