Bagian 11 : Jaksa itu

5 0 0
                                    

      Hari berlalu, fatih kecil tumbuh menjadi anak yang benar-benar tangguh, ia analitis, serta pumanis, ia sangat perasa, mido sebagai ayah berhasil mendidik fatih menjadi anak yang sangat hebat, bagaimana tidak, saat naik ke kelas 6 Sd saja, ia tidak pernah lepas dari peringkat pertama, serta ketabahan sang ibu yang tak pernah jenuh menyusun rencana hebat anaknya esok hari

   Namun, yayasan yang baik-baik saja saat ini, tiba-tiba mendapatkan bencana seketika, raka, seorang jaksa, berwatak keras, tempramental, hingga sering menggugat seseorang tanpa alasan yang jelas, ia sering dikritik oleh pengacara dari lembaga bantuan hukum yang diketuai oleh mido, namun bukan berubah, pak raka justru semakin menjadi, ia malah ingin menyerang personal mido

   suatu hari, mido sedang duduk di teras rumahnya, suasana pagi hari membuatnya tenang, namun tak berapa lama, suasana tenang itu berubah menjadi mencekam, setelah ia mendengar dering telfon, dan melihat nama yang muncul pada layar ponsel "Raka bumi firdaus (Jaksa)" 

   "Kenapa pak raka menelfon saya ya" gumamnya dalam hati sebelum mengangkat telefon tersebut

   "Assalamu'alaikum, hai pengacara hebat, midori angka purnama" nada berat terdengar

   "Wa'alaikumussalam pak raka, tumben bapak menelfon saya, tidak biasanya jaksa se-kompeten bapak menelfon pengacara biasa seperti saya" balas mido dengan tenang

   "Kamu masih ingat yayasan kamu? saya menemukan masalah dengan yayasan itu" ungkap pak raka

    "Saya mendapat laporan bahwa yayasan itu menggelapkan dana, dan ada beberapa bukti transfer dari seseorang yang memakai nama istrimu sebagai penerima nya" sambungnya

   Belum sampai apa yang disampaikan pak raka, mido cepat cepat mematikan telefon itu, ia tak kuasa dan belum setegar itu mendengar fitnah atau kebenaran itu, dengan segera ia mengucap istighfar 

   "Astaghfirullah ya Allah, ujian mu turun dan hamba memang sanggup, bantu hamba ya Allah, engkau sang maha, engkau sang kuasa, tak ada yang mampu mengubah segala ketetapanmu" gumam mido dalam hati, kopi yang berada disampingnya tak ia habiskan, ia masih menunggu istrinya, vio, pulang menjemput anak semata-wayangnya, Muhammad Al-Fatih


   

Bagaimana jika bisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang