Udara dingin, langit cerah dan jalanan ramai orang orang berlalu lalang. Tidak munafik, Nilam juga ingin mempunyai teman untuk berbagi cerita. Terlalu sering memendam sampai lupa dia juga butuh orang lain.
——————
Chat
onlineNilam :
Sha, bisa temenin gue makan diluar ngga?Nesha :
Duh sorry lam, gue lagi ada acara keluargahuhh
Helaan nafas keluar begitu saja dari buah bibir Nilam. Hampir memutuskan untuk pergi sendiri, sampai satu nama melintas di benak nya secara tiba tiba.
——————
Chat
onlineNilam :
HaikalNilam :
Ini gue, NilamHaikal :
Anjay akhirnya di chat jugaNilam :
Bisa temenin gue jalan jalan ngga?Nilam :
Kal? di baca doang? kalo gabisa gapapa, gue keluar sendiri ajaHaikal :
Sabar neng, gue lagi ganti bajuHaikal :
sharelock, kita nge dateSedikit tidak terima dengan pesan terakhir yang Haikal kirim tapi setidaknya Nilam bisa mengucap syukur karna ternyata pria aneh itu ada guna juga. Nilam membagikan lokasi terkini dan memutuskan untuk berdiam diri di halte bus terdekat sambil menunggu kedatangan Haikal.
Kalau ditanya kenapa Nilam bisa tau nomor ponsel Haikal, jawabannya karna pria itu yang terang terangan meminta Nilam untuk menghubunginya sambil menyerahkan selembar kertas bertulis angka angka.
Saking asik menunggu, Nilam sampai lupa bagaimana rasa sakit yang sempat dia alami tadi. " Nilam? "
" Eh? " ujar Nilam terkejut saat disebelahnya sudah ada dua murid yang bersekolah di tempat yang sama dengannya. Naomi dan Yuna. Dua murid yang dikenal sebagai cewe hits karna aktif dalam kegiatan kegiatan sekolah itu menatap Nilam dengan bingung. " Iya? kenapa? " tanya Nilam menyauti.
" Ngga. Mau naik bus juga? " tanya gadis berambut lurus dengan pipi gembul dan tinggi badan rata rata itu sambil celingak celinguk dan menatap Nilam lagi setelahnya.
" Ngga, lagi nunggu temen gue " ujar Nilam menjawab Naomi dengan sopan.
" Ohh kirain. Soalnya gue biasa liat lo jalan kaki, jadi gue nanya " katanya dengan santai. Nilam hanya diam walau hati nya sudah sangat berisik. Apakah mereka memandang Nilam se tidak mampu itu? Sepertinya kalau mereka melihat Nilam pergi menggunakan mobil pribadi langsung menjadi wartawan dadakan.
Saat ingin menjawab kembali ucapan Naomi, sebuah mobil berhenti mendadak tepat di depan halte dengan klakson yang dibunyikan sebanyak dua kali. Nilam hanya diam sampai pengendara mobil itu menurunkan kaca jendela mobilnya.
" Naik "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason Why I Live
Novela JuvenilTentang aksara yang saling mengejar namun tidak bisa tergapai menyiksa renjana dan Amerta dalam karya. Layaknya cakrawala dan bentala, mereka adalah dua atma yang takkan pernah di izinkan semesta menyatu bagaikan arunika. " Lam, cerita ini udah sele...