01

489 71 0
                                    

"Tuan muda.. Tolong buka pintu nya.. " Xavier sweatdrop, saat mendapati 'Michael' yang malah lari dan mengunci diri di toilet saat mendapati jika Keluarga Lynx baru saja tiba. Di belakang nya terdapat keluarga lynx yang tampak menatap pintu kamar mandi yang tertutup cukup lama.

"Shut the fuck up! Aku tidak mau!" Teriak Michael dari balik pintu, sementara di sisi lain Marvel merasa benar benar frustasi, rasanya ia tak mau mati untuk yang ke dua kali nya!

Saat mendengar banyak nya derap langkah Marvel langsung lari ke kamar mandi mengabaikan infus nya yang Terlepas lalu mengunci pintu dari dalam, jantung nya berdetak lumayan kencang. Siapa yang tidak takut jika berada di posisi Marvel?

Marvel tidak peduli jika ia sudah menghabiskan waktu setengah jam berada di sini, hanya untuk menghindari kematian apapun akan Marvel usahakan.!

"Okay jika itu mau mu, mundur sedikit jika tidak ingin berakhir terluka"

Alis Marvel menyirit, belum sempat ia menjawab, Marcel malah di kejutkan dengan pintu yang di dobrak secara kencang sehingga terbuka begitu saja

BRUGH

Marvel terjatuh akibat dorongan dari luar, terdiam beberapa saat seolah kesadaran nya sempat hilang entah kemana, di rasa sudah kembali sadar Marvel perlahan menoleh ke belakang, menelan ludah nya kasar saat mendapati Ke enam lelaki berbeda usia yang tengah menatap nya.

"Shit.. "  Umpat Marvel

"Dasar nakal, sudah berapa kali aku harus menghukum mu agar kau patuh? " Marvel sedikit mengangkat pandangan nya guna menatap Seorang lelaki yang tak lain adalah Matthew, kakak ke dua dari Michael lynx yang sering menghukum Michael jika anak itu berbuat kesalahan sekecil apapun di dalam novel.

Marvel Sweatdrop, Ia hanya bisa berdoa saja agar tidak berakhir mendapat tembakkan di kepala hanya karena bersembunyi di kamar mandi.

"Bangun, lantai kamar mandi dingin. " Kata Alvareez menatap Michael yang tampak seperti bocah linglung jengah sembari membantu Marvel berdiri secara perlahan, alis Marcel sedikit menyirit sebelum menyadari jika yang berada di samping nya adalah Alvareez, terlihat dari tinggi badan nya yang lebih pendek dari yang lain

Marvel secara reflek menjauhkan dirinya dari Alvareez, ia tak mau mengambil resiko  berdekatan dengan sumber kematian nya

Menghela nafas pelan Matthias menatap datar putra bungsu nya lalu berkata "Sudah menyesali perbuatan mu? " Tanya Matthias

Marvel menelan ludah nya kasar "sudah, ayah.. " marvin bersedekap dada sembari menatap nya

"Ayah? Sejak kapan kamu memanggil daddy seperti itu. " Ucap si sulung lynx yang mampu membuat Marvel sweatdrop

"Ah.. Iya juga. " Kata Marvel yang mendapat tatapan bingung dari beberapa orang.

Matthew menatap datar Marvel "Renungkan Apa yang kau perbuat, jangan menginjakkan kaki ke rumah jika kau masih berbuat ulah. "

Marvel hanya mengangguk guna menjawab perkataan Matthew

"Cih.. Ini baru peringatan, bocah. Jika kau melukai Alvareez lagi maka aku tak akan segan untuk membunuh mu. " Marvel melirik ke arah Seorang lelaki yang bernama Marveen. Kakak ke tiga Michael lynx.

Marvel mendengus pelan, lagi pula ia merasa kesal kenapa sampai seperti itu menjaga Alvareez yang bahkan hanya anak angkat?

Eh.. Kenapa tiba tiba marcel berfikir seperti itu ya? Apa Memang sudah bawaan dari Tubuh ini.. Menggeleng kecil Marvel Memilih untuk menepis pikiran itu

Kepala Marvel terasa berdenyut nyeri, ia meringis pelan sebelum memegang kepala nya yang terasa sakit.

"Jangan memainkan drama sampah mu, kami tidak akan prihatin. " Cibir Marveen, Marcel mendengus

Become an extra antagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang