Diruangan sunyi yang kunamakan hati, aku berteriak mengutuk apa yang telah terjadi. Seorang pria bertubuh yang kekar masih memelukku dalam dekapannya.
Ya, malam ini semua harapanku hancur , bisa dikatakan masa depanku juga berantakan. Aku dinodai oleh polisi yang bertugas sebagai ajudan ayahku. Dan yang paling membuatku hatiku hancur, karena pria itu sudah mempunyai istri.
Apa yang harus aku lakukan , kejadian ini benar-benar tak pernah aku inginkan. Aku tidak tahu kenapa pria ini bisa berada di dalam kamarku. Apakah dia sengaja melakukannya? Tapi, sebelum kejadian itu aku melihat dia dibawah pengaruh obat perangsang.
Aku masih menangis sesegukan, perlahan aku mendorong tubuh pria itu agar menjauh dariku,aku menatap wajah tampan yang begitu lelap, seharusnya aku mengagumi ketampanannya tapi tidak. Aku justru membenci dirinya.
Perlahan aku duduk dan menarik kain tebal untuk menutupi tubuh polosku,kurasakan tubuh bagian inti terasa begitu nyeri dan sakit, aku meringis pelan. Tubuhku terasa remuk, segala persendian terasa kaku.
Aku menangis sejadi-jadinya, kalau sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan? Aku tidak tahu, sungguh ali benar-benar tidak tahu. Apakah aku harus merelakan kesucian ku begitu juga?
Karena tangisku lumayan begitu keras, maka mengusik tidur pria itu . Dia membuka mata lalu tersentak segera duduk, lalu menoleh ke padaku. Terlihat air mukanya berubah seketika.
Takut dan rasa bersalah tampak begitu nyata, aku tahu sebenarnya dia seorang polisi yang baik, Bapak begitu mempercayai nya. Meskipun aku baru beberapa hari mengenal dirinya, karena selama kuliah aku tinggal diluar negeri.
Saat aku pulang , Bapak mempercayai dia untuk menjaga kemanapun aku pergi. Bapak dan Ibu mengatakan bahwa ia adalah pria yang baik dan begitu tekun dan patuh dengan segala tugas.
Tapi malam ini membuat aku meragukan segalanya ucapan Bapak dan Ibu, dia yang dipercaya sudah menghancurkan masa depanku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Bapak mengetahui semua ini.
"Mbak Aurora ! Saya benar-benar minta maaf, mbak . Tolong maafkan saya! Sungguh ini diluar dugaan mbak!"
ucapnya memohon maaf kepadaku."Ini semua pasti kerjaan kamu kan? Kamu sengaja melakukan nya!" sentak ku kepadanya, aku tak bisa menahan perasaan yang telah hancur.
Marah, kesal, benci, semua menjadi satu. Rasanya ingin sekali aku memukulnya untuk meluapkan sakit lahir dan batin yang saat ini kurasakan.
"Mbak, sungguh saya minta maaf. Saya tidak pernah berniat bahkan memikirkan saja saya tidak berani, Tolong maafkan saya, Mbak" ucapnya sembari menangkup kedua telapak tangannya memohon belas kasih.
Jujur aku bingung harus berbuat apa, sebenarnya di sini akulah yang menjadi korban, tapi, Tentu saja dia sangat takut dan cemas atas apa yang telah dilakukannya kepadaku.
"Keluar dari kamarku sekarang!" usirku.
Dia turun ranjang dan memunguti Pakaiannya yang teronggok di lantai. Aku hanya bisa memalingkan muka. Setelah dia keluar, aku kembali menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Anak Jendral
RandomSeorang polisi harus menikahi putri dari jendral yang menjadikan ajudan. dengan kejadian yang tak terduga dan tanpa ia ketahui siapa orang yang telah menjebak dirinya. "Ini semua kerjaan kamu kan? kamu sengaja melakukan hal ini padaku!" sentak Auro...