Matahari nyaris menenggelamkan diri nya diufuk barat menimbulkan semburat gelap yang dihiasi sedikit cahaya matahari yang belum tenggelam sepenuhnya.
Disatu ruangan yang cukup luas, dengan 4 pasang kursi yang berhadapan dan 1 kusi diujung kanan dan kiri, serta meja ditengah tengahnya sebagai pembatas. Kini, meja itu sudah dipenuhi dengan kertas hts eh hvs, beberapa lembar dokumen dan pena yang berserakan, serta papan tulis yang penuh dengan coretan tangan yang berada di depan mereka semua atau dibelakang bangku single kebesaran sang ketua Osis
Drrtt... Drrtt...
Melirik ponselnya sekilas, sang ketua Osis melihat nama "Ridzrama" dilayar ponselnya itu pun langsung bergegas menekan tombol hijau
"Halo Al, kalian lagi rapat kan, udah kelar belum?"
"belum"
"oh, Rara masih disana?"
"Masih"
"gue nitip Rara ya, balik nya bareng lo"
"lo?"
"mau jemput mami tempat tante Dira"
"oke"
setelah mengatakan hal itu, Alvian langsung mematikan sambungan telpon nya sepihak lalu meletakkan kembali benda pipih di meja
"Fira, gimana?" tanya Alvian kepada Zhafira selaku sekretaris
Zhafira mengangguk mantap "beres kak, besok udah bisa diumumin ke seluruh siswa siswi" jawabnya sembari menyodorkan buku catatan Osis kepada Alvian
"pendanaan udah didata?" tanya nya lagi dengan nada yang lebih halus
Krik krik krik
Entah Kheisya, Zeylin, Nayyara, maupun Rafael sama sama terkejut dengan suara Alvian yang menghalus itu, apakah ketua Osisnya ini kerasukan setan yang membuatnya menjadi seperti ini?
"udah kak, tinggal dibenerin aja, bisa Fira urus dirumah kok" jawab Zhafira lagi
Mengangguk sekilas, ia pun melirik arloji hitam yang melingkar ditangan kirinya yang telah menunjukkan pukul 17:57
"beresin berkas masing masing, kita cukupkan rapat sampe disini" ujar Alvian dengan penuh wibawa, remaja itu bangkit dari duduk nya dengan beberapa berkas yang sudah ada ditangannya
Satu persatu anggota Osis keluar dari ruangan, menyisakan Alvian, Bara, Rycho, Zeylin, Kheisya dan Zhafira
"Kak Ridzal belum jemput, Ra?" tanya Zeylin, Zhafira menggeleng sembari terus menghubungi nomor kakak nya yang tidak aktif itu
Sial! Perutnya sudah lapar, kepala nya kini makin memberat, serta tubuh yang menuntut ingin diguyur oleh air dingin dari shower
"Ridzal lagi jemput Ma-Tante Aurel" tutur Alvian, Zhafira mengerutkan dahinya
"mamah kemana?"
"tante Dira"
Zhafira mengangguk, jari jemari Zhafira bergerak lincah diatas layar handphone nya, niatnya hendak memesan taksi online.
"Sya, cepet, ditunggu Papah" ujar Bara, Kheisya mengangguk
"Ra, sorry ya gue duluan" ujarnya, diangguki oleh Zhafira
"terus lo pulang sama siapa, Ra?" tanya Zeylin yang tengah membereskan beberapa berkas untuk dibawa pulang
"gue" ujar remaja berwajah antarktika itu dengan tatapan yang tak lepas dari layar ponselnya
"hah!" cengok Zeylin dan Zhafira, tak bisa mencerna situasi
"Zey, ayo" ajak Rycho yang sudah bangkit dari duduknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religion
Novela JuvenilArayhan Kandy Yoshyua (Arhan) seorang laki² tampan beragama Kristen yang jatuh hati kepada seorang gadis yang berbeda agama dengan nya. Apakah yang akan Arhan lakukan terhadap perasaannya? Next, langsung masuk ke cerita selengkapnya