2. like a Glue

498 40 6
                                    

.

.

.

Chapter 2 : Like a Glue

Hinata ingat. Dulu Naruto sempat bilang padanya, kalau ia tau apa yang sebenarnya dipikirkan pria itu, Hinata tidak mungkin menganggapnya homo.

Dan itu benar-benar terjadi.

Mengingat kesalahpaham konyol itu Hinata merasa malu. Tapi mengingat yang ia lakukan bersama Naruto sejak mereka menikah, ia merasa lebih malu!

"Hinata belum mau bangun, hm?"

Hinata yang masih bergulung di bawah selimut menggeleng.

Naruto terkekeh seraya menariknya, melingkarkan lengan disekitar punggung telanjang Hinata, ia mengelusnya pelan.

"Mau cuti saja hari ini?"

Hinata mengangguk. Lagipula semua deadline pekerjaannya sudah selesai. Ia sengaja melakukan itu karena merasa bersalah weekend lalu meninggalkan Naruto untuk tidur padahal sudah janji mau hangout.

Makanya semalam, Hinata membebaskan suaminya itu melakukan apapun yang ia inginkan.

Hinata tidak menyangka hal itu menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

Ia benar-benar kelelahan mengikuti mau Naruto semalaman. Pinggul ke bawah rasanya sakit dan ngilu. Belum lagi sekujur tubuhnya dipenuhi tanda kemerahan. Naruto seakan mau menandai daerah kekuasaannya.

Naruto mengeratkan pelukannya. Rasanya ia bisa memeluk Hinata sepanjang hari saking senangnya karena Hinata memutuskan cuti.

"Naruto-kun tidak berangkat ke kantor?"

"Apa maksudmu? Tentu saja aku juga cuti. Masa meninggalkan istri sendirian."

Hinata memucat.

.

.

.

Meskipun Hinata sudah mengira Naruto akan mengikutinya cuti. Perempuan itu tidak menyangka Naruto benar-benar menempelinya seharian itu.

Ia sama sekali tidak dibiarkan sendirian kecuali ke toilet.

Hinata duduk di ruang baca, Naruto minta dibacakan buku yang Hinata baca juga.

Hinata pergi ke ruang televisi untuk menonton drama favoritnya, Naruto malah memecah konsentrasinya dengan cara terus memeluk dan sesekali menciumi pipinya.

Pria itu seperti sedang berusaha untuk membuat Hinata hanya fokus pada dirinya.

Bukannya tidak suka.

Tapi Hinata belum terbiasa 24 jam menghabiskan waktu dengan suaminya itu!

Jantungnya terasa lemah mengikuti ritme skinship Naruto yang sangat ugal-ugalan.

Lagian juga yang namanya manusia itu kan butuh personal space!

Apalagi mereka memang belum pergi honeymoon karena keduanya tidak bisa ambil cuti panjang dalam waktu dekat. Mengingat pernikahan mereka cukup dadakan.

Karena Naruto benar-benar mengabulkan perkataan main-main Hinata yang bilang bagaimana kalau pernikahannya diadakan dalam kurun waktu 1 bulan.

Waktu Hinata bilang ia cuma mau memastikan keseriusan Naruto dan membolehkan pria itu mengundur waktu pernikahan mereka, Naruto menolak.

"Tidak bisa! Bagaimana kalau Hinata berubah pikiran lagi?"

Ucap Naruto waktu ia meyakinkan tidak perlu melakukan pernikahan dalam waktu yang mepet itu.

My Clingy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang