Pertemanan

20 3 0
                                    

          " Pada akhirnya kejadian yang di takutkan  
                                   terulang kembali "

Malam itu jibran membelah jalanan Jakarta menggunakan montor sport hitam miliknya suasana jalanan cukup lenggang sekarang mungkin karena akan turun hujan sebentar lagi

karena tidak begitu banyak pengendara ia pun memanfaatkan situasi ini untuk kebut kebuttan tidak peduli dengan kelakson dari pengendara lain ia tetap memacu montornya dengan kecepatan di atas rata rata

Setelah menempuh perjalanan hampir 10 menit jibran pun sampai ke tempat tujuan nya montor nya berhenti dipelataran  sebuah gedung yang di atasnya ada  logo burung elang yang berdiri kokoh disana, yaa saat ini ia berada di markas Rajawali gang

Salah satu gang montor terkenal di jakarta yang telah ia ketua i ini sudah berdiri kurang lebih 3 tahun sejak ia kelas 7 smp sampai sekarang ia sudah kelas 10 sma namun dulu anggotanya tidak sebanyak sekarang dulu waktu ia masih smp hanya beberapa orang saja tidak seperti sekarang sudah mencapai 400 anggota

Menjadi seorang pemimpin untuk 400 kepada tidak lah mudah untuk jibran lalui dulu ia pernah hampir kehilangan nyawanya bahkan sempat koma karena mempertahankannya namun lihatlah hasilnya sekarang ia berhasil memimpin mereka semua dengan baik

Setelah itu ia pun melepaskan helm full face yang ia kenakan, menampilkan rambut hitam nya yang ia biarkan acak acakkan namun ia sangat tampan jika seperti itu

" udah komplit semua kan?" tanya jibran yang baru saja datang dan langsung duduk di atas sofa bersama teman temannya

" udah" jawab aksa seadanya

" senyum dikit nape boss, kerempeng amat tu muka " ucap jehan yang langsung di balas tatapan tajam oleh jibran

"Gila, kadar ketampanan lo kayak nya naik 100 tingkat hari ini deh bos" ucap jehan takut jika tiba tiba ia ditonjok

" gue nggak mau basa basi , gue cuma mau kalian cari in orang yang gue tabrak tadi sore" ucap jibran singkat padat dan jelas

" LO NABRAK ORANG BOS?"tanya rio histeris

" nggak usah teriak teriak juga bangsul, lo pikir suara lo bagus" ucap nathan mendengus kesal

" hehe maaf , dedek nggak sengaja mamas jangan marah yaa nanti kalo mamas marah siapa yang mau nyontekin dedek kalo lagi ada pr atau ujian " ucap aksa sok diimut imutkan dengan tangan yang ia satukan untuk memohon maaf atas segala dosa dan perbuatannya yang membuat siapa saja yang melihatnya gemas sekaligus ingin muntah

" sinting" ledek naka yang sedari tadi menyimak obrolan teman teman nya yang tidak masuk akal. tangan nya terlipat di depan dada dengan kaki yang menumpu di atas meja

"kalian jadi bantuin gue nggak sih? tanya jibran yang sudah pusing menghadapi teman temannya di tambah lagi masalahnya yang ia sendiri belum tau solusi nya

" kita bakal selalu bantuin lo kok bos, kayak sama siapa aja kita udah temenan 3 tahun broo, jadi susah senang kita hadapi sama sama" ujar marvin sok dewasa

" tumben ni anaknya budi pinter " ucap rio tanpa beban dan dosa

" lo berani sama gue?" tanya marvin sambil memberikan tatapan tajam ke arah rio , yaa mereka memang seperti tom and jerry jika di satukan tidak pernah akur selalu cari masalah dimana pun dan kapanpun itu

Karena frustasi menghadapi teman temannya jibran pun bangkit dari duduknya dan segera pergi dari sana

" mau kemana lo?" tanya nathan yang sedari tadi diam dan bermain game di handphone nya

" bukan urusan lo" ucap jibran dingin dan langsung melenggang pergi menuju roof top

" lo semua sih ngambek kan jadinya" ucap marvin menyalahkan dan menimbulkan adegan salah salah an

" biar gue yang nyamperin" potong naka yang pusing mendengar kan keributan yang di buat oleh teman temannya

Setelah mengatakan itu naka pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju tangga untuk menuju kearah roof top. Saat ia sudah sampai di sana pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah punggung jibran , yaa saat ini jibran sedang duduk diatas pembatas bangunan tersebut dan tidak lupa dengan rokok yang menempel sempurna di tangannya

" kalo ada masalah itu cari solusi bukan malah cari pelarian" ucap naka yang sudah duduk tepat di samping jibran

Jibran menoleh menatap naka yang pandangan nya lurus kedepan

" siapa juga yang cari pelarian" tanya jibran yang juga sedang memandang keindahan kota jakarta saat malam hari  dengan angin yang membuat nya enggan pergi dari sana

Naka tersenyum smirk tanpa melihat wajah jibran

" itu di tangan lo"

" gue cuma ngerokok ka emang gue salah?" tanya jibran tidak tau letak kesalahannya

" salah , saat lo ada masalah lo selalu ngerokok bahkan lo nggak cuma ngehabisin 1 puntung tapi lo ngehabisin 7 kotak rokok sekaligus dalam satu malam, lo tau kan itu nggak baik buat kesehatan" ujar naka panjang lebar

" nggak usah peduliin gue, gue tau yang baik dan yang salah"

" kalo lo tau yang baik dan yang salah lo nggak bakal gini"

Karena tidak ingin memperkeruh suasana jibran pun membuang puntung rokok di tangan nya lalu ia menatap naka

" udah gue buang, puas?" ucap jibran memberitahu

Tidak ada jawaban dari naka , suasana menjadi hening tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka sampai tiba tiba hujan turun namun tidak ada pergerakan entahlah sepertinya mereka hanya ingin menikmati hujan malam ini walaupun sudah di pastikan besok pasti mereka berdua akan demam

"LO BERDUA NGAPAIN MASIH DISITU" tanya aksa sedikit berteriak agar mereka berdua mendengar nya

" CEPET MASUK NANTI LO PADA SAKIT,GUE YANG REPOT" ucap jehan ikut berteriak

namun tidak ada pergerakan dari keduannya , karena kesal jehan, rio, aksa, nathan dan marvin pun menghampiri mereka berdua

" ngapain lo semua kesini? " tanya jibran terus terang

" kalau kalian ujan ujannan kita ikut biar nanti demam nya bareng bareng" ujar aksa tersenyum manis

Setelah mendengar ucapan aksa jibran pun bangkit dari duduknya dan membantu naka untuk segera berdiri

" kalian masih inget kan ?" tanya marvin antusias

setelah mendengar pertanyaan marvin mereka pun menumpuk tangannya sambil berucap

"happy together sad together" ucap mereka bersama sama lalu membuang tangannya keatas sambil tertawa riang dibawah derasnya hujan malam ini

JibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang