3. Plot Twist

49 14 1
                                    

❝Sok asyik banget, kamu mah tolol.❞ ㅡ Jisha, yang katanya dijodohkan, padahal ikut ketemu untuk bahas bisnis.

*****

"JISHA, apa kabar?"

Jisha menolehkan pandangannya dan menggerutkan dahi, bingung. Siapa yang memanggilnya ini? Bagaimana tidak keheranan, seseorang yang berdiri di hadapannya menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajah.

Ia bukan cenayang yang bisa tahu seseorang secepat itu, sobat.

"Maaf, siapa ya?" tanya Jisha dengan sopan, ia masih menggerutkan dahinya, kebingungan. "Soalnya kamu pakai masker dan topi, aku gak bisa lihat wajahnya."

Seseorang yang memanggil Jisha tertawa, mengerti maksud wanita cantik ini. Seseorang itu melepaskan topi dan maskernya.

Jisha hanya menganggukkan kepalanya dan akhirnya menyadari siapa yang memanggilnya ini.

"Kamu sendiri apa kabar, Jonathan?" tanya Jisha setelah mengenali pria tampan itu.

Pria tampan yang memperlihatkan wajahnya tersenyum lembut. Jonathan, cukup lama memandang wajah Jisha, ia pun akhirnya menjawab, "Seperti yang kamu lihat, Jisha. Berdiri tegap disini menandakan aman."

Jisha melirik sekilas, "Oh... I see.."

"Kamu sendiri gimana? Baik juga atau—?" tanya Jonathan, ia menggerutkan dahinya, kebingungan.

"Syukurlah tetap baik, dan mungkin akan tetap aman," jawab Jisha, "kamu sendiri disini?"

Jonathan menggelengkan kepalanya, "Enggak, aku bareng— pacarku." Jonathan tersenyum lembut ketika ia menyebut pacarnya. "Dia nunggu dimobil."

Jisha menganggukkan kepalanya, mengerti. Suasananya tiba-tiba hening. Mereka berdua sama-sama menatap lurus dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

Kesunyian itu berakhir ketika Andre memanggil nama Jonathan. Pesanannya sudah dibuatkan.

"Atas nama Jonathan!!!"

Jonathan tersadar dari lamunannya dan menatap Jisha, "Jisha, aku duluan ya. Pesananku sudah selesai."

Jisha menganggukkan kepalanya, "Silakan."

Jonathan cukup lama menatap mata Jisha, ia tersenyum dan melambaikan tangannya. "Siap, duluan ya, Jisha."

Jisha melemparkan jempol kanannya, menandakan ia mempersilahkan Jonathan untuk pergi lebih dulu. Jonathan pergi mengambil pesanannya dan ternyata ia kembali sejenak untuk memberitahu sesuatu.

"Jisha, terima kasih," kata Jonathan.

Jisha mengerutkan dahinya kebingungan. "Untuk apa?"

"Menolak perjodohan bisnis waktu itu," jawab Jonathan cukup pelan, "kamu tahu kalau aku punya pacar dan kamu nolak itu dengan tegas dipertemuan keluarga."

Jisha yang keheranan tadinya berakhir mengerti maksudnya. Ia tersenyum paham, "Gak masalah, toh kita hidup bisa milih sendiri."

"Buktinya kamu. Kamu bilang cinta sama perempuan yang kamu bawa di hari itu dan sekarang pergi sama selingkuhanmu yang katanya pacarmu tadi di mobil."

Jonathan terdiam, ternyata Jisha masih tetap sama. Ucapannya masih tajam dan Jonathan tak bisa membantahnya, karena ucapan Jisha benar adanya.

"Kenapa kamu gak yakin dengan perjodohan itu?" tanya Jonathan. Sebenarnya ia tahu jawabannya, hanya ingin memastikannya saja.

Jisha menghela napas cukup lama, ia memutar bola matanya dengan malas dan menjawab, "Dengar baik-baik ucapanku, aku gak ada niatan mau dijodohin sama kamu. Awal ajakan orang tuamu itu ke kami hanya untuk bahas bisnis. Lucunya, di hari itu kamu datang tiba-tiba marah dan bilang kalau kamu cintaaaaa banget sama pacarmu yang kamu bawa itu. Jangan lupa omonganmu yang besar sekali itu untuk nolak perjodohan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESPRESSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang