1. Selamat Pagi

89 24 2
                                    

❝Mari menggatal, teman.❞ ㅡ Jisha, yang katanya orang sibuk.

*****

COFFEE SHOP baru yang ada disekitar rumah Jisha ini sungguh sesuai dengan dirinya. Selain nyaman, target marketing dari tempat ini juga masuk dalam keinginan Jisha. Semua pekerjanya adalah anak-anak muda dan poin utamanya adalah memiliki paras sangat tampan serta wangi, sehingga Jisha sangat senang jikalau duduk berlama-lama disini.

Cuci mata kalau kata Jisha, sayang sekali kalau melihat pria tampan tidak berlama-lama, bukan?

Seperti sekarang, Jisha ikut mengantri sambil memeluk tas laptop sambil mencari-cari seseorang. Senyumnya merekah sangat lebar ketika seseorang yang ia cari ternyata ada.

Lucunya lagi, ketika sudah saatnya ia memesan, seseorang itu menjadi kasir dan tersenyum sangat ramah kepadanya. Padahal, seseorang itu sedang sibuk dengan pesanan yang ia buat.

"Selamat pagi Mbak Jisha, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan suara merdu, suara yang sangat Jisha sukai.

Jisha tersenyum lebar dan menjawab, "Selamat pagi, Mas Tion! Jisha hari ini mau pesan satu hari penuhnya Mas Tion, boleh enggak?!"

Ulah Jisha itu ada-ada saja sebenarnya. Walaupun ia memang sangat sering datang ke coffee shop ini, para pegawainya masih tertawa tak habis pikir dengan keberanian Jisha dalam mengejar Sebastion, barista yang memang populer.

"Kalau itu belum bisa Mbak Jisha, soalnya saya lagi kerja. Kalau lagi off, saya bisa meluangkan waktu satu hari penuh saya untuk Mbak," jawab Tion sambil tersenyum lebar.

Tentu saja, jawaban dari Tion itu sama seperti Jisha. Mereka berdua sebenarnya sama-sama saling mengejar dan tak mau kalah jikalau mengenai hal pergombalan.

Tion bisa mengimbangi Jisha, jadi mereka bisa dibilang satu sama.

"Emang Mas Tion kapan off-nya?" tanya Jisha sambil tersenyum lebar. "Biar bisa menikmat waktu berdua lebih lama nih, Mas."

Tion tertawa mendengar pertanyaan dari Jisha, pria itu tersenyum dan menjawab, "Masalahnya saya gak ada off, Mbak."

Jisha mendengus pelan, "Mas Tion gak asyik. Ya sudah, kalau gitu Jisha mau pesan ice americano kayak biasa ya, Mas."

"Siap, Mbak Jisha. Pesanan Mbak Jisha akan saya kerjakan secepat hati Mbak jatuh ke saya," ucap Tion sambil terkekeh.

Hanya ucapan inilah yang keluar dari bibir mungil Jisha secara spontan uhuy, "Aduh, Mas Tion munduran dikit. Gantengnya kelewatan soalnya!"

Penampakan seperti inilah yang menjadi bumbu tambahan di coffee shop yang semua pria yang bekerja. Dengan adanya keberadaan Jisha, mereka bekerja juga tak terlalu serius. Ada lah bumbu-bumbu lucu sedikit.

Setelah memesan, Jisha mencari tempat duduk. Biasanya, ia akan duduk tak jauh-jauh dari posisi kasir. Tapi, berbeda dengan kali ini, ia lebih memilih duduk dekat jendela yang terbuka.

Entahlah, Jisha ingin menikmati pagi seninnya ini dengan tenang. Ya, dengan sedikit sentuhan menatap Tion yang sibuk mengurus pesanan para pelanggannya.

Jika kalian bertanya-tanya dengan pekerjaan Jisha, wanita cantik ini kadang buka PO jual buket atau helaian bunga, kadang jualan makanan sistem PO, tapi fokusnya justru ke coffee shop ini.

Jisha itu paling malas kalau jualannya ramai, kalau banyak yang minat dengan yang ia jual, ia pasti akan hiatus sampai tak tahu kapannya. Sedangkan, yang berminat barang atau makanan yang ia jual itu sedikit, ia akan semangat untuk menjual hal itu.

ESPRESSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang