•🍁•Typo tandain..
"Vel bangun ini udah siang kenapa lo belum bangun?" Teriak Marvin dari luar kamar "Vel gue masuk ya" lanjutnya
Marvin masuk ke dalam kamar dan tak menemukan keberadaan kembarannya itu
"Bi, bibi Marvel mana ya" tanya Marvin pada sang bibi
"Nak Marvel sudah berangkat den" jawab sang bibi
"Loh kok pagi banget"
"Enggak tau den, tapi bibi titip ini buat nak Marvel ya" ucap bibi dan menyerahkan kotak bekal juga salep
"Salep, buat apa ini bi?"
"Tadi pagi bibi liat nak Marvel jalannya agak kesusahan gitu den, waktu bibi cek ternyata lututnya memar semua" ucap sang bibi
"Memar?"
"Iya, tapi jangan kasih tau nak Marvel kalo bibi ngomong ke den Marvin ya, bibi takut nak Marvel marah"
Marvin tak menjawab, ia langsung turun ke bawah untuk sarapan dan di ikuti oleh Sean
Saat sampai di sana sudah ada kedua orang tuanya yang menunggu
"Sini sayang kita sarapan bareng dulu sebelum berangkat sekolah, sini nak Sean" panggil nyonya rumah kepada anak dan teman anaknya itu
"Iya tante" jawab Sean dan duduk bersebelahan dengan Marvin
"Ayo makan, kenapa diam saja?" Ucap Rima pada putra nya karena Marvin hanya diam memandangi makanannya
"Papa semalam hukum Marvel lagi?" Bukannya menjawab pertanyaan sang mama Marvin justru bertanya kembali pada sang papa
"Habiskan makanan mu baru bertanya, gak sopan bertanya pada orang yang lagi makan"
"Jawab Marvin pa"
"Kalau anak melanggar aturan pasti harus di hukum kan?" Tanya sang papa kembali
"Kenapa cuma Marvel?, Marvin juga sering pulang telat, Marvin sering ngelakuin kesalahan tapi kenapa Marvin gak pernah di hukum?"
"Karena kamu bisa bikin papa bangga, sedangkan Marvel hanya bisa menyusahkan saja"
"Menyusahkan dalam hal apa yang papa maksud?"
"Sudahlah Marvin selesaikan makanmu dan berangkat sekolah, jangan sampai kamu terlambat hari ini masih ujian kan"
"Mohon maaf menyela, tapi kalau Marvel di hukum karena terlambat pulang kemarin itu salah saya om, saya yang ajak Marvel untuk ikut sama saya, dia juga sudah menolak tapi saya paksa om" ucap Sean yang merasa sangat bersalah karena ulahnya Marvel terkena imbasnya
"Sudahlah anak itu memang senang menyusahkan saya, jangan terlalu dekat dengan nya atau dia akan membawa hal buruk pada mu" ucap Alvin membuat Marvin dan Sean tercengang
"Pah, cukup ngejelek-jelekin Marvel di depan teman-temannya"
"Papa selesai, papa berangkat ke kantor dulu" ucap Alvin dan berlalu pergi
"Ayo berangkat Vin takutnya kita telat" ajak Sean
"Ayo, gue juga udah gak tahan di sini" jawab Marvin dan berlalu pergi tanpa berpamitan pada sang mama
'Apakah aku keterlaluan sampai Marvin marah seperti ini' gumam Rima namun seakan tak perduli dan melanjutkan acara makannya
.
Marvin membawa motor b.a.k orang kesetanan, hanya 10 menit ia sudah sampai di parkiran sekolahnya seharusnya itu di tempuh dengan waktu 30-35 menit jika dengan kecepatan sedang
Setelah memarkirkan motornya ia langsung melesat ke kelas tanpa menunggu Sean yang baru saja sampai di belakangnya
"Sean, Marvin kenapa" Tanya seseorang yang menepuk pelan pundak Sean
"Lo ngagetin aja sih" jawab sang empu
"Marvin kenapa Sean" Tanya orang itu lagi
"Panjang ceritanya Hesa, nanti aja gue ceritain
"Yaudah ke kantin dulu yok, masih lama juga masuknya"
"Ehh" belum sempat Sean menjawab Mahesa sudah menarik nya pergi ke kantin
"Gue gak nerima penolakan" ucapnya
Sedangkan Marvin sekarang berada di depan pintu kelasnya memandang lurus pada kursi sang kembaran
Marvel duduk di kursi nya menaruh kepalanya di meja dengan alas buku
Marvin mendekati kembarannya menepuk pundaknya pelan, ternyata Marvel tertidur
"Vel bangun, lo belum sarapan kan" ucap Marvin pelan
"Eughh" leguh Marvel dan membuka matanya
"Kenapa lo berangkat pagi banget sih"
"Euh, gapapa Vin hari ini kan aku piket jadi berangkat pagi"
"Jadi lo dah piket?, sendirian?"
"Iya, kamu kok ikut berangkat pagi kenapa?, ada yang mau di bahas lagi di OSIS?"
"Lo semalem di hukum lagi kan sama papa?"
"Eh e-enggak siapa yang bilang, eeshh" ringis Marvel saat Marvin menekan lututnya
"Katanya enggak, kok ngeringis"
"Eh aku gapapa, itu tadi spontan aja"
"Bisa nggak lo jujur sama gue?, gue ini kembaran lo, lo bisa curhat atau cerita apapun yang lo mau ke gue Vel, atau lo gak anggap gue itu kembaran lo hah?" Ucap Marvin dengan nada yang cukup tinggi untung saja jam masih pagi belum banyak siswa ya datang
"Bukan itu maksud aku Vin, aku gak mau kamu khawatir kalau tau aku di hukum sama papa, lagipula ini salahku jadi wajar kalo papa hukum aku" ujar Marvel
"Lo salah?, dimana letak kesalahan lo Vel, itu wajar apa yang lo lakuin bahkan sering gue lakuin, tapi apa papa sama mama pernah marah ke gue, enggak kan, lo pernah gak sih sekali aja bantah kalo papa salahin lo terus, jangan terus-terusan diem"
"Percuma juga Vin apapun yang aku lakuin selalu salah di mata papa sama mama, kalau aku ngebantah apalagi ngelawan ujung-ujungnya hukuman aku yang bertambah"
"Jadi lo bakan terus begini?, lo bakal diem saat diperlakukan gak adil, temen-temen di sekolah ini benci sama lo juga karena papa yang ngehasut mereka Vel, lawan mereka Vel lawan" teriak Marvin dan mengguncangkan tubuh kembarannya
"TERUS KAMU MAU AKU GIMANA VIN, KAMU MAU AKU NYERAH DAN MA*I AJA, IYA, ITU YANG KAMU MAU" teriak Marvel tak kalah keras, ia capek selalu di banding-bandingkan, di beda-bedakan, bahkan di benci teman-temannya karena ulah papa nya sendiri
"B-bukan, bukan itu maksud gue Vel, jangan pergi, apapun yang papa sama mama lakuin ke lo jangan sampai bikin lo pergi lebih dulu dari gue, biar bagaimana pun lo tetep kembaran gue kalo lo pergi jiwa gue juga ikut pergi sama lo, lo butuh apa-apa tinggal ngomong sama gue, paham!!
"Gue capek Vin, gue juga manusia kan, gue bukan robot"
"Gue tau lo capek, gue tau, tapi jangan ngelakuin hal-hal bodoh yang bikin gue sedih ya, gue bakal selalu ada buat lo" ucap Marvin dan memeluk kembarannya dengan erat
Marvel membalas pelukan itu dengan erat juga, ia ingin menyerah tapi Marvin sangat menyayainya, ia tak mau membiarkan kembarannya hidup di dunia yang kejam ini sendirian.
•••Tbc•••
🍁•🍁•🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBARAN KU!!!
Teen FictionAku Marvel kembarannya Marvin, kami kembar namun kami berbeda. . . . . . Apakah semua anak kembar di dunia memiliki perlakuan yang berbeda?, seperti aku dan Marvin?. Jika iya kenapa harus ada namanya anak kembar, kalau hanya untuk mendapatkan...