Bab 1 - Antara Derana dan Ditya

79 28 50
                                    

Happy Reading!!

"Kata maaf tidak bisa menjadi obat. Bahkan seribu kata maaf jika terlanjur terluka, kata maaf bisa apa?"

-Derana A. Andromeda

*****

"Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan kebaikan. Yang buruk hati dan akalnya, makhluk jenis apa?"

-Praditya Enzi Artiarta

*****

"Hai sayang."

Sebuah suara yang sangat Derana kenali terdengar dengan jelas di rungunya. Menciptakan ketakutan hebat dalam diri Derana. Dalam sekejap, keringat telah membasahi tubuhnya, gadis itu bergetar hebat. Derana mematikan kran wastafel-menghentikan aktivitas mencuci wajahnya. Ia ingin segera meninggalkan tempat ini.

"Ada apa kak Mara?" tanya gadis itu dengan suara bergetar.

"Ayo bermain lagi, Derana. Kamu siap?" tanya seorang gadis yang bernama Mara itu.

Derana menggelengkan kepala takut. Bulir air mata mulai berjatuhan dari matanya.

"Kak Mara, ampun. Aku mohon ampun, kak Mara. Maaf."

Mara sama sekali tidak peduli dengan tangisan dan permohonan ampun dari Derana. Alih-alih kasihan ia justru senang mendengarnya. Tangannya dengan ringan mencengkram wajah Derana hingga kuku tajamnya menusuk pipi gadis itu.

"Maaf buat apa? Lo selalu minta maaf tapi lo ulangi lagi kesalahan itu!" bentak Mara sebelum mendorong kuat Derana ke arah tembok.

"Maaf kak. Maaf. Maaf, hiks."

"GUE GA BUTUH MAAF LO!" teriaknya sambil menenangi tubuh gadis itu.

Ia keluarkan sebuah cutter dari saku bajunya. Tersenyum smirk dan memandangi Derana.

"Kali ini mau dimana?"

Derana menggelengkan kepala sambil terisak, tubuhnya sudah terlalu remuk dan sakit rasanya. "Jangan. Jangan kak Mara."

Ia dekatkan benda tajam itu ke wajah Derana. Gadis itu tersenyum. "Disini ya?" tanpa mempedulikan ringkasan serta tangisan dari Derana, ia goreskan benda tajam itu di wajah ayu Derana. Menciptakan sobekan di bibir mungil gadis itu. Setelah puas dengan mahakaryanya ia mulai mengangkat tangannya ke atas.

PLAKK!!

"Ini. Karena lo udah lancang mendekati Atma!"

PLAKK!!

"Karena lo selalu dapat peringkat satu!"

PLAKK!!

"Karema lo yang menjadi anak kesayangan para guru!"

"Argh!" Mara menumpahkan se-ember air tepat di tubuh Derana. Derana memejamkan matanya, merasakan sakit dan dingin di seluruh tubuhnya. Sakit, demi Tuhan sakit sekali. Tuhan, tolong kirimkan seseorang untuk menolongnya, tolong.

"Ge benci sama lo! Kenapa lo ga mati aja?"

"Atas dasar apa Tuhan menciptakan makhluk ga berguna kayak lo? Parasit! Binatang lo! Entah dari dunia ini Derana!"

BRAKK!!

"Yang seharusnya dihapuskan dari dunia ini itu kamu!"

Mara terkejut melihat kehadiran Ditya, tapi Derana lebih terkejut. Kenapa... harus Ditya? Kenapa harus Abangnya?

Aku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang