32

2 0 0
                                    

"Aku paham semua itu; aku telah memikirkannya berulang-ulang dan berkali-kali pula aku mengingatkan diriku sendiri, saat terbaring dalam kegelapan itu... batinku memperdebatkannya, sampai pada hal yang paling detail; aku mengerti semua yang kamu maksudkan itu, semua! Aku berusaha keras untuk melupakannya, berusaha untuk memulai hidup baru, Sonia, dan berhenti berpikir. Kamu pikir aku melakukan semua itu seperti orang linglung? Tidak,
Sonia, aku melakukannya dengan sepenuh kesadaran, dan justru itulah yang membuatku hancur. Kamu kira aku tak sadar saat bertanya apakah aku punya hak untuk mendapat kekuasaan semacam itu? Aku sadar, Sonia, dan aku tahu betul bahwa aku sama sekali tidak berhak untuk itu! Ketika aku bertanya-tanya apakah manusia bisa disamakan dengan kutu, jangan kira aku menyetujuinya, meskipun mungkin saja ada orang lain yang langsung beranggapan seperti itu tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu... saat aku membayangkan apakah Napoleon mau melaku- kan pekerjaan semacam itu atau tidak, aku sadar bahwa aku bukan Napoleon. Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengangguku, Sonia, dan aku ingin sekali melupakannya: aku cuma ingin membunuh demi diriku, karena keinginanku sendiri! Aku tidak ingin membohongi diri sendiri tentang hal ini. Aku membunuh bukan untuk ibuku-alasan itu cuma dibuat-buat-juga bukan karena harta, bukan karena kekuasaan atau untuk menyelamatkan umat manusia.

Itu semua bohong! Aku cuma ingin melakukannya, untuk diriku... untuk diriku sendiri, dan saat itu aku sama sekali tidak peduli apakah kemudian aku akan dianggap sebagai penolong sesama manusia, atau bakal menghabiskan sisa hidupku seperti laba-laba yang menangkap dan melahap mangsanya di jaring- jaringnya sendiri... bukan uang yang kuinginkan, Sonia, bukan. Bukan uang itu yang kuinginkan, tetapi sesuatu yang lain... baru sekarang aku tahu... tolong pahami aku! Mungkin aku tidak akan pernah membunuh lagi.

Namun saat itu aku ingin mencari sesuatu yang lain, ya... sesuatu yang lain itulah yang mendorongku melakukannya. Aku merasa diburu untuk segera tahu, secepatnya, apakah aku ini manusia atau cuma kutu seperti orang lain. Apakah aku sanggup melewati rintangan atau tidak, apakah aku berani atau tidak, apakah aku ini makhluk lemah atau manusia yang pantas punya hak..."

"Untuk membunuh? Punya hak untuk mem-bunuh?" tubruk Sonia.

"Ah, Sonia!" ia tersinggung dan seperti ingin menjawab dengan kasar, namun batal. "Jangan potong aku, Sonia. Cuma satu hal yang ingin kubuktikan, bahwa setanlah yang menguasaiku, dan sejak peristiwa itu aku sadar bahwa aku tak punya hak untuk melakukannya, sebab aku cuma seekor kutu seperti orang lain. Setan telah menipuku, dan inilah aku! Dengar, saat aku mendatangi wanita tua itu, aku cuma ingin mencoba... percayalah!"

"Tetapi kamu membunuhnya!"

"Betul, namun mengapa, mengapa aku sampai membunuhnya; itu masalahnya! Apakah semua pembunuhan terjadi seperti itu? Apakah semua pembunuh melakukannya seperti diriku? Benarkah aku telah membunuh wanita tua itu? Jangan-jangan sebaliknya, bukan dia yang kubunuh, tetapi diriku sendiri! Tindakan itu telah menghancurkan diriku sendiri, dan aku tidak akan pernah bisa melupakannya sampai kapan pun... atau setanlah pembunuhnya, bukan aku! Ah, sudah, sudah, Sonia, sudah! Aku tak tahan lagi... aku tak sanggup lagi!"

Fyodor Dostoyevsky

CentifoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang