10. Orang lama rasa baru

40 1 0
                                    

Kejadian waktu itu benar benar membuat ku sedih se sedih sedihnya, jujur aku sangat lelah kalau di ingat dari smp setiap jatuh cinta aku selalu jatuh cinta sendirian, wanita yang aku sukai tidak pernah menyukai ku balik. Pernah satu kali aku berhasil disukai balik namun hal itu tidak bisa ku lanjutkan gara gara teman ku sendiri jatuh cinta juga kepada dia, Sedari SMP juga pasti ada salah satu temanku yang suka ke wanita yang aku sukai. sangat lelah aku harus selalu memilih antara meninggalkan teman dan lanjutkan berusaha mendapatkan hatinya atau merelakan dia demi teman yang ada. Namun pada akhirnya aku tetap memilih teman dan merelakan dia, hal itu dikarenakan aku lebih memilih orang yang selalu ada disaat aku sedang membutuhkan bantuan ketimbang memilih orang yang aku butuhkan. Tidak apa apa jika hubungan ku hancur asal dua duanya bahagia atau minimal teman ku bahagia dan tidak merasakan ada persaingan diantara kita.

Setelah kejadian itu aku lebih memilih mendiamkan Nirmala karena aku sudah cukup kecewa, bukannya egois aku selalu ingat bahwa dia pernah berkata kalau tidak pernah ingin pacaran. Mungkin saja perkataan itu bertujuan menolak ku namun di olah agar tidak menyakiti perasaan ku. Namun sebenarnya aku lebih suka mendapatkan jawaban yang menyakitkan namun itu jujur dari hati daripada mengolah kata hanya untuk menenangkan hati. Dalam hal ini aku tidak tau setelah kejadian itu aku menjadi dekat dengan Lia, ya dia adalah teman sebangkunya Nirmala. Terkadang memang aku curhat kepada nya jika ada suatu kejadian yang menyenangkan maupun tidak terjadi.

Aku mulai merasa nyaman dengan dirinya, saat kerja kelompok dirumahnya pun aku merasa nyaman apalagi orang tuanya yang sangat ramah dan baik kepada ku. Hari demi hari kami menjadi semakin dekat dan kami sering live bersama di Instagr*m dan karena hal itu banyak orang orang yang meledek aku dikiranya kami berpacaran. Aku saat itu jujur bingung sekali dengan perasaan ku sendiri, aku memang kecewa dengan Nirmala namun bukan berarti aku sudah melupakannya. Aku pernah mendengar bahwa Lia menyukai ku sedari kelas 10, pertama kali mendengar hal itu aku kira hanya bercanda namun rupanya hal itu benar. Aku mengetahui setelah mencoba memancing obrolan agar dia mau mengkonfirmasi hal itu. Saat itu aku masih bersama teman SMP ku, namanya faqih. Di bioskop saat itu kami menonton film horror, disitu kami juga sempat membicarakan coba sekali kali kita double date.

"ayo kapan kapan kita double date, lu ajak cewe mu tuh. Punya kan? ga mungkin ga punya," -faqih

"ada dongg iya tar kucoba tapi gatau mau apa kaga. (aku gapunya tapi akhirnya aku mengaku ngaku bahwa Lia adalah pacarku dan menunjukkan nya ke teman ku)," -kalpa

"yaudahh tar kalo mau kabarin aja tar gw ajak cewe gw" -faqih

"aman qihh" -kalpa

Setelah film selesai aku melihat foto Lia sedang sendiri berada di tulisan selamat datang yang ada di sekolah.
Lia memposting foto itu di status Whats*pp, Dia memposting foto itu dengan gambar manusia lidi disampingnya. aku inisiatif meminta temanku memfoto kan diriku agar nanti foto Lia yang tadi ku edit lalu ku letakan diriku di sampingnya.

"eh qih fotoin gw dong disini," -kalpa

"boleh, mana sini hp mu," -faqih

"nihh," -kalpa memberikan hp nya kepada faqih

*faqih segera membuka kamera dan memotret diriku.

"dah tuh satu aja kan?" -faqih

"iya satu aja gausa banyak banyak," -jawab diriku

"yaudah nih," -faqih

"makasih ya," -kalpa

"iya sama sama," -faqih

setelah itu aku dan faqih segera pulang.

Sesampainya di rumah aku mengedit foto tadi dan ku kirim kan ke Lia. Dilihat dari responnya Lia terkejut, Setelah itu aku mencoba menggiring obrolan agar aku bisa mengetahui Lia ini benar suka aku dari kelas 10 atau tidak. Dan aku berhasil menggiring obrolan itu dengan cara aku mengaku bahwa diriku suka kepadanya semenjak hari menyedihkan itu. Aku benar benar tumbuh rasa kepada Lia, dan saat itu juga Lia mengaku bahwa dia juga suka aku dari kelas 10 dulu. Aku berpikir untuk mencoba menerima orang yang suka kepada ku waktu itu sehingga kami menjalin sebuah hubungan tanpa status. Aku tidak mengajak dia pacaran karena menurut ku tidak akan ada perbedaan antara perilaku ku saat menyanding status pacaran atau tidak. Dia juga boleh memperlakukan ku layaknya orang berpacaran, seperti hal nya perhatian, posesif, dan lain lain. itu hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Aku juga berharap dan berusaha untuk melupakan dan merelakan Nirmala.

Saat itu aku berpikir Lia adalah wanita yang sangat tepat untuk menggantikan Nirmala, aku tidak peduli dia sebangku atau bagaimana orang menilai ku.

NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang