#3

169 24 4
                                    

🥀 HAPPY READING 🥀
- Don't forget to vote & comment -

🥀 HAPPY READING 🥀- Don't forget to vote & comment -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Saat ini Ziella dan Jonathan sedang berada di belakang asrama, berdiri dibelakang tiang penyangga. Mengintip siapa yang akan ditemui Syena, sebab tadi gadis itu bilang ia akan menemui seseorang yang berkamuflase menggunakan jubah dan topeng. Namun, satu hal yang Syena yakini pada keduanya bahwa seseorang dibalik topeng itu adalah seorang wanita.

Pernyataan itu tentu membuat keduanya berspekulasi bahwa wanita itu adalah Jeanne, sesuai yang mereka ketahui kalau gadis itu bekerjasama dengan Lian.

"Gua sempet nyuruh Syena ngerekam suaranya, biar kita tau dengan jelas siapa pelakunya itu. Gua yakin, tuh orang  pasti bakal nyuruh Syena berkali-kali, apalagi dia  yang jadi donatur penyembuhan nyokapnya Syena. Jadi, gua yakin Syena pasti bakal nurut sama dia." ujar Jonathan yang diangguki oleh Ziella

Tak lama, ponsel Ziella bergetar menandakan adanya panggilan masuk dari seseorang yang ternyata itu adalah Lana. Gadis itu sempat melirik handphonenya yang menampilkan notifikasi pesan dari Lana yang bertanya ia pergi kemana di jam selarut ini.

Ziella buru-buru membalasnya bahwa ia akan segera kembali dan mematikan handphonenya. Joe melirik sekilas gadis di sampingnya yang menatapnya dengan tampang polos. Laki-laki itu memicingkan matanya bermaksud meminta penjelasan dari nya.

"Joe, Lo disini aja ya. Selidiki terus Syena, Lana kebangun terus ngirim pesan ke gua nyuruh cepet balik." ujarnya panik, sedangkan Joe hanya menatapnya dengan datar.

"Sana pergi." titahnya

"Ya?" mulut gadis itu membeo bingung

"Ck! sana pergi, sebelum Lana curiga dan keluar kamar nyariin Lo. Tentang Syena biar jadi urusan gua aja, Lo urus Lana aja." ujarnya yang membuat Ziella buru-buru pergi meninggalkan nya sendiri.

Saat diperjalanan menuju kamar, Ziella mengerutkan dahinya bingung saat melihat Lalicia yang keluar dari kamarnya dengan sembunyi-sembunyi. Gadis itu pun langsung buru-buru bersembunyi dibalik tembok, dan menahan nafas saat Lalicia melewati nya. Keberuntungan berpihak pada nya, sebab dimalam hari semua lampu akan dimatikan, dan Lalicia pergi dengan hanya bermodalkan lentera kecil miliknya.

Ziella buru-buru mengecek kamar Jeanne, bermaksud mengintip apakah gadis itu ada di dalam atau tidak. Hanya mengecek saja, sebab ia yakin gadis itu pasti masih disana menemui Syena.

Pintu kamar Jeanne terbuka dan menampilkan sosok Ziella yang menatapnya dengan tatapan selidik, membuat Jeanne yang sedang merajut tersentak dibuatnya. Sedangkan, Ziella mematung di tempatnya.

"Zie, ya ampun. Lo kenapa ke sini?"
tanya gadis itu sesaat setelah melihat sahabatnya yang hanya berdiri saja di depan pintu. Buru-buru Jeanne menghampirinya dan mengguncang tubuhnya pelan, membuat Ziella langsung tersadar dan menatapnya.

"Eum, gua laper. Tadi mau minta temenin ke dapur, soalnya Lana nggak bisa anterin. Oh iya Lala mana?" tanyanya

"Lala ke dapur juga, mending Lo samperin dia aja. Gua juga nggak bisa anter, tanggung." ujarnya sambil kembali melanjutkan pekerjaannya. Ziella memanyunkan bibirnya dan pergi meninggalkan Jeanne yang kembali fokus merajut.

Gadis itu buru-buru pergi ke dapur, bermaksud menghampiri Lalicia yang katanya pergi ke sana. Gadis itu menekan tombol telpon pada earphone nya, dan bertanya apakah Syena masih berbincang dengan wanita itu atau tidak. Dan ternyata, jawaban yang diberikan Joe membuat nya berhenti melangkahkan kakinya.

"Syena masih ngobrol sama tuh cewek, kenapa?"

"Joe, Jeanne ada di kamarnya."

Pernyataan yang dilontarkan oleh Ziella membuat Jonathan mengerutkan dahinya, merasa semuanya sangat jauh berbeda dengan apa yang mereka kira.

"Tapi Lalicia nggak ada disana, kata Jeanne dia ke dapur buat ambil makanan." sambung gadis itu.

"Ikutin Lalicia, sekarang Zie. Di malam hari dapur dikunci, jadi nggak ada seorang pun yang bisa masuk ke dapur." ujar Joe

Ziella yang mendengar hal itu tentu merasa heran dengan semua ini, kenapa semuanya jadi semakin membingungkan. Gadis itu pun mematikan sambungan telpon dan bergegas menyusul Lalicia.

"Sebenarnya apa yang terjadi. Jeanne yang kerjasama dengan Lian, Lalicia yang berbohong, dan siapa perempuan yang memperbudak Syena. Oh God!  hanya dengan memikirkan nya saja, rasanya kepala ku akan pecah." monolog gadis itu.

Di ujung koridor menuju dapur Ziella melihat Lalicia yang sedang berdiri dan berbincang dengan seorang laki-laki, memang tidak jelas siapa laki-laki itu. Apalagi penerangan lampu yang temaram membuat penglihatan gadis itu terbatas.

Ziella mendekat perlahan dan bersembunyi di balik guci tanaman besar, agar mempermudah nya dalam mengetahui siapa yang Lalicia temui di larut malam seperti ini.

"Endry, kamu tuh sebenarnya serius nggak sih sama aku. Kapan kamu bakalan batalin pertunangan kamu sama Lana?"

Pertanyaan yang diajukan Lalicia membuat Ziella menutup mulutnya, merasa terkejut dengan apa yang di dengarnya. Gadis itu pun menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi perekam suara, ia tidak akan mengambil video sebab Lalicia suka membuka galeri handphonenya. Rekaman itu akan ia tunjukkan pada Joe nanti, dan membicarakan tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

. . .

Di pagi harinya Ziella mengajak ketiga temannya untuk pergi sarapan, mereka mulai mengambil nampan dan beberapa menu sarapan.

"La semalam Lo ke dapur ya?" tanya Ziella dengan tatapan selidik, membuat Lana dan Jeanne menatap keduanya dengan bergantian.

"I-iya, emang kenapa sih Zie?" tanya gadis itu sewot

"Dapur? bukannya setiap pukul 9 malam dapur sudah di tutup ya." Ujar Lana yang membuat Lalicia mematung mendengar nya.

Jeanne yang daritadi hanya menyimak mulai menatap Lalicia dengan tatapan curiga, gadis itu merasa ada yang sedang di sembunyikan Lalicia dari mereka.

"La, semalam juga lo baliknya telat kan, sekitar jam 12 Lo baru balik ke kamar. Mana tampilan nya udah amburadul banget, Lo nggak kenapa-napa kan?"

Pertanyaan yang di ajukan Jeanne membuat Ziella mengepalkan tangannya kesal. Sedangkan, Lana dan Jeanne menatap Lalicia dengan tatapan penuh curiga membuat gadis itu merasa terpojok dan berakhir pergi meninggalkan mereka yang sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.

Ziella jadi berpikir, jangan-jangan suara yang ia dengar semalam saat akan menemui Joe itu adalah suara Lalicia dan Endry, Sial. Kalau itu benar, Ziella tidak akan pernah mau menganggap Lalicia sebagai sahabatnya lagi.

Menurut Ziella gadis itu sudah merusak persahabatan mereka. Pertama Jeanne, lalu sekarang Lalicia. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi yang pasti Ziella akan membongkar kebusukan mereka berdua dihadapan Lana.

Cepat atau lambat, Lana harus tau bagaimana sifat asli dari keduanya.

.

.

.

TBC

Guys sorry baru up...
Aku kemarin sibuk perpisahan, sekarang lagi galau karena kucingku 2 hari belum pulang...

Tapi karena baca komenan kalian dan ada yang tanya kapan aku update, aku jadi ada semangat untuk nulis dan memutuskan untuk update kelanjutannya...

Semoga suka ya, walaupun up nya sedikit ehehehehe...

LOVE YOU

Killian's mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang