IL VICOLO NASCOSTO DEL PALAZZO VECCHIO

14 6 0
                                    

Malam sudah larut saat Alessandro, Isabella, dan Lorenzo tiba di depan pintu masuk bawah tanah yang tersembunyi di dekat Palazzo Vecchio, salah satu bangunan paling bersejarah di Florence. Hawa dingin malam itu membuat suasana semakin mencekam. Mereka berdiri di depan sebuah pintu batu yang hampir tidak terlihat di balik semak-semak liar. Peta kuno yang mereka temukan di balik lukisan menunjukkan bahwa ini adalah pintu masuk menuju lorong-lorong rahasia di bawah kota.

“Ini pasti tempatnya,” kata Lorenzo sambil menyorotkan lampu senter ke pintu batu. “Menurut peta, lorong ini akan membawa kita ke sebuah ruangan rahasia yang menyimpan rahasia besar Florence.”

Isabella mengangguk. “Kita harus masuk dan mencari tahu apa yang tersembunyi di sana. Tapi kita harus berhati-hati. Tidak ada yang tahu apa yang akan kita temui di dalam.”

Dengan usaha yang kuat, Alessandro berhasil membuka pintu batu itu, memperlihatkan lorong gelap yang memanjang ke bawah. Aroma lembab dan keringat seolah menyeruak dari dalam lorong itu. Dengan hati-hati, mereka bertiga masuk ke dalam lorong yang sempit dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya senter mereka.

Lorong itu penuh dengan tikungan tajam dan tangga yang curam. Suara langkah kaki mereka terdengar menggema di antara dinding batu yang dingin. Setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan ukiran kuno di dindingnya. Di tengah ruangan itu terdapat sebuah patung marmer besar yang menggambarkan seorang ksatria dengan pedang terhunus.

“Apa ini?” tanya Alessandro sambil mendekati patung itu. “Sepertinya ini adalah semacam penanda atau penjaga.”

Isabella memeriksa ukiran di dinding dengan seksama. “Ini adalah simbol-simbol kuno yang saya kenali. Ini adalah petunjuk untuk membuka jalan menuju ruangan rahasia yang kita cari.”

Mereka mulai mencari petunjuk yang tersembunyi di balik patung dan ukiran tersebut. Tiba-tiba, Lorenzo menemukan sebuah tuas kecil di belakang patung. Dengan hati-hati, ia menarik tuas itu, dan terdengar suara gemeretak yang diikuti oleh terbukanya pintu rahasia di salah satu dinding.

“Lihat! Pintu ini membawa kita ke ruangan lain,” kata Lorenzo dengan semangat.

Mereka melangkah melalui pintu itu dan menemukan diri mereka di sebuah lorong yang lebih besar, dindingnya dihiasi dengan mosaik indah yang menggambarkan berbagai adegan sejarah Florence. Di ujung lorong itu, mereka melihat cahaya redup yang berasal dari ruangan lain.

Mereka memasuki ruangan yang diterangi oleh cahaya lilin yang berkelip-kelip. Di tengah ruangan itu, ada sebuah meja kayu besar yang penuh dengan gulungan kertas, peta kuno, dan buku-buku tebal. Di dinding, mereka melihat lukisan yang mirip dengan lukisan warisan Alessandro, tetapi dengan detail yang lebih rumit.

“Ini luar biasa,” kata Isabella dengan takjub. “Ini seperti arsip rahasia Florence. Kita mungkin akan menemukan jawaban di sini.”

Saat mereka mulai memeriksa gulungan kertas dan peta kuno, Isabella menemukan sebuah catatan yang ditulis dengan tangan. “Lihat ini,” katanya sambil menunjukkan catatan itu kepada Alessandro dan Lorenzo. “Ini adalah catatan dari abad ke-15 yang berbicara tentang sebuah organisasi rahasia yang berusaha menyembunyikan kebenaran di balik sejarah Florence.”

Alessandro membaca catatan itu dengan cermat. “Ini mungkin terkait dengan rahasia yang tersembunyi dalam lukisan warisanku. Kita harus mencari tahu lebih lanjut.”

Saat mereka terus membaca catatan itu, mereka mendengar suara langkah kaki di luar ruangan. Suara itu semakin mendekat, dan mereka menyadari bahwa seseorang sedang mengikuti mereka. Dengan cepat, mereka mematikan lampu senter dan bersembunyi di balik meja.

Pintu ruangan terbuka, dan seorang pria dengan jubah hitam masuk. Ia memegang sebuah pisau besar dan tampak mencari sesuatu. Alessandro merasakan detak jantungnya semakin cepat saat pria itu mendekat ke meja tempat mereka bersembunyi.

Ketika pria itu hampir mencapai meja, Isabella memberikan isyarat kepada Alessandro dan Lorenzo untuk bersiap-siap. Dengan hati-hati, mereka menunggu saat yang tepat untuk melarikan diri. Saat pria itu membelakangi mereka, mereka segera bangkit dan melarikan diri melalui lorong yang gelap.

Mereka berlari tanpa henti, mencoba mencari jalan keluar dari labirin bawah tanah. Setelah beberapa menit, mereka akhirnya menemukan pintu keluar yang membawa mereka kembali ke permukaan. Di luar, udara malam terasa segar dan membebaskan.

Mereka berdiri di tepi Sungai Arno, terengah-engah dan penuh dengan rasa lega. Namun, mereka tahu bahwa bahaya masih mengintai dan rahasia besar masih menunggu untuk diungkapkan. Dengan tekad yang semakin kuat, mereka berjanji untuk melanjutkan pencarian mereka, meskipun tantangan yang lebih besar masih menanti di depan.










Cite ni bosan sekian🦕

Yg baca ni en x de pendapat ke walaupun yg baca 3/4 orng je🤣

LUKISAN TERLARANGWhere stories live. Discover now