Chapter 2

202 53 2
                                    

"......."

"......."

Cale mengusap wajahnya dengan kedua tangan sementara Ron di sebelahnya mendengarkan gadis muda yang seumuran dengan Tuan mudanya itu menjelaskan hal yang.. tidak masuk akal, namun masuk akal? Atau tidak? Entahlah. Informasi ini lebih mengejutkan dari apapun yang pernah dia terima sebagai pembunuh profesional.

"Jadi kamu itu.. dari dunia lain. Dan ibuku ternyata ada di duniamu, tinggal di sebuah rumah kosong yang sengaja dikosongkan selama tiga generasi kepala desa, dan karena kepala desa saat ini tahu kamu bisa melihat.. hantu, dia memberikan keluargamu rumah dimana ibuku tinggal? Lalu akhirnya kalian bertemu dan kalian berteman baik sejak kamu masih kecil sampai sekarang...?"

Apa yang baru saja dia dengar???

Cale ingin percaya, tapi memikirkannya saja dia tidak bisa. Bagaimana bisa dia mempercayai hal yang tidak pernah dia bayangkan bisa terjadi? Rasanya otaknya panas terlepas mereka baru selesai makan malam bersama.

Gadis yang baru saja menceritakan panjang lebar bagaimana dia bisa bertemu dengan Jour Henituse, menggaruk pipinya dengan senyuman canggung. Dia tahu bercerita masalah hantu kepada orang awam kadang susah, tapi kali lebih susah karena Cale dan Ron tidak berasal dari dunia nya, dimana banyak hal gaib bisa ditemukan.

Jika saja dia tidak menunjukkan lukisan tadi dan meyakinkan Cale, dia merasa bahwa dia akan dicap sebagai gadis gila.

"Ya.. singkatnya seperti itu."

"....."

Cale menghela nafas panjang mencoba memproses informasi yang jatuh seperti bom sementara Ron menunjukkan sedikit rasa tertarik saat melihat gadis muda itu.

"Jadi.. Nona [Name], Anda bisa melihat hantu. Apakah itu terjadi sejak Anda kecil? Atau ada sesuatu yang menyebabkan hal itu?" Tampaknya Ron sangat tertarik dengan fakta bahwa [Name] bisa melihat hantu. Melihat, berbicara, dan menyentuh. Apakah [Name] adalah dukun? Satu-satunya yang bisa berhubungan dengan sesuatu yang tidak kasat mata, atau bisa berbicara dengan alam, atau malah melihat masa depan dan masa lalu seseorang.

Ron memutuskan tidak menyinggung kata 'dukun' karena masih ada Tuan mudanya disini. Terlebih.. ini pertama kalinya sejak sekian lama, Tuan muda yang dia layani dan besarkan lebih daripada putranya sendiri, terlihat berbicara dengan santai, tenang, dan sesekali tersenyum tipis kepada orang lain.

Sudah berapa lama sejak terakhir kali Ron melihat pemandangan ini? Dia tiba-tiba merindukan Cale kecil yang masih polos dan ramah. Namun Tuan muda anak anjingnya ini juga lumayan menarik untuk dilihat.

[Name] menganggukkan kepalanya dan menjelaskan. "Bawaan sejak lahir, turunan dari nenekku. Walau di beberapa kasus ada yang benar-benar bukan karena keturunan sih."

Ron menerima penjelasan singkat dari gadis itu dan sekarang semua orang fokus pada Cale yang tiba-tiba menghela nafas panjang. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat dia menangkupkan pipinya dengan siku di atas paha, matanya sepenuhnya tertuju pada [Name], namun dia tidak mengatakan apapun, membuat orang yang ditatap kebingungan

"Ada apa?"

"Tidak ada."

Kalau tidak ada yang ingin kamu sampaikan, kenapa kamu menatapku seperti itu? Begitulah batin [Name] saat ini. Sepertinya Cale menyadari isi pikiran [Name], dia segera berdehem dan memalingkan wajahnya selama beberapa detik sebelum kembali menatap [Name]. "Kamu bilang kamu jatuh dari tebing sebelum berakhir menimpaku."

Cale tidak masih berpikir bahwa itu sangat tidak masuk akal, namun setelah beberapa lama menghabiskan waktu bersama [Name], Cale sadar bahwa gadis itu benar-benar jujur terlepas dari ceritanya yang tidak masuk logika. Cale memikirkan bagaimana [Name] berakhir kesini dengan jatuh di tebing bersama boneka ibu dan temannya, yang seharusnya dia jatuh ke dalam sungai bawah tebing.

My Muse [Reader x OG!Cale]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang