Berawal dari kesalahan (JayYoohan)

254 22 3
                                    

21 Februari (10.00)

Disebuah apartemen mewah, dua pria yang tidur sambil berpelukan hanya dibalut dengan selimut tebal. 

Pria dengan lesung pipi bangun  lebih awal, saat dia membuka mata dia bisa melihat pria yang sedang tidur nyenak dalam pelukannya.

"Selamat pagi Yoohan." Dengan suara dan elusan yang lembut mendarat di atas kepala Yoohan.

Yoohan tidak bergeming dengan suara itu, tapi dia mengencangkan pelukannya.

Pria itu tersenyum puas dan membalas pelukan Yoohan.

"Ini sudah siang, kamu harus makan agar kita bisa melanjutkan  berguling di kasur."

"Aku tidak lapar, Jay!" Pria yang di panggil Jay oleh Yoohan terkejut karena lawan bicaranya yang awalnya diam dipelukannya bereaksi dan semakin menenggelamkan kepalanya ke leher Jay.

"Come on baby. Kamu bisa melanjutkan tidur setelah kamu makan, aku tidak mau kamu sakit okey?"

"Hmm... Salah siapa aku tidak bisa tidur semalam!" 

Alih-alih menjawab Jay bergerak untuk mengangkat Yoohan. Reaksi yoohan yang sangat menggemaskan membuat Jay menghujani Yoohan dengan banyak ciuman ringan.

"Berhenti dan turunkan aku, bodoh." Berontak yoohan pada jay, namun berkebalikan dengan yang dia katakan Yoohan mengalungkan lengannya di leher Jay.

"Kamu membersihkanku dengan baik, kerja bagus." Ciuman tiba-tiba yang mendarat di pipi Jay membuatnya menghentikan langkahnya di depan meja makan.

"Haruskah kita lanjut bermain daripada makan?"

"Dasar mesum bodoh." Jawab Yoohan sambil meloncat turun dari pelukan  Jay.

Yoohan hanya memakai atasan piama panjang berwarna navy dengan celana hitam pendek, Jay yang tergoda dengan pemandangan itu menggoda Yoohan lagi.

"Baby, semakin hari  kakimu semakin indah." Jay yang bicara seperti itu dengan tiba-tiba berlutut di depan Yoohan dan mencium kaki Yoohan.

Yoohan yang pasti terkejut bergerak mundur dan membuatnya hampir terjatuh.

"Kamu harus hati-hati!" Reaksi kaget Jay saat menangkap Yoohan.

"Nice catch." Balas Yoohan dengan senyum tipis.

Jay hanya menatap Yoohan  yang sekarang berjalan ke meja makan, dia berencana memasak untuk Yoohan. Tapi suasana ini membuat dia teringat saat mereka pertama bertemu. Jelas itu aneh, tidak ada sedikitpun yang mirip dengan hari itu, tapi Jay masih memasang wajah tersenyum sambil memasak.

"Kenapa kamu tersenyum selebar itu? apa memasak untukku semenyenangkan itu?"

"Ini sangat menyenangkan, tapi bukan karena itu aku tersenyum?"

Jay yang sekarang berdiri membelakangi Yoohan terkejut saat lengan indah yang sejak pagi memeluknya sekarang melingkar indah di pinggangnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum seperti itu?" Yoohan bertanya sekali lagi, kali ini dengan suara yang sedikit merengek.

Jay yang tiba-tiba membalikkan tubuhnya berbisik .

"Aku ingat saat seseorang menciumku di ruang istgirahat, feromonnya sangat harum dan memabukkan, dia sangat manis sampai-sampai aku ingin memakannya."

Telinga Yoohan menjadi merah saat mendengar itu.

"Yah.. itu ciuman terbaikku dengan seseorang yang sangat aku cintai." Lanjut Jay.

"Berhenti bicara." Sela Yoohan.

"Dia juga sangat imut, aku benar-benar ingin menguncinya tapi dia sangat suka pekerjaannya sekarang, itu membuatku  cemburu." Jay terus melanjutkan perkataannya mengabaikan Yoohan yang malu sambil menenggelamkan wajahnya di punggung Jay.


21 Februari (20.00)

Setelah makan malam di ruang tv. Yoohan yang sedang asik menonton tv dan Jay yang sedang bekerja di seblahnya, tiba-tiba mengatakan hal random yang membuat Jay mau tidak mau harus menghentikan aktivitasnya dan menatap Yoohan dengan bingung.

"Jay, bukankah es krim rasa jeruk akan enak di makan sekarang?"

"Es krim jeruk?"

"Iya! Aku tiba-tiba ingin makan itu, kamu tidak mau membelikan untuk ku?" Tanya Yoohan sedikit sinis.

"Bukan begitu sayang, kamu sendiri yang bilang kalau perlu diet karena beratmu bertambah dan ada pemotretan lusa. Apa tidak masalah makan es krim di jam ini?" Tanya Jay lembut sambil mengelus kepala Yoohan.

"Tapi aku sangat ingin...Apa kamu tidak suka kalau aku bertambah gemuk?" Jawab Yoohan dengan sedikit memelas.

"Mana mungkin, tunggu di sini aku akan suruh orang membeli."

"Tidak! Aku mau kamu sendiri yang beli." Sela Yoohan sambil mendesak Jay.

Jay yang terkejut dengan perkataan tiba-tiba Yoohan, membuat dia terdiam. Selama menjadi kekasih Jay, Yoohan bukan orang yang pilih-pilih dalam hal-hal seperti itu, biasanya dia akan menerima apapun yang dibelikan oleh orang suruhan Jay selagi itu masih keinginannya. Tapi menurut Jay hari ini dia berbeda, selain dia yang sejak semalam sangat manja dia juga sangat harum, Jay semakin bertanya-tanya dengan pernyataan Yoohan barusan.

"Baiklah baby, kamu tunggu di sini ya." Jay mengabaikan semua pertanyaan di kepalanya dan memutuskan untuk menuruti permintaan Yoohan.

"Janji kamu sendiri yang membelinya."

"Iya, baby."  

Jay mengecup kening Yoohan dan segera mengambil mantel dan kunci mobilnya.


21 Februari (20.30 malam)

Hujan lebat yang tiba-tiba turun membuat jalanan macet total. Jay yang sekarang terjebak macet, padahal hanya tinggal satu belokan lagi akan sampai di basement apartemennya.

"Sial es nya bisa leleh." dia menatap miris pada es krim yang ada di bangku sebelah.

Setelah 45 menit berlalu Jay akhirnya sampai di basement. Dia bergegas menuju lift dengan tergesa-gesa dia segera berlari saat lift terbuka di penthousesnya.

"Yoohan aku pulang." Jay yang baru memasuki rumah tidak mendapat respon dari sang pujaan hati.

Jay langsung meletakan es krim jeruk ke dalam freezer, dan berjalan ke lantai 2.

Dia mencari Yoohan di setiap sudut kamar tapi Yoohannya tidak ada di sana, Jay yang panik menelfon Yoohan tapi bunyi ponsel Yoohan dari ruang tv yang kosong membuat Jay semakin khawatir.

Hampir semua ruangan di rumahnya sudah dia jelajahi untuk mencari Yoohan. Berbagai pertanyaan muncul di benak Jay yang membuatnya semakin kacau.

 Kenapa dia tidak membawa ponselnya? Kenapa dia pergi di tengah hujan lebat ini? Apa mungkin Yoohan diculik? 

Dengan rasa khawatirnya, dia membuka ruangan terakhir yang belum dia cek, itu adalah ruang pakaian.

Saat Jay membuka pintu dia sangat terkejut. Ruangan ini berantakan, baju-baju yang harusnya rapih sekarang ada di lantai, dan di tengah kekacauan itu Yoohan ada di sana.

Yoohan yang berbaring di atas baju Jay, sambil memeluk baju Jay, dan menghirup-hirup aroma dari baju Jay. Seakan-akan dia membuat sarang di sana.

Jay sangat terkejut dengan pemandangan ini, dia bergegas mendekati Yoohan, dan menegceknya.Melihat Yoohan yang tertidur pulas di sana, membuat Jay tenang.

"Baby kamu bisa sakit kalau tidur di sini." Suara lembut Jay tertangkap telinga Yoohan.

"Kamu disini?" Pertanyaan singkat dari Yoohan, dia menatap Jay dan langsung menarik Jay, mengalungkan lengannya di leher Jay dan membenamkan wajahnya di leher Jay sambil bergumam. 

"Ini lebih baik dari pada setumpuk pakaian." Yoohan yang mengabaikan keterkejutan Jay, menerukan aktivitas memeluk dan menghirup di pelukan Jay.


TBC!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keluarga Kedamaian✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang