chp2 (regret)

488 49 0
                                    

"andai saja aku tidak menjaga jarak saat itu."

"andai saja, dulu aku membawamu bersamaku"

semuanya berputar di kepala arion, penyesalan yang semakin dalam

rasa sakit saat melihat dia terluka, mengingat kembali hal yang sudah lama di lupakan

*flashback

malam yang dingin di kota tokyo, butiran kecil salju juga jalan yang licin karna tertutup salju, sebuah rumah yang cukup besar di tol kiri

pintu di ketuk dengan cukup keras
"siapa di sana?" seorang anak berusia 6tahun menghampiri pintu

"sayang ini mama, ayo buka pintunya" ucap seorang wanita dari luar pintu
setelah mendengan itu anak itupun membuka pintu, awalnya dia tersenyum namun senyumnya luntur saat melihat mamanya membawa seorang anak kecil yang sepertinya lebih muda darinya

"sayang ayo masuk dulu" shina membawa arion juga anak itu masuk

"mama, siapa dia?"tanya arion menatap anak itu dengan tatapan heran
"mama akan jelaskan nanti sekarang mama harus membawa dia untuk istirahat, tunggu di sini ya" shina membawa anak itu masuk ke kamarnya

"siapa dia?, kenapa mama membawanya kesini"ada begitu banyak pertanyaan yang arion ingin tanyakan pada mamanya tapi dia hanya bisa duduk dan menunggu mamanya kembali untuk menjelaskan

beberapa saat kemudian shina datang menghampiri arion lalu duduk di sampingnya, dia mengelus kepala arion dengan lembut

"dengarkan mama arion, dia akan tinggal di sini sebagai keluarga baru kita" ucap shina

"kenapa? apa dia tidak punya rumah?"tanya arion

"iya sayang, dia tidak punya rumah dan tidak punya keluarga, jadi kita akan menjadi keluarga barunya"ucap shina

"tapi kenapa?"tanya arion lagi

"dia akan menjagi adik mu, arion apa kamu tidak kasihan padanya, dia hanya sendiri, bagaimana perasaan mu jika kamu jadi dia?" arion teridam

"menakutkan" ucap arion, shina tersenyum

"dia akan menjadi adikmu"ucap shina
"apa mama juga akan jadi mamanya?"
"tidak sayang, mama tidak mengangkatnya menjadi anak "ucap shina

setelah malam itu hari berjalan begitu baik harris yang selalu menghampiri arion dan memberikan apapun yang dia suka kepada arion, dia selalu mengikuti arion kemanapun arion pergi

sampai suatu malam, hujan deras di selingi suara petir yang menggelegar arion sedang duduk membaca buku di kasur sampai saat dia melihat harris di pintu kamarnya

"apa yang kau lakukan di sana?" arion turun dari tempat tidur lalu menghampiri harris

"kenapa kau menangis? takut petir?" arion menarik harris untuk masuk ke kamarnya

"takut... "harris memeluk arion tangannya dengan erat meremat baju tidur arion

"tidak apa, jangan takut, jangan menangis lagi bagaimana kalau aku menemanimu tidur malam ini?" tanya arion, harris mengangguk kecil

namun suara petir sama sekali tidak mereda bahkan sekarang di barengi dengan suara angin yang kencang, membuat harris menangis lagi

"berhenti menangis" arion sedikit kesal karna harris tidak berhenti menangis

dia menoleh ke arah jam ternyata sudah hampir tengah malam
"kau mau makan kue?" arion turun dari kasur lalu mengambil sekotak kue gandum di atas meja belajarnya lalu memberikannya pada harris

"kau mau?"tawarnya pada harris, perlahan tangis harris berhenti dengan pipi merah dan mata sembabnya dia memakan kue itu dengan perlahan

"kau suka?" harris mengangguk, arion pun menghelan napas merasa lega akhirnya harris berhenti menangis

"rasa takut bisa hilang hanya karna beberapa kue, konyol sekali" ucap arion

"apa aku juga seperti ini saat aku kecil" arion memperhatikan harris yang sedang makan

"kakak tidak mau?" tanya nya menyodorkan kue di tangannya

"tentu, beri aku satu" dengan polos harris memberikan kue yang sudah dia gigit pada arion, arion langsung memakannya tanpa ragu

"itu manis, kau bisa habiskan, aku tidak suka makanan manis" ucap arion

setelah itu hujan mereda petir juga sudah hilang, arion memeluk tubuh harris sembari mengelus elus punggungnya

namun saat dia hampir tidur arion merasakan tangannya di cengkram cukup kuat saat dia menoleh ke sampaing dia terkejut melihat harris yang sulit bernafas dia memegang dadanya sediri

"HARRIS, ADA APA"arion bangun dari tidurnya lalu berlari ke kamar shina

"mama!! harris tidak bisa bernapas" arion menggedor-gedor pintu kamar shina, sampai shina keluar dengan panik

dari saat itulah mereka tau kalau harris punya alergi dengan gandum, alergi parah yang gejalanya adalah sesak napas

dan dari situ juga arion mulai menjauh dari harris, karna alasan dia menyesal dan merasa bersalah pada harris, walaupun harris sudah sering mengajaknya bermain arion hanya diam dan cuek pada harris

setelah masuk sekolah sekolah menengah arion memutuskan untuk tinggal di asrama jarang pulang kerumah, dan setelah itu kabar bahwa harris sudah tidak tinggal di rumahnya membuatnya merasa bimbang

sebenarnya arion sangat merindukan harris namun, dia masi tidak bisa melupakan masalalunya malam itu

setelah shina meninggal, arion mencari harris dengan alamat yang pernah shina berikan padanya namun, sampai dia lulus kuliah dia Masi belum bisa menemukan harris

sampailah detik dimana dia di beri tahu oleh riji untuk datang ke pelelangan itu

dan akhirnya dia menemukan harris
jika dulu harris selalu tersenyum sekarang yang dia lakukan hanya diam dengan tatapan kosong.

flashback end...

[HUG ME WHEN YOUR ARE HURT]HARRIAXARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang