💎 || 40

591 22 2
                                    

SELAMAT DATANG KEMBALII..
💎

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Suara itu.

Kepala Nazia perlahan mendongak ke atas. Wajah lebam penuh darah dan keringat menjadi pemandangan yang dilihat Nazia.

Pria itu berlutut, mensejajarkan tingginya dengan gadisnya. Tangan yang lecet itu terangkat mengelus wajah sang istri.

"Aku menemukanmu," lirih pria itu.

Tangis Nazia semakin menjadi. Wajah itu, suara itu, tubuh itu. Akhirnya kerinduan yang selama ini diam-diam dirasakan Nazia terobati.

"Kau di sini, hiks." Nazia memegang tangan Reinand. Ia membalas pelukan yang suaminya berikan.

"Aku akan selalu menemukanmu."

"Dasar pembohong!" Nazia menepuk punggung Reinand. "Kau bilang padaku untuk jangan kabur, karena kau tidak akan mencariku lagi. Tapi, lihat? Kau selalu menemukanku."

"Ya, aku selalu berbohong. Ucapanku pada malam itu juga bohong, Nazia. Aku terlalu emosi, sehingga tidak memikirkan ucapanku. Aku minta maaf." Pria itu semakin memeluk erat tubuh Nazia. Matanya perlahan berair.

"Kau dijebak, Reinand. Alian memancingmu ke sini untuk menghabisimu." Nazia melepas pelukannya.

"Aku tau."

"Kau tau, lalu kenapa ke sini, hah?"

"Karena aku tau kau juga pasti akan ke sini. Kau khawatir padaku dan akan menemuiku. Itu yang aku pikirkan."

"Pria bodoh," marah Nazia. Meski begitu, ia tersenyum sekaligus menangis. "Bagaimana jika aku tidak datang?"

"Kau juga kenapa ke sini? Sudah tau takut gelap. Bisa saja ada orang jahat menyerangmu. Bagaimana jika aku tidak ada di sini?"

Keduanya tertawa setelah mengingat-ingat kembali. Mereka sama-sama bodoh. Dan mereka sudah tahu apa alasan dari kebodohan itu.

Reinand meringis merasakan perih di ujung bibirnya karena tertawa. Pria itu menyentuh sudut bibirnya. Semua rasa sakit yang tercipta sejak tadi sudah terobati setelah melihat gadis yang ia cintai.

"Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Nazia menatap khawatir.

"Itu tidak penting." Reinand kembali mendekap tubuh istrinya. "Yang penting, kau telah kembali padaku. Aku akan selalu mendengarkanmu. Berbaikan dengan Saga, Ayah, aku akan melakukan hal itu. Asalkan kau tidak akan meninggalkanku lagi."

Nazia kembali membalas pelukan Reinand. Kepalanya yang bersandar di pundak Reinand mengangguk dua kali. "Aku mungkin hanya mempunyai dirimu setelah ini, karena meninggalkan Alian."

"Maka dari itu, teruslah bersamaku. Aku akan menjagamu." Tangannya dengan leluasa mengelus pucuk kepala Nazia.

"Iyaa." Nazia mengulas senyum. Reinand memberikannya pelukan yang sangat lama. Pelukan yang membuatnya tidak takut sedikitpun akan kegelapan di sekitar mereka.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang