Bagian 13 : Persidangan

4 0 0
                                    

Keesokan harinya, berita tentang penyelidikan di yayasan Vio dan Mido tersebar luas. Banyak orang mulai meragukan integritas mereka, dan beberapa donor kembali menarik dukungan mereka. Vio dan Mido tahu bahwa mereka harus berjuang keras untuk membuktikan bahwa tuduhan itu tidak benar.

Mereka segera menghubungi tim mereka dan mulai mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk membela diri. Pak Raka terus menekan mereka dengan berbagai tuduhan, berusaha menemukan celah yang bisa menjatuhkan mereka.

Di tengah tekanan itu, Mido dan Vio tetap berpegang teguh pada keyakinan mereka. Mereka tahu bahwa kebenaran akan menang, dan mereka tidak akan membiarkan usaha mereka untuk membantu anak-anak kurang mampu hancur begitu saja.

Minggu-minggu berlalu, dan sidang demi sidang berlangsung dengan penuh ketegangan. Namun, dengan bantuan tim mereka yang handal dan dukungan dari komunitas yang percaya pada mereka, Vio dan Mido perlahan-lahan berhasil menunjukkan bahwa semua tuduhan yang dilayangkan oleh Pak Raka tidak berdasar.

Namun, bukan seorang jaksa jika ia dengan begitu mudahnya menyerah, pak raka melihat bahwa memang tuduhan itu tidak konkrit, dilihat dari pertimbangan majelis hakim, tak ada dalih bahwa akan ada celah untuk membobol masuk bagi jaksa, pak raka pun mencari beribu ide, melihat dari sudut pandang manapun

Siang itu, suasana pengadilan terlihat tegang, putusan hakim akan dibacakan, pak raka sudah tahu bahwa ia akan kalah dalam persidangan kali ini, namun, dengan begitu, pak raka akan terus mencari kesalahan dari keduanya, hakim yang bertubuh tegap kemudian berdiri, serta melihat surat lalu duduk kembali, perlahan wajah mido dan vio mengikuti gerak hakim, jika hakim berdiri, mereka mendongakkan kepala, serta sebalikmya

"Putusan..." ucap majelis hakim dengan lantang

"Bahwa dengan ini, pencabutan dakwa an atas saudara Midorima.."

"Dengan dibebaskan beroperasi kembali, yayasan tersebut" ucap majelis hakim hingga akhir

"Plak" Palu dipukul dengan lantang sebanyak tiga kali

Hakim berdiri dan keluar dari ruang sidang, serta jaksa penuntut umum, mido dan vio pun menyusul keluar, ditengah jalan menuju pintu keluar, vio berbalik, melihat pak raka, entah apa maksud vio berbalik, namun tak cukup beberapa detik, ia menolehkan kembali pandangannya

"Astaghfirullah, aku kenapa" gumamnya dalam hati.

"Sungguh, aku mencintai suamiku, tuan pengacara itu"

Bagaimana jika bisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang