incontro con l'oscurità

9 4 0
                                    

Alessandro, Isabella, dan Lorenzo kembali ke apartemen Alessandro setelah melarikan diri dari lorong-lorong bawah tanah di Palazzo Vecchio. Rasa lega bercampur dengan kekhawatiran menyelimuti mereka, karena mereka tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai dan musuh yang tak terlihat sedang mengintai. Saat mereka memasuki apartemen, mereka berusaha menyusun rencana berikutnya.

“Tempat ini bukan lagi tempat yang aman bagi kita,” ujar Lorenzo dengan nada serius. “Kita perlu mencari tempat yang lebih aman untuk menyelidiki peta dan catatan yang kita temukan.”

Isabella mengangguk setuju. “Saya punya tempat di Galeri Uffizi yang bisa kita gunakan. Di sana, kita bisa lebih aman dan lebih mudah mengakses sumber daya yang kita butuhkan.”

Alessandro tampak cemas. “Bagaimana jika mereka menemukan kita di sana? Kita butuh rencana cadangan.”

Isabella memandang Alessandro dengan penuh keyakinan. “Kita tidak punya banyak pilihan. Jika kita ingin mengungkap rahasia ini, kita harus mengambil risiko.”

Mereka bertiga kemudian segera berkemas dan meninggalkan apartemen Alessandro menuju Galeri Uffizi. Di galeri, Isabella membawa mereka ke sebuah ruangan tersembunyi di bagian belakang galeri yang biasa digunakan untuk menyimpan dan memeriksa karya seni berharga. Ruangan itu penuh dengan buku-buku tua, alat konservasi seni, dan beberapa lukisan yang sedang dalam proses restorasi.

“Ini tempatnya,” kata Isabella sambil membuka sebuah kotak besar yang penuh dengan buku-buku dan gulungan kertas kuno. “Kita bisa mulai dari sini.”

Alessandro meletakkan peta dan catatan yang mereka temukan di atas meja besar. Mereka bertiga mulai memeriksa setiap detail dengan cermat, mencari petunjuk yang dapat membawa mereka lebih dekat ke kebenaran. Saat mereka bekerja, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu ruangan itu.

“Siapa itu?” tanya Alessandro dengan hati-hati.

Pintu terbuka perlahan, dan seorang wanita berambut pirang dengan pakaian konservasi seni masuk. Dia adalah Bianca Verdi, teman dekat Isabella yang juga seorang ahli konservasi seni.

“Isabella, saya mendengar kamu di sini dan membawa tamu,” kata Bianca dengan senyum ramah. “Saya datang untuk melihat apakah saya bisa membantu.”

Isabella menyambut Bianca dengan hangat. “Bianca, ini Alessandro Bertoni dan Lorenzo di Medici. Kami sedang dalam penyelidikan yang melibatkan sebuah lukisan tua dan rahasia besar. Kami bisa sangat menggunakan bantuanmu.”

Bianca mengamati peta dan catatan di atas meja dengan minat. “Menarik sekali. Saya senang bisa membantu. Apakah kalian sudah menemukan petunjuk yang berarti?”

Lorenzo menggeleng. “Belum banyak, tapi kami yakin bahwa ini adalah peta yang menunjukkan lokasi rahasia di bawah Florence. Kami perlu memeriksa setiap detail untuk menemukan petunjuk selanjutnya.”

Bianca mengangguk dan mulai membantu mereka. Dengan pengetahuannya yang mendalam tentang seni dan sejarah, dia segera menemukan sesuatu yang menarik di salah satu sudut peta.

“Lihat ini,” kata Bianca sambil menunjuk sebuah tanda kecil di peta. “Ini adalah simbol yang sama dengan yang kita lihat di lukisan-lukisan kuno. Saya pikir ini adalah kunci untuk membuka ruangan rahasia yang kalian cari.”

Mereka memeriksa simbol tersebut dengan lebih dekat dan menyadari bahwa itu adalah petunjuk untuk sebuah mekanisme tersembunyi yang bisa membuka jalan menuju ruangan rahasia. Sementara mereka sedang memeriksa peta, tiba-tiba mereka mendengar suara gemericik di luar ruangan.

Mereka saling memandang dengan cemas. “Ada seseorang di luar,” bisik Alessandro. “Kita harus waspada.”

Isabella mematikan lampu ruangan, dan mereka bersembunyi di balik rak buku dan meja. Pintu ruangan terbuka perlahan, dan seorang pria dengan wajah tertutup topeng masuk. Dia memegang pisau di tangannya dan tampak mencari sesuatu.

Alessandro merasakan ketegangan di udara. Pria itu adalah Giovanni Rossi, orang yang mereka temui sebelumnya di lorong bawah tanah. Giovanni bergerak dengan tenang dan hati-hati, seolah tahu bahwa ada sesuatu yang penting di ruangan itu.

Ketika Giovanni mendekati meja tempat peta dan catatan itu, Alessandro memberi isyarat kepada yang lain untuk bersiap-siap. Dengan cepat dan diam-diam, mereka berempat menyerbu Giovanni, dan berhasil menjatuhkannya. Pisau terlempar dari tangan Giovanni, dan Alessandro segera menahan tangannya ke belakang.

“Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan dari kami?” tanya Alessandro dengan suara tegas.

Giovanni tersenyum licik. “Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi. Rahasia yang kalian cari terlalu besar untuk kalian tangani. Kalian sebaiknya menyerah sebelum semuanya terlambat.”

Isabella mendekat dengan wajah serius. “Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan kebenaran. Apa yang kamu tahu tentang rahasia ini?”

Giovanni tertawa kecil. “Kalian hanya melihat permukaannya. Ada kekuatan yang lebih besar yang bermain di sini. Jika kalian terus, kalian akan terjerat dalam kegelapan yang tidak pernah kalian bayangkan.”

Sebelum mereka bisa mendapatkan jawaban lebih lanjut, Giovanni tiba-tiba menarik diri dengan kekuatan yang tak terduga dan berhasil melarikan diri ke dalam kegelapan malam. Alessandro, Isabella, Lorenzo, dan Bianca hanya bisa berdiri terdiam, merenungkan ancaman yang baru saja mereka hadapi.

Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan semakin berbahaya, tetapi tekad mereka semakin kuat. Mereka bertekad untuk mengungkap rahasia besar Florence, tidak peduli apa yang harus mereka hadapi di jalan. Dengan setiap langkah, mereka semakin dekat pada kebenaran yang tersembunyi di balik kegelapan.

LUKISAN TERLARANGWhere stories live. Discover now