Memberi tahu

862 75 8
                                    

Aku masih diam, bibir ini rasanya ingin sekali mengatakan yang sebenarnya, tapi aku tidak mempunyai keberanian, aku takut jika dia tidak bisa menerima kehadiran bayi yang ada didalam kandungan ku.

Saat aku masih larut dalam lamunan, aku dikejutkan oleh getaran ponsel Mas Teddy yang masih ada dalam genggamanku. Karena tadi aku merampas nya saat dia hendak menghubungi Bapak.

Aku membalikkan benda pipih itu untuk mengetahui siapa yang menelponnya.

Dan aku tersentak saat melihat nama penelpon itu " Bapak Jendral " sudah pasti itu Bapak.

"Siapa Mbak?" Tanyanya sembari ikut melihat penelpon di ponselnya itu tanpa ingin mengambil dari tanganku, entah kenapa aku merasa sikapnya sangat lembut padaku. Padahal aku tau dia terkenal cukup tegas dalam bertugas.

"Mas, jangan beri tau Bapak sama Ibu." Aku menyerahkan ponsel itu dengan wajah memohon, dia hanya diam dan menerima ponselnya itu lalu segera menerima panggilan dari Bapak.

"Selamat malam Pak! Siap , ada Pak! Baik, saya akan segera membawa Mbak Aurora pulang."

Ketika aku merasa kesal dengan pria satu ini, Iya begitu patuh dengan atasannya, sehingga dia tidak mengabulkan permohonanku.

"Mbak, Bapak minta Mbak Aurora pulang sekarang, ada hal yang penting ingin dibicarakan." Dia segera berbalik arah.

"Mas, aku mohon aku tidak ingin pulang! Biarkan aku pergi sekarang!" Aku kembali meninggikan suaraku, Aku benar-benar kesal dengannya.

"Tidak bisa Mbak! Saya harus membawa Mbak Aurora, ini atas perintah Bapak."

"Kenapa kamu selalu memikirkan perintah Bapak? Kenapa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaanku?
Apa yang aku lakukan sekarang demi kebaikan aku, kamu dan kita semua!! Aku sudah tak bisa menahan segala emosi yang dari tadi kucoba untuk menahannya.

Dia kembali menepikan mobilnya setelah mendengar semua ucapanku, dia menatapku begitu dalam untuk meminta penjelasan dariku , mata yang teduh itu seakan mengintimidasiku

Dia kembali menepikan mobilnya setelah mendengar semua ucapanku, dia menatapku begitu dalam untuk meminta penjelasan dariku , mata yang teduh itu seakan mengintimidasiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ada apa sebenarnya Mbak? " dia kembali bertanya . Namun, aku hanya bisa tergugup aku tidak sanggup untuk mengutarakan apa yang sebenarnya telah terjadi dengan diriku.

Tanpa aku duga, dia memelukku dengan erat aku hanya bisa memberontak pelukannya. Sehingga tangisku pecah dalam pelukannya aku hanya bisa mencari kenyamanan dalam pelukan ayah dari anak yang kini aku kandung, boleh kah aku sedikit egois?

Dia berusaha untuk menenangkan ku, tangan kekarnya mengusap kepalaku dengan lembut entahlah, apa yang membuat dia berani hal demikian ini kepadaku.

Kenapa aku merasa bahwa dia sangat perhatian, kenapa dia sangat tau bahwa hatiku sekarang sangat gundah.

Beberapa menit kemudian aku sudah merasa tenang dan melepaskan pelukannya, ku ambil tissue yang ada di dasbor lalu aku menghapus air mata yang sedari tadi masih setia menetes.

Istriku Anak JendralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang