Mafia thug's wife 0.2

1.2K 67 0
                                    

Terdengar suara langkah kaki yang tertatih tatih menahan rasa sakit, darah segar mulai membasahi lantai di gedung pencakar langit.

"Tuan Axel? Berhenti berlarilah, jika terus berlari kaki mu, akan terluka makin parah." Ucap pria asing, yang asik berjalan santai.

"Ampuni hamba Tuan, maaf membuat Tuan kecewa." Mohon Tuan Axel, yang terlihat menahan sakit.

Saat rantai mengikat kaki jenjangnya pria dihadapannya jelmaan iblis yg di utus oleh tuhan, untuk mencabut nyawanya detik ini juga.

Senyuman yang terlihat sekilas namun menyiratkan tanda bahaya yang mendalam, membuat Tuan Axel waspada.

Dor!

"Ck, menyusahkan." Gerutu pria asing itu.

"Baby? Sudah bermainnya?"

"Berhenti memanggilku seperti itu wolf." Ucap pria asing, yang menendang tangan Tuan Axel.

"Hahaha okey, cepat turun biarkan orang lain yang membakar mayat itu."

Suara decakan kesal terdengar jelas dari bibirnya itu, jujur dirinya kesal saat di panggil sebutan baby atau panggil sayang yang lain.

••••

Sunghoon datang ke markas dengan wajah yang memar bahkan bagian sudut bibir robek, tanpa sadar tangan Jay mengepal erat saat ngeliat dirinya dengan keadaan tidak baik.

"Siapa yang ngelakuin ini lagi? Jawab Hoon." Ucap Jay, mengusap rambut hitam Sunghoon.

"Ga papa, Jayyie tadi nolongin orang yang kerampok. Malah kena tinjuan nya." Kata Sunghoon, yang terlihat pasrah akan sifat posesif sahabatnya.

"Bener? Kenapa ga menghindar? Lu juara tingkat internasional, malah Kena jontos." Oceh Jake, yang membawa P3k.

"Gua manusia bukan robot ikue, Awas lu di teken lagi, dikira kagak sakit apam" Ucap Sunghoon, saat ingat kejadian 3 bulan lalu.

Jake hanya tersenyum tulus tangan dengan telaten mengobati si cantik Sunghoon, bersandar di pundak Jay membiarkan dirinya di obati. Tangan Jay mengusap rambut hitam legamnya, asik mendengarkan cerita anggota nya.

"Nanti pulang ke apart, jangan ke rumah lagi. Bibi Lee udh di apart jangan merasa kesepian." Kata Jake, yang mengingat sahabat cantiknya.

"Iya, ga akan lupa ... Bagaimana jika ayah dan Abang tau?" Ujar Sunghoon, sadar dirinya kabur dari rumah karena para teman dan sahabatnya mendukungnya.

"Semua aman, Hoon. Ga akan ada yang tau keberadaan lu bahkan jika di kota yang sama sekalipun." Timpal Geonu, yang santai duduk di sofa single.

"Bang nu? Gua rasa lu selalu stay disini deh, kenapa ga ke kantor coba?" Heran JM, yang menatap Anggota tertua di geng.

"Lu lupa? Bang Nu kan, boss nya jadi bebas." Ujar Sion, yang dengan santai mengambil Snack yang di tangan Niki.

Semuanya berkumpul santai membicarakan hal random hingga waktu menunjukkan tengah malam, mereka mulai berpamitan ke mamang yang jaga.

Suara klakson mempertandakan mereka semua berpisah di perempatan jalan menuju rumah masing-masing, berbeda dengan Jake dan anggota inti mereka masih berjalan di satu arah dengan alasan singkat.

"Kita harus memastikan Queen ice, sampai dengan selamat."

Sangat klasik namun Sunghoon tidak menolak bagaimana mereka, berlima adalah sahabat dari SD hingga sekarang. Persahabatan yang selalu mendukung suka dan duka bahkan mereka akan jadi garda, terdepan saat diantara mereka mengalami kesusahan atau masalah yang besar.

Mafia thug's wife ||HeeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang