Kim Dokja. Dia benar-benar merasa bahwa hidupnya seperti sampah. Penuh akan kotoran dan kegelapan. Dia juga merasa Ia pantas untuk semua ketidakberuntungan yang menimpanya. Yeah, sebegitu jeleklah hidupnya.
Namun berpikir pertama kali membuka mata berada di kandang kuda adalah hal lain.
1 kedip.
2 kedip.
3 kedip.
Selama itulah seseorang seperti Kim Dokja mencoba memproses keadaan sekitar. Dan setelah ia sadar-
"HAAAAAAAH???!!!"
Teriakan membahana yang mampu menulikan telinga siapapun didunia ini.
Dimana ini? Apakah dia baru saja mengalami transmigrasi atau semacamnya?! Setidaknya itulah yang coba untuk Dokja mengerti.
"Skenario itu,"
Benar. Dalam sekejap mereka langsung pingsan dan bangun ditempat yang berbeda. Tunggu- apakah teman-temannya juga ditransmigrasikan kedunia yang sama?
Dan pertanyaannya terjawab dengan panggilan yang sangat Ia kenali.
"Paman!!"
Itu Lee Jihyee. Dari semua orang, kenapa dia harus pertama kali bertemu Jihyee didunia asing ini?
"Hueee Paman! Aku kira aku tersesat. Aku bersyukur bertemu denganmu-" oh terdengar mengharukan, "Tapi saat aku mendengar teriakan jelekmu, disitu aku langsung menyadari bahwa ada kamu juga tersesat bersamaku!" Oke, Dokja tarik kembali kata-katanya.
Jihyee menangis dengan dramatis, dia bahkan memeluk Dokja erat. Jika dalam kondisi sadar, mungkin Jihyee enggan untuk melakukannya. Tidak, remaja ini sedang bermain-main. Dasar.
"Hentikan... ini horor."
Jihyee terkikik geli sebelum menyeka air mata palsu disudut matanya.
"Waaw, kau butuh waktu yang lama ya untuk sadar."
Alis Dokja berkerut. Bingung dengan pernyataan Jihyee yang terdengar aneh.
Dokja bangkit dari posisi duduknya, menepuk pantatnya sedikit untuk membersihkan debu yang menempel sebelum kembali berhadapan dengan bocah ajaib bernama Lee Jihyee.
"Sadar? Apa maksudmu?"
"Oh? Pamankan gak tahu hehe~" Jihyee menepuk dahinya dan memberikan jari peace-nya, "Kami sudah sadar sejak sebulan yang lalu, dan hanya paman yang tidak sadar... tahukan maksudnya? Paman menjadi paman yang ada didunia ini yang mana tidak mengenal kami. Oh! Tentu paman mengenalku karena paman bekerja dibawahku hehehehe~" penjelasan panjang yang diisi dengan nada godaan diakhir. Tipikal Lee Jihyee.
"Hee? Itu mengejutkan."
Setelah itu Jihyee menjelaskan secara singkat tapi jelas. Intinya, mereka berada di dunia yang berbeda dengan karakter yang sama. Oh, kalian pasti bingung. Mari kita berikan saja pemisalan seperti... ini adalah replika dari dunia mereka sebelumnya namun dalam versi masa kerajaan. Meski hanya beberapa dari mereka yang ada disini, karena ada lumayan banyak wajah yang mereka kenali tak terlihat.
"Begitu... lantas kenapa kau tadi berpura-pura hah?"
Jihyee cengengesan. Menggaruk pipi yang tak gatal.
"Damai, paman. Aku hanya bercanda."
. . .
Kini sudah beberapa hari berlalu sejak Kim Dokha sadar. Dari situ juga dia belajar hidup dimasa kerajaan, yeah walaupun tidak sulit. Tidak ada yang benar-benar membuatnya muak. Oh, ada satu hal. Yakni tatapan hina yang terang-terangan dilayangkan padanya. Sebenarnya Dokja sudah biasa untuk mendapatkan tatapan seperti itu, bahkan dulu lebih parah, tapi tetap saja dia kesal di hina karena pekerjaannya sebagai tukang bersih kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me
Fanfic"Temukan aku," ujar sosok bersurai merah dengan nada main-main. Petak Umpet adalah permainan yang dibencinya, tetapi mereka sering bermain permainan itu. "Di mana kamu bersembunyi? Aku merindukanmu. Kamu bilang... kita akan terus bersama," frustasi...