•𝑩𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒂 𝒑𝒖𝒕𝒊𝒉•

66 13 0
                                    

Tandai typo.

Setelah sampai diruang tamu mereka melihat soyaa dan jennie yang sudah selesai dengan pekerjaan mereka.

"Eh itu kaki kamu kenapa caa?" Tanya soyaa saat melihat alysha sedikit pincang mendekati mereka.

"Ga fokus tadi, ga sengaja terhantuk meja ustadz azkha"

Jennie baru ingat, ia tadi melihat ustadz azkha datang. "Eh iya tadi ustadz azkha kekamar ya?"

"Iya jen, tadi juga ustadz azkha yang mengambilin salep buat kaki icaa" ucap rose menatap penuh arti kearah alysha.

"Hah seriuss?" Tanya jennie shock.

"Ck, udah ayoo. Kita masih harus beresin kamar" ajak alysha mengalihkan pembicaraan. Ia berjalan dengan susah payah keluar dari ndalem menuju kamar asrama diikuti ketiga temannya.

------

Azkha sedang duduk dipinggir kasur. Sedang berpikir kenapa ia bisa merasa begitu khawatir saat melihat alysha terluka seperti tadi. Sebelumnya perasaan ini hanya akan datang saat ada salah satu anggota keluarga nya saja. Tapi... Sekarang ia merasakan kekhawatiran kepada seorang gadis yang baru ia ketahui namanya.

"Ck! Aaarrgghhhhh" azkha mengacak rambutnya.  Ia pusing dengan perasaan nya sendiri.

Ia beranjak dari duduk nya mengambil dokumen dari atas meja yang tadi tertinggal dan menjadi alasan ia harus kembali kerumah.

Sebelum keluar kamar ia merapikan penampilan nya terutama sorban putih yang tadi sempat ia lepas. Setelah merasa sudah sempurna, ia berjalan keluar menuju kantor pimpinan kedisiplinan pesantren. Sebelum ia diberi amanah oleh sang abi untuk menggantikan rapat hari ini, karena abi dan umi nya ada urusan diluar pesantren.

Sore ini para santri sedang berbaris menunggu pengumuman dari tim kedisiplinan pesantren, tim yang akan menilai kebersihan asrama hari ini.

Mereka akan mengumumkan kamar terbersih yang nanti nya akan di berikan reward berupa bendera putih. Sedangkan kamar terkotorakan diberikan bendera hitam.

Ustadzah ipah kepala kedisiplinan pesantren berjalan menuju microphone hang ada ditengah lapangan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam"

"Tanpa berlama-lama, langsung saja saya akan membaca kan hasil penilaian yang telah didiskusikan bersama tim kedisiplinan"

Semua para santri terdiam menunggu hasil tersebut, tentu saja mereka khawatir jika dinobatkan sebagai kamar terkotor. Selain malu, mereka juga takut dihukum.

"Kamar asrama terkotor minggu ini adalah kamar nomor... 6!" Ustadzah terdiam sebentar, menarik nafas dan melanjutkan pengumumannya.

"Dan kamar terbersih minggu ini adalah kamar nomor... 4!"

"Selanjutnya diharapkan perwakilan kedua kamar maju kedepan untuk mengambil bendera masing-masing"

"Yess!!" Alysha dan ketiga temannya bersorak dan bertos ria setelah mendengar bahwa kamar mereka menjadi kamar terbersih minggu ini.

"Lebayy" sewot seorang santri yang berada dekat yang mereka.

"Iri bilang bos" sahut rose begitu saja.

"Ya bener, iri tanda tak mampu" timpal jennie.

"Heh sudah-sudah jangan berantem" ujar soyaa yang paling bijak diantara ketiganya mengingat kan.

"Dan seperti biasa kamar asrama terkotor akan diberikan hukuman membersihkan masjid sampai pengumuman penilaian Jumat depan" lanjut ustadzah ipah

"Biar aku yang ngambil" rose maju untuk mengambil bendera putih yang ada disamping kanan ustadzah ipah. Begitu juga dengan gadis tadi.

Setelah perwakilan kedua kamar kembali kebaikan ustadzah ipah mengakhiri apel sore ini.

"Mungkin sekian pengumuman hari ini. Diharapkan untuk semua santri agar tetap menjaga kebersihan kamar nya. Dan jika bisa minggu depan tidak ada lagi kamar yang dinobatkan sebagai kamar terkotor"

"Setelah ini kalian bisa beristirahat dan berkumpul kembali Maghrib nanti untuk shalat dan mengikuti kajian rutin Jumat dari Syekh AbdulRahman. Saya akhirin Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"WAALAIKUMSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH" jawab para santri serempak.

"Yaudah yuk balik ke kamar, cape nih bersih-bersih seharian" ajak soyaa yang diangguki ketiga temannya.

Namun..

BRUKH..

"Icaa kamu gapapa?" Tanya rose khawatir begitu pun jennie dan soyaa

"Aww sshhh, sakit ros" alysha meringis menahan sakit.

Alysha mengangkat pandangan nya, dan benar saja sekitar 2 meter jarak dihadapan nya, alysha melihat santri yang tadi mengatai mereka 'lebayy' tengah tersenyum miring. Benar dugaan nya ada yang sengaja mencelakai nya.

"Maksud lo apa hah!!"

"Lo sengaja kan bikin gue jatuh!" Tanya alysha dengan suara keras.

Saat ini rose Jan jennie benar-benar sudah naik darah melihat santri yang ada di depan mereka.

Namun santri itu terlihat begitu santai dengan kedua tangan nya yang dilipat didepan dada.

"Eh lo aja yang bego, kesandung dikit aja langsung jatuh. Lemah!!" Ucap nya dengan nada mengejek.

"Wah nantang perempuan ini ku liat. Sini kau biar ku sekolah kan dulu mulut mu itu" ujar rose yang mendekati santri itu namun langsung ditahan oleh jennie dan soyaa.

"Udah-udah ga usah di ladenin orang iri. Buang-buang tenaga aja tau ga" soyaa menggiring ketiga temannya untuk pergi dari sana.

Belum merasakan puas, santri tadi berteriak kesal. "Eh pincang, Hati-hati dijalan. Awas lumpuh lo" teriaknya, tapi alysha dan ketiga temannya tak peduli dan melanjutkan langkah mereka.

Alysha menggeleng. "Astagfirullah, ada aja yang menguji kesabaran hari ini" pikir nya.

Merasa diacuhkan, santri tadi pun merasa kesal. "Wah selain pincang lo budek juga ya ternyata. Ga diajarin sopan santun lo sama orang tua lo? Oh, atau bokap-nyokap lo tuli dan bisu?"

CUKUP!!!

Jika hinaan itu hanya tertuju pada alysha ia bisa Terima. Namun jika menyangkut orang tua maka ia tak bisa diam saja. Dia berbalik melangkah dengan cepat kearah santri yang menghina kedua orang tua nya.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi santri itu yang menarik perhatian orang-orang yang ada disekitar situ. Dan saat ini mereka sudah ramai dikerumuni santri yang penasaran dengan apa yang terjadi.

Sementara santri yang baru saja ditampar menganga tak percaya sambil mengusap pipi nya yang sudah memerah.

Alysha heran. Santri ini seperti sengaja ingin mencari masalah dengan nya. Bahkan alysha tidak tau siapa namanya. Tapi gadis ini terlihat begitu membencinya. Dan baru alysha sadari bahwa berada dilingkungan yang baik tidak menjamin seseorang akan berperilaku baik.

"L-lo berani nampar gue" wajah santri itu memerah menatap benci kearah alysha.

"Gua berani karena emang mulut lo perlu di revisi dulu kayaknya" jawab alysha tanpa rasa takut.

"Loo!!" Santri itu menatap lekat wajah alysha.

"Gue bakal bales perbuatan lo, awas aja lo!!" Tunjuk nya tepat diwajah alysha kemudian berlalu pergi meninggalkan alysha.

Alysha menghela nafas kasar. Sebenarnya ia sedikit menyesal telah menampar santri tadi. Tapi emosi menguasai dirinya karena kedua orang tuanya juga terlibat.

Belum sampai ia sebulan berada di pesantren ini, tapi hari ini ia sudah mempunyai musuh. Ck!

TBC.

Meet Love In PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang