1.Kesepakatan

216 26 26
                                    

This is Second version
Atau lebih tepatnya

Perubahan

Jika lebih suka dengan
The first version
Maka akan dilanjutkan yang first

Second version ini juga
gk jauh beda kok

Enjoy


"Butuh waktu tempuh berapa lama lagi?"

  Suara serak pria tua terdengar. Suara beratnya yang khas membuatnya mudah dikenali, Soviet.

"Sebentar lagi kita sampai tuan" Ujar supir pribadinya yang sudah setia bekerja hampir 12 tahun lamanya.

Tampaknya, tuan Soviet menempuh perjalanan panjang menuju kearah timur. Ntah siapa yang orang yang ingin dia temui, tapi pastinya sebuah pertemuan penting.

Hanya ada satu orang yang sama pentingnya di bagian timur, orang yang sekaligus menjadi wakil dari seluruh negara Asia Tenggara, siapa lagi kalau bukan ASEAN.

 

 
  Malam itu, angin berhembus membawa udara dingin. Sepertinya ingin menarik perhatian pria yang sudah berumue 5 kepala itu.

  Di sisi lain, tepatnya bagian timur paling ujung. Berdiri sebuah mansion kukuh tegap di tengah-tengah hutan.
Mansion yang sengaja dibuat untuk perkumpulan keluarga harmoni, Keluarga ASEAN sendiri.

Bukan keluarga Asia jika hanya berdiam termenung saja seperti bangsa Eropa, bukan kah begitu?

"Awas pecah!"

Teriak gadis yang buru-buru menahan salah satu vas mahal kesayangan ibu sambungnya ASEAN, malaysia.

"Hati-hati dong!"

Malam ini seluruh anggota berkumpul untuk bersantai dan menceritakan cerita mereka masing-masing. Sampai pada akhirnya Indo menjahili adik bungsunya dan berakhir saling kejar-kejaran.

"Salahin indo dong!" Protes phil, dia tidak terima disalahkan dalam hal ini.

Jarinya yang lentik menunjuk pada seorang pemuda. Tubuhnya tegap dengan bahu yang lebar, alisnya tebal dengan mata yang tajam. Indonesia.

"Yaelah santai aja kali, kan bisa beli baru"

Ujar nya dengan suara mendok khas jawa. menaikkan kedua bahunya dan beranggapan itu hal yang tidak usah dianggap serius, toh ASEAN punya banyak duit.

"Mata mu!"

Malaysia menghentakkan kakinya, dengan langkah kaki berat dia mulai menjewer telinga indo dengan keras.

Keributan dimulai dengan pertengkaran saudara serumpun ini. Gak negara gak warga sama saja.

   Di ruangan lain, atau lebih tepatnya kantor pribadi. Cukup megah dan luas, ukiran nya khas dengan budaya Asia Tenggara. Tampak seorang wanita yang duduk disofa, menikmati tehnya sembari mendengarkan ocehan demi ocehan dari kejauhan

"Mulai.."

Asean menghela nafas lengah dan mengelus dahinya. Ntah sampai kapan anak-anak nya ini berhenti bertengkar karena hal sepele. Bahkan ia tidak bisa menikmati seruput teh pahit nya ini tanpa ketenangan sementara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Proctect you from your Harem!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang