viaggio verso la verità

2 2 0
                                    

Fajar mulai menyingsing saat Alessandro, Isabella, Lorenzo, dan Bianca berkumpul di ruang tersembunyi di Galeri Uffizi. Meskipun mereka berhasil mengusir Giovanni Rossi, peringatan pria itu masih bergema dalam benak mereka. Mereka tahu bahwa bahaya mengintai di setiap sudut dan rahasia besar yang mereka cari mungkin lebih gelap dari yang mereka bayangkan.

“Giovanni tadi malam,” Alessandro memulai, suaranya sedikit gemetar, “dia tampak yakin bahwa kita sedang menggali sesuatu yang sangat berbahaya.”

Isabella mengangguk, “Kita harus lebih berhati-hati. Tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Kita sudah terlalu jauh untuk kembali.”

Bianca menatap peta dan catatan yang mereka temukan. “Saya setuju. Kita harus melanjutkan penyelidikan ini, tapi dengan lebih waspada. Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang simbol yang kita temukan.”

Lorenzo, yang selalu memiliki wawasan yang tajam, berpikir sejenak. “Saya punya ide. Ada seorang sejarawan tua yang tinggal di dekat Katedral Santa Maria del Fiore. Namanya Franco Mancini. Dia tahu banyak tentang sejarah gelap Florence dan mungkin bisa membantu kita memahami lebih baik tentang simbol ini.”

Mereka sepakat untuk mengunjungi Franco Mancini. Setelah menyamar untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan, mereka berempat berjalan melewati jalan-jalan sempit Florence menuju rumah Franco yang terletak di sudut tenang kota. Franco adalah pria tua yang ramah dengan wajah berkerut dan mata yang penuh dengan pengetahuan sejarah yang mendalam.

“Franco, kami butuh bantuanmu,” kata Lorenzo setelah mereka disambut dengan hangat di rumah Franco. “Kami menemukan simbol ini dalam sebuah peta kuno, dan kami percaya itu terkait dengan rahasia besar Florence.”

Franco mengamati simbol itu dengan seksama. “Ah, ini adalah simbol dari kelompok rahasia yang dikenal sebagai ‘La Confraternita dell'Ombra’ atau Persaudaraan Bayangan. Mereka adalah sekelompok orang yang, sejak zaman Renaissance, berusaha menyembunyikan kebenaran tertentu dari sejarah Florence.”

Alessandro tercengang. “Apa yang mereka sembunyikan? Mengapa itu begitu penting?”

Franco menghela napas panjang. “La Confraternita dell'Ombra menyembunyikan berbagai rahasia, termasuk artefak dan dokumen yang mengungkap kebenaran tentang sejarah dan politik Florence. Mereka takut jika kebenaran ini terungkap, itu akan mengubah pandangan orang tentang masa lalu kita dan mungkin mengguncang kekuasaan yang ada.”

Isabella menggigit bibirnya, mencoba mencerna informasi ini. “Apakah ada cara untuk menemukan apa yang mereka sembunyikan?”

Franco mengangguk pelan. “Ada. Tapi itu tidak mudah. Mereka sangat hati-hati dalam menyembunyikan rahasia mereka. Simbol ini menunjukkan bahwa kalian berada di jalur yang benar. Ada sebuah tempat, sebuah kapel kecil yang tersembunyi di bawah tanah di dekat Basilika Santa Croce. Kalian harus mencari di sana.”

Mereka berterima kasih kepada Franco dan segera menuju Basilika Santa Croce. Dalam perjalanan, mereka tidak bisa menahan rasa cemas dan antusiasme mereka. Setibanya di sana, mereka dengan hati-hati memasuki kapel kecil yang tersembunyi di bawah tanah. Tempat itu gelap dan berbau lembap, dengan hanya sedikit cahaya yang menerobos masuk melalui celah-celah kecil.

Di dalam kapel, mereka menemukan sebuah altar yang dihiasi dengan simbol-simbol yang sama seperti yang mereka temukan di peta. Di balik altar, terdapat sebuah pintu besi tua yang tampak sangat berat dan terkunci.

“Ini pasti tempatnya,” kata Lorenzo dengan yakin. “Tapi bagaimana kita membukanya?”

Isabella mendekati pintu itu dan melihat sebuah ukiran kecil di sudutnya. “Ini adalah kombinasi angka. Saya pikir kita perlu menemukan kode untuk membuka kunci ini.”

Mereka mencari di sekitar kapel, mencoba menemukan petunjuk tentang kombinasi angka yang bisa membuka pintu tersebut. Akhirnya, Alessandro menemukan sebuah gulungan kertas tua yang tersembunyi di balik salah satu patung. Gulungan itu berisi serangkaian angka yang tampaknya cocok dengan mekanisme kunci di pintu besi.

Dengan hati-hati, mereka memasukkan kombinasi angka tersebut, dan terdengar suara keras ketika pintu besi itu terbuka perlahan. Di balik pintu, mereka melihat sebuah ruangan kecil yang penuh dengan cahaya lilin dan dipenuhi dengan buku-buku tua, peta kuno, dan artefak sejarah.

“Apa semua ini?” tanya Bianca dengan kagum. “Sepertinya ini adalah arsip rahasia dari La Confraternita dell'Ombra.”

Mereka mulai memeriksa ruangan itu dengan seksama, membaca buku-buku tua dan memeriksa artefak. Di salah satu buku, mereka menemukan catatan yang mencengangkan. Catatan itu mengungkapkan bahwa La Confraternita dell'Ombra telah menyembunyikan sebuah artefak penting yang bisa mengungkap rahasia besar tentang asal-usul keluarga Medici dan peran mereka dalam sejarah Florence.

Lorenzo tercengang membaca catatan tersebut. “Jadi, ini bukan hanya tentang seni atau sejarah. Ini tentang kekuasaan dan pengaruh keluarga saya. Jika rahasia ini terungkap, itu bisa mengubah segalanya.”

Isabella menggenggam tangan Lorenzo dengan lembut. “Kita harus berhati-hati. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang.”

Namun, saat mereka sedang berbicara, mereka mendengar suara langkah kaki mendekati kapel. Mereka segera mematikan lampu dan bersembunyi di balik rak buku besar. Suara langkah kaki itu semakin mendekat, dan mereka merasakan ketegangan di udara. Siapa pun yang datang, mereka tahu bahwa mereka harus bersiap menghadapi bahaya yang mungkin akan mengubah arah pencarian mereka.

Mereka menahan napas, menunggu dalam kegelapan, siap untuk menghadapi apapun yang akan datang. Perjalanan menuju kebenaran semakin berbahaya, dan mereka harus bertahan hidup untuk mengungkap rahasia besar yang telah lama tersembunyi di bawah kota Florence yang megah ini.

LUKISAN TERLARANGWhere stories live. Discover now