Bagian 1 : Pertemuan tak terduga

12 0 0
                                    

   Senja mulai menyelimuti kota Jakarta, mewarnai langit dengan semburat jingga dan merah yang indah. Di tengah hiruk-pikuk jalan raya, di sebuah kafe kecil yang nyaman di sudut kota, seorang wanita duduk sendirian. Namanya adalah Vio, seorang penulis muda yang sedang mencari inspirasi untuk novel terbarunya.

   Vio menyesap kopinya perlahan, matanya terpaku pada layar laptop di depannya. Namun, pikirannya melayang jauh dari kata-kata yang berusaha ia rangkai. Di sudut lain kafe, seorang pria duduk dengan sebuah buku di tangannya. Namanya adalah Mido, seorang pengacara yang mencintai seni dan literatur.

   Mido sering datang ke kafe ini untuk menikmati suasana tenang dan secangkir teh hangat setelah seharian bekerja. Hari itu, matanya tak sengaja bertemu dengan mata Vio yang tengah melamun. Ada sesuatu dalam tatapan mata Vio yang membuatku merasa tertarik, seolah ada kisah yang tersembunyi di balik mata indah itu.

   Dengan langkah ringan, Mido mendekati meja Vio dan menyapanya dengan senyum ramah. "Hai, sepertinya kita sering bertemu di sini aku mido. Boleh saya duduk?" tanya mido yang dibarengi dengan gugup yang sangat pekat

   Vio yang terkejut dengan kehadiran Mido, tersenyum malu-malu. "Tentu, silakan" balasnya

   Pembicaraan ringan pun mengalir begitu saja. Mereka berbicara tentang buku, seni, dan kehidupan. Mido ternyata memiliki banyak kesamaan dengan perempuan itu, terutama dalam hal kecintaan mereka pada seni dan sastra. Percakapan yang awalnya sederhana, perlahan berubah menjadi diskusi mendalam tentang impian dan harapan.

   Setiap kata yang diucapkan Mido, semakin membuat Vio merasa mulai ada. Di sisi lain, Mido pun merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam diri Vio. Kehadiran Vio memberi warna baru dalam kehidupannya yang selama ini terasa monoton.

   Malam semakin larut, dan kafe mulai sepi. Vio dan aku akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertemuan itu. Sebelum berpisah, aku mengeluarkan sebuah buku dari tasku dan menyerahkannya kepada Vio. "Ini salah satu buku favoritku. Semoga kamu menyukainya."

   Vio menerima buku itu dengan senyum manis. "Terima kasih. aku akan membacanya." ujar vio saat itu

   Mereka berpisah dengan perasaan hangat di hati masing-masing. Malam itu, Vio merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam hidupnya. Begitu juga denganku, aku yang tak sabar menantikan pertemuan berikutnya dengan Vio, entah dalam pertemuan tak terduga apapun jenisnya

Bagaimana jika bisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang