Bagian 7 ( 3 : Pertarungan di pengadilan )

2 0 0
                                    

   Bulan demi bulan berlalu, dan akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Pengadilan dimulai. Vio dan Mido memasuki ruang sidang dengan perasaan campur aduk. Vio merasa gugup, namun kehadiran Pengacara sekaligus suaminya di samping yang selalu memberikan kekuatan.

   Di pengadilan, Mido sebagai sang pengacara mempresentasikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa karya Vio adalah orisinal dan tidak menjiplak karya penulis lain. Mereka memanggil saksi-saksi yang mendukung Vio, termasuk penulis senior yang mengenalnya sejak lama.

   Pengacara penuduh yang menggugat vio mencoba menyerang kredibilitas Vio, namun bukti-bukti yang kuat membuat tuduhan mereka tampak lemah. Meskipun proses pengadilan melelahkan dan penuh ketegangan, Vio merasa lega karena kebenaran mulai terungkap.

   Di saat yang sama, Mido merasa senang bisa membantu sang istri dimana itu adalah bagian dari pekerjaannya. "Repotkan saja aku, asal itu kamu, aku senang" ujar mido sembari mengecup mesra istrinya yang masih berada didalam ruang sidang.

   Setelah beberapa minggu persidangan, akhirnya hakim memberikan putusannya. Vio dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan plagiarisme. Hakim menyatakan bahwa karya Vio adalah orisinal dan tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung tuduhan penulis lain.

   Vio menangis bahagia, merasa beban berat yang selama ini menekan pundaknya terangkat. Mido memeluknya erat, merasakan kebahagiaan yang sama. "Sayangku, aku tahu kamu bisa melewati ini". "Kamu adalah penulis hebat." ucap sang suami yang berusaha menenangkan istrinya, disaat yang bersamaan pelukan hangat terjun ke badan tegap milik si suami, "Sekali lagi, cantikmu bertambah, khawatirku berkurang" gumam mido dalam hati

Bagaimana jika bisa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang