Pagi ini terbilang cerah untuk di lihat. Api unggun telah padam karena semua kayu sudah habis terbakar. Sesuai yang di janjikan japan, dia benar benar tidak tertidur semalaman. Namun, pagi hari nya setelah aku bangun ia malah tertidur dan menjadi seekor kucing kembali.
Aku membiarkan nya seperti itu lalu pergi ke tepi sungai yang menurut ku dangkal. Ku ambil sedikit air untuk di minum karena saking dehidrasi nya tenggorokan. Sekalian ku basuh juga wajah agar terasa lebih segar.
Pandangan ku bergulir ke kanan dan kekiri sedang mengamati sesuatu.
"Aku tidak tau lokasi" keluh kuKu tolehkan kepalaku kebelakang hingga menangkap sebuah subjek yaitu si kucing
"Apa aku harus bertanya kepada nya ya?"Aku berdiri dan melangkah mendekati japan lalu berjongkok di depan nya sembari mengusap usap kepala si kucing.
"Hei, kau belum tidur kan?"
"..."
Japan tak menyahut hingga membuatku menghela napas gusar.
"Oke, tadi nya aku ingin bertanya. Apa kau tau lokasi kita yang sekarang ini ada dimana?""Iya, aku tau"
Aku menatapi japan dengan antusias, tak menyangka bahwa si kucing ini bisa menyahut dengan bahasa manusia.
"Lalu, kita ada dimana?"
Kucing itu masih menutup mata, tapi aku tau dia sedang mendengarkan ku dan bisa menjawab semua pertanyaan ku.
"Gendong aku"
Mataku mendelik, kucing ini benar benar mageran. Sudah berbicara tidak kontek mata, sekarang minta di gendong pula?
"Untuk apa aku menggendong mu? Kau punya dua kaki- maksud ku empat kaki, kan? Gunakan alternatif itu dengan bijak"
Nampak halis si kucing mencuat tak suka di dalam lelap nya mata.
"Kau ingin ku arah kan menuju negeri seberang atau tidak?"Sekali decakan sebal ku pangku kucing mageran itu yang masih setia menutup mata.
"Aku sudah menggendong mu. Sekarang kita harus berjalan kemana?""Ikuti arus sungai. Di ujung sana akan ada desa negeri seberang. Agar bisa sampai mungkin memakan waktu sampai berjam jam"
"Huh?! Berjam jam? Jadi aku menggendong mu selama berjam jam? Hei itu-"
"Beri aku imbalan karena telah menjagamu semalaman penuh"
Ucapan ku di potong? Benar benar hewan kurang ajar.
"Oke!!"Saat aku mengambil alih langkah pertama tiba tiba hewan yang kurangkul mengumpat.
"Ke kanan bego""Oh maaf"
Aku terheran, kenapa kucing itu bisa tau bahwa aku salah jalan? Sementara mata dia masih setia menutup? Hebat, ternyata dia bisa telepati dengan ku juga ya.
..
Perjalanan hanya memakan waktu satu jam tetapi lelah nya membuat ku minta ampun. Sementara orang jadi jadian kucing yang ku rangkul dengan santai nya tidur tanpa merasa kelelahan sedikit pun.
Mata ku berbinar saat melihat penduduk yang lalu lalang, ternyata aku ada di pasar tradisional. Dengan cepat aku berjalan mendekat ke arah kerumunan untuk mencari sarapan. Cukup lapar juga karena sudah berolahraga pagi yang membuat energi ku terkuras habis.
"Apa kau ingin sesuatu?" Aku bertanya kepada kucing yang ku pangku.
"Huh? Kita sudah sampai?"
Seperti nya kucing itu masih linglung untuk peka lingkungan.
"Sudah. Dari tadi!""Permisi, aku tidak bertanya sejak kapan"
Urat urat emosi ku mulai terlihat. Aku dudukan kucing itu di dekat sebuah pohon karena tanganku mulai terasa kebas.
"Sudah cukup aku menggendong mu. Sekarang aku ingin pergi mencari makan. Dan untuk kau! Terserah kau mau pergi kemana. Aku tidak peduli"Kesabaran ku menipis ketika kucing itu tak menyahut dan kembali tertidur mengacuh kan ku.
"Tch"Ku tinggal kan dia dan segera berjalan pergi ke kedai terdekat.
"Dia memang menyebal kan. Sikap nya yang pemalas membuat ku geram. Ah tenanglah indonesia, jaga emosional mu. Jangan sampai tensi mu naik hanya gara gara dia"Hembusan napas ku lakukan agar bisa sabar. Senyuman ramah ku tunjukan agar tak di sangka julid. Dengan riang ku memesan manisan di kedai terdekat. Dan memakan nya secara khidmat.
Saat aku asik mengenyangkan hawa nafsu kelaparan. Suara heboh dari belakang membuat atensi ku teralih kan dan menoleh.
"Pencuri!"
Aku memperhatikan orang yang memakai baju serba hitam memegang sebuah tas warga. Secara tak di duga dia melewati ku
Sret!
"Hm?"
Mata ku berkedip cepat saat sebuah tas korban sudah ada di genggaman ku. Ternyata pencuri itu menyerah kan nya pada ku.
'Sungguh orang yang baik memberi ku tas berisi uang'
"Tangkap dia! Dia mengambil tas ku, tolong!"
'Keparat, pencuri itu menjebak ku!'
Tanpa pikir panjang aku segera berlari saat melihat sekelompok warga mulai menyerbu ku. Melihat mata para warga, mereka seperti menyimpan dendam pada ku.
"Bukan aku pencuri nya. Aku juga korban disini!" Aku berteriak sembari berlari, beruntung makanan tadi telah ku bayar.
"Alasan! Kembalikan tas ku dasar maling!"
Batin ku menangis, baru pertama kali nya aku di sangka pencuri oleh warga dan itu sungguh fitnahan keji yang pernah indonesia dengar.
"Aku bersumpah! Jika kau ingin tas mu ambilah!"
Aku melempar tas tersebut kebelakang dan berhasil di tangkap oleh salah satu warga. Namun yang mengejar ku tak kunjung berhenti juga malah semakin menjadi jadi.
"Tangkap dia lalu bawa ke pihak yang berwajib!"
Aku berteriak mengelak. Namun para warga tak percaya dengan apa yang ku ucap kan.
Kerumunan warga hari ini agak padat. Jadi aku bisa menyamar kan diri dengan masyarakat lain. Saat melihat ada toko pakaian aku pun segera masuk kedalam toko tersebut sembari mengintip dari jendela melihat para warga yang berlarian mengejar angin dan tak tau bahwa orang yang mereka kejar sedang bersembunyi.
"Keterlaluan! Bisa bisa nya aku di fitnah pencuri oleh mereka" gumam ku yang masih setia bersembunyi.
"Apa yang kau curi?"
"Aku tidak mencuri, mereka saja yang-"
Ucapan ku tertahan. Dengan segera ku tolehkan kepalaku ke samping dengan raut wajah tak kalem.
"Sejak kapan kau ada disini?!"
"Baru saja"
Aku segera berdiri dan menyeret japan untuk mengajak nya pergi dari toko tersebut. Namun langkah ku berhenti di ambang pintu ketika mengingat sesuatu.
"Kenapa?" Japan terheran melihat ku yang mematung.
"Aku ingin membeli pakaian dulu"
Tbc.
__________________________________________
Agak kurang srek sama alur, tapi kalo penasaran silahkan halaman buku nya di gulir.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss You (Countryhumans)
General FictionCoba bayangkan, sebuah benua tidak memiliki pimpinan atau ketua bagi negara yang ada di benua tersebut. Sekacau apa jika itu terjadi? Suram, pasti setiap kehidupan rasanya hampa dan monoton karena tidak ada sang pemimpin yang mengatur. Asia, ya! Ben...