Raya melipat kedua tangan di depan dada sambil melayangkan tatapan tajam pada Abi. "Gue pengen tanya sama lo ... lo anggap apa Keyla selama ini?"
Dengan wajah sendu, Abi menjawab pelan. "Temen."
Meisya membuang muka seraya tersenyum sinis. Rusak sudah image baik Abi di matanya. Rupanya dia pun tidak lebih dari seorang bajingan.
"Cuma temen?" Raya terus menghakimi Abi.
Pemuda itu mengangguk samar. Ia tidak kaget dan sudah bisa menebak jika sahabat-sahabat Keyla tidak akan tinggal diam.
"Lo nggak sadar sering ngebaperin dia? Lagian mana ada temen tapi sayang-sayangan." Nada suara Raya semakin meninggi, pertanda emosinya semakin naik.
Abi membuang nafas kasar. Sungguh, semua ini benar-benar membuatnya frustasi. "Terus gue harus gimana?"
"Lo masih nanya? Kalau lo nggak suka sama Keyla, berhenti bersikap baik dan berhenti ngasih harapan palsu sama dia!"
"Emang Keyla pikir gue suka sama dia?"
Kali ini Raya speechless. Demi apapun, ia tidak menyangka Abi sebangsat itu.
Giliran Meisya yang maju dan pasang badan. "Kalau lo nggak suka sama Keyla, ngapain lo manggil dia sayang? Kenapa lo selalu bersikap baik dan seolah ngasih harapan sama dia?"
Skak mat!
Otak Abi buntu dan tidak bisa menjawab lagi. Apalagi sakit kepala yang tiba-tiba menyerang, memaksa Abi harus terlihat baik-baik saja di depan kedua gadis itu.
"Gak bisa jawab kan lo?! Gue pikir lo berbeda sama si Fathan dan si Hugo. Nyatanya sama aja! Bahkan lo lebih bangsat dari mereka berdua," ucap Meisya berapi-api. Masih segar dalam ingatannya ketika Keyla menangis menyakitkan tadi malam. Ia tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu.
Di saat situasi sedang memanas, Keyla keluar gerbang dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ayo guys, kita berangkat."
Gadis itu masuk ke dalam mobil Raya, tanpa menatap ke arah mereka sedikit pun. Persetan! Ia sudah lelah dan tidak peduli lagi dengan semuanya.
***
Div ntar kalau lo udah nyampe, langsung ke kantin yah. Ada yang pengen gue omongin
Pesan WhatsApp dari Raya yang Divio terima tiga puluh detik yang lalu. Pemuda itu langsung menaruh ransel hitamnya, dan bergegas menemui pacarnya di kantin.
Setibanya di kantin, Divio melihat Raya yang sedang duduk sendiri sambil meminum sekaleng susu.
"Lo mau ngomongin apa?" tanya Divio sesaat setelah ia duduk di hadapan Raya.
Raya menatap Divio lamat-lamat. "Gue butuh bantuan lo."
Divio menaikan sebelah alisnya. "Bantuan apa?"
Gadis itu pun menceritakan masalah Keyla pada Sang Pacar. Berharap pacarnya bisa menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada Abi, karena Raya yakin ada yang tidak beres.
Setelah mendengar penuturan Raya, Divio mengangguk pertanda bahwa ia mengerti. "Lo tenang aja. Gue bakal nyari tahu semuanya."
"Oke.. Tolong yah, gue bener-bener gak tega ngelihat Keyla. Berturut-turut dia disakitin sama tiga cowok."
Divio tersenyum sejuk. "Iyah, lo tenang aja."
**
Hari itu, Regy baru sekolah lagi setelah beberapa hari absen karena sakit yang dialaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO SOMPLAK (SELESAI)
Fiksi RemajaMenceritakan 3 Gadis yang bersahabat sejak masuk SMA dan memiliki permasalahan yang sama, yakni susah move on. Keyla Maheswari : Tidak bisa move on dari mantannya yang tergoda cabe-cabean. Raya Monica : Tidak bisa move on dari pacarnya yang meningga...