Keluarga?

20 1 0
                                    

✨✨✨

"Apa yang hilang akan tetap hilang, dan yang selalu ada akan tiada."

✨✨✨

Selamat membaca

~~~

Puisi 

by: Siti Zaenab Azzahra

Malam itu,
Begitu dingin hingga membuatku menggigil,
Luka di punggungku membengkak,
Sakit, itu yang kurasa
Mencoba untuk tidurpun tidak mau.

Aku larut dalam pikiranku sendiri,
Menyalahkan diriku,
Memaki diriku,
Dan menertawakan diriku.

Menyedihkan bukan?
Gadis ini sudah dewasa,
Tapi juga ancaman terus ada,
Tanpa ada jeda.

Mati, mati, mati,
Pinta mereka kepada ku.
Hentikan semua itu!
Akan ku buang jiwaku ini di jurang tanpa akhir,
Seperti yang kalian mau.

∆∆∆

Novi sedang mendengarkan lagu di kamarnya menggunakan headset, hari pun sudah cukup malam sekitar jam sembilan nan. Saat ia hendak tidur, dan menyimpan headset nya, terdengar suara gaduh di lantai bawah. Tak ingin tahu apa yang sedang terjadi, Novi mengunci kamarnya dan berbaring di kasur.

Samar-samar suara gaduh itu semakin keras dan terdengar ke kamarnya. Novi merasa tidak asing dengan suaranya seperti suara mamah dan ayahnya, tapi juga seperti ada suara adik pertamanya.

Novi berjalan ke arah pintu dan mencoba menguping, karena suara mereka begitu keras 'seperti sedang emosi' gumamnya. Novi heran karena tidak biasanya, adiknya itu beradu argument dengan kedua orangtuanya.

"Ayah! ayah kenapa sih ga pernah ngertiin aku. Mamah juga, mamah tuh egois tau ga! Aku juga kan udah bilang, aku ada kerja kelompok dan udah aku video sama foto biar kalian ga khawatir. Tapi kalian bisa-bisanya bilang kalo aku ga ngasih tau kalian? Sesibuk itu kah kalian sampe ga baca chat dari anak kalian sendiri?" Feriyana (adik pertama Novi) berbicara tinggi dengan emosinya yang menggebu-gebu.

"Kamu udah berani ngelawan ya! Kamu mau kayak kakak kamu? Jadi anak nakal karena ga pernah nurut sama mamah? Hah? Saya sekolahin kamu, supaya kamu tahu apa itu sopan santun, dan adab ke orang tua atau juga ke orang lain!" Ucap Liotika dengan suaranya yang sedikit bergetar.

"Mah, aku belajar sopan santun atau pun adab, tapi mamah pernah ga ngehargai keputusan aku, kakak, atau juga lindra. Itu juga di sebut basic manner yang harus mamah tau, selalu aja mamah potong pembicaraan aku kalo aku mau cerita. Setiap aku chat mamah, pernah ga mamah bales cepet? Ngga kan? Aku harus nunggu Berjam-jam mah, terus siapa yang aku andelin? Kakak. Mamah atau pun ayah selalu sibuk kan? Aku cape," ucap Feriyana.

"Cape, cape, kamu cuma sekolah, saya kerja dari pagi sampe malem, ga pernah ngeluh. Saya loh yang biayain kamu, Novi, dan lindra sekolah. Masih kecil ngeluh cape, padahal kamu cuma belajar, tinggal pinter, apa susahnya! Ga berhak kamu ngeluh-ngeluh kayak gitu, di depan orang tua kamu yang lebih cape!" Sekarang terdengar suara Leondra yang emosi.

"Yah, ayah emang biayain aku sekolah, terus juga apa yang aku mau selalu di turutin kecuali satu hal, bebas." Ntah mengapa perlahan-lahan suara Feriyana sedikit gemetar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MATI RASAWhere stories live. Discover now