Chapter 4 🥀

353 12 0
                                    

✨Memperhatikan mu secara diam-diam mendo'a kanmu setiap hari dan mencintaimu secara rahasia✨

🕊️ Ali bin Abi Thalib 🕊️

🕊️ Ali bin Abi Thalib 🕊️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🥀

Mereka pun menyelesaikan makanan nya sampai habis tuntas dan mereka pun kumpul di ruang keluarga.

Jam 20.00

"Mbak, Asha pengen liat anak-anak yang pesantren di sini boleh nggak?" Tanya Asha pada Keisha karena Asha sangat ingin melihat karena ingin mengetahui tentang pesantren.

"Ayo kak, sekalian anterin Nathan sama Azzam ke kamar!" Bukan Keisha yang menjawab melainkan Nathan yang menjawab dengan antusias.

"Iya, ayo sha, sekalian nganterin dua bocah ini." Jawab Keisha menambah kan.

"Zaidan ikut boleh mbak?" Ucap Zaidan memohon kepada Keisha karena ingin berdekatan dengan Asha.

"Kamu kan ngajar Zai." Jawab Keisha jahil padahal ia tahu jika Zaidan sudah izin seharian ini untuk tidak mengajar.

Tok
Tok
Tok

"Siapa itu? Kalian ngundang tamu lagi?" Tanya Ratih pada semuanya yang ada di situ.

"Nyai biar saya saja yang membukakan pintu nya." Ucap mbak Anisa yang membantu-bantu dapur untuk memasak.

"Iya." Jawab Ratih.

Mbak Anisa pun menghampiri pintu dan membukanya.

"Assalamualaikum." Ucap seseorang di depan pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab mbak Nisa sembari membuka pintunya.

Setelah mbak Nisa membuka pintu ia kaget ada seseorang laki-laki yang tidak ia kenali dan seseorang yang sangat ia kenali dan sangat ia rindukan.

"Ning Sarah, masyaalah Ning makin cantik ajaa." Ucap dengan senang mbak Nisa memuji Sarah adik dari Zaidan.

"Mbak ummi ada?" Tanya Sarah sambil tersenyum di balik cadar nya yang terlihat dari matanya jika ia sedang tersenyum.

"Ada Ning. sok atuh masuk kedalam duluan, mbak mau ngobrol sama ini dulu." Jawab mbak Nisa kepada Sarah dan menyuruh Sarah masuk dan ia akan berbicara dengan laki-laki yang tadi bereng diluar dengan Sarah.

Sarah pun masuk dan bertebaran rindu dengan keluarganya dan memeluk semuanya terutama sang ummi yang di peluknya dengan erat hingga menangis.

"Mas ini siapa ya?" Tanya mbak Nisa pada laki-laki yang sangat tampan dan sepertinya bule dan mbak Nisa kira jika laki-laki itu buka Islam.

"Saya mau bertemu keluarga saya yang ada di sini." Jawab laki-laki itu dengan sangat dingin.

"Keluarga mas siapa ya?" Tanya mbak Nisa bingung.

match with a lecturer?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang