1.Dunia di mata sheli

42 6 2
                                        

Shelly berjalan menuruni tangga dengan tenang aman dan tentram, walau pun tragedi kemarin yang masih tetap ada di benaknya, namun ia masih berusaha melupakan hal itu

Cuaca yang dingin di pagi itu, embun-embun pagi yang tadi ia lihat pada saat membuka jendela dengan antusias. Hal itu semakin membuat Shelly semangat untuk menuntun ilmu di sekolah

Shelly berdiri di depan Monica sambil tersenyum lebar, seolah tak ada kejadian apa pun

"gak, gak ada uang jajan buat kamu, cari uang sendiri. Tinggal di rumah ini aja udah beruntung!" Ucap Monica

"T-tapi ma, sheli belum makan," jawab Shelly yang masih berusaha untuk menahan rasa sakit di lubuk hatinya itu

"Gak usah banyak protes!" Bentak Monica

Dengan terpaksa sheli berbalik badan dan berjalan ke sekolah dengan perut kosong, dan air mata yang bergelinangan di mata bulat milik gadis remaja itu

*****

Ia berjalan di atas trotoar menelusuri kota Bandung yang indah nan asri, cuaca yang terasa sejuk, embun-embun pagi yang seakan menyapanya di pagi itu, angin-angin yang menerpanya, dan bukit-bukit indah yang kini menjadi objek yang selalu ia lihat

"SHELIIIII!"Pekik seseorang dari kejauhan

Mendengar itu sheli pun langsung berbalik badan, dan Yap! Itu adalah Aila. Melihat Aila yang berada di seberang jalan, sheli pun langsung menarik bibir tipisnya hingga mengukir sebuah senyum yang manis

Aila pun ikut tersenyum, dan melihat kiri kanan jalan, untuk melihat situasi jalanan yang kini agak ramai oleh kendaraan yang lalu lalang

Setelah di rasa aman, Aila lalu berjalan menyebrangi jalanan aspal yang berwarna abu-abu yang kini diinjak oleh sepatu Aila yang berwarna putih dan hitam

"Sheli, kok muka kamu pucat?" Tanya Aila khawatir dengan keadaan Shelly

"Kamu belum makan?" Tanya Aila seolah tau apa yang kini di rasakan oleh sahabatnya itu

Mendengar itu sheli pun menggelengkan kepalanya untuk menutupi kejadian yang baru saja ia alami. "Gak, aku udah makan kok, mungkin emang bibir aku lagi pucat aja," jawab sheli

Mendengar pengakuan shelly, sontak Aila langsung mengerutkan alisnya. "Kamu bohong?" Tanya Aila. "Shel, jangan bohong. Jujur aja, aku gak suka kalo kamu bohong," sambung Aila

Sheli pun sontak menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah. "Udah gak usah merasa bersalah kayak gitu," gumam Aila sambil mengangkat kepala sheli

Setelah itu Aila melihat jam yang berada di tangannya sejenak. "Jam masuk masih satu jam lagi, mending makan dulu yok!" Ajak Aila

"Tapi aku gak la-" kalimat yang hendak shelly lontarkan itu harus terhenti karena ulah dirinya sendiri. Tapi nanti kalo aku bohong Aila bakal marah lagi batin shelly

"Kenapa?" Tanya Aila heran. "Aku gak bawa uang," jawab shelly

"Kenapa?" Tanya Aila lagi

"Ceritanya panjang," jawab sheli

"Yaudah, pake uang aku aja," jawab Aila

"Tapi, kamu gimana?" Tanya sheli

"Gak pa-pa, mama aku ngasi uang lebih kok," jawab Aila

******

"Ai, aku mau cerita," gumam sheli yang sedang duduk di taman sekolah bersama Shela

"Cerita aja shel," jawab Aila

"Kenapa ya, mama aku gak pernah nganggap aku sebagai anaknya, padahal aku anak kandungnya," ucap sheli dengan tatapan kosong

Dear dunia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang