luka lama

11 2 0
                                    

                                     *******




" ra... rara..." Karena adegan hujan hujanan di roof top kemarin malam , sekarang jibran mengalami demam tinggi dan selalu mengigau disela tidur nya

Karena mendengar suara jibran , vyora yang ada di depan pintu kamar langsung membuka pintu lalu menghampiri jibran ia menatap wajah itu cukup lama wajah teduh yang selalu menenangkannya yang selalu ceria di depan nya padahal menyimpan luka didalam nya

" maafin bunda karena bunda nggak cukup peka dengan keadaan abang, bunda selalu berfikir kalau abang pasti akan selalu baik baik aja dengan kehidupan yang terjamin dan teman teman yang banyak tapi bunda salah yang abang butuhin bukan itu tapi bunda yang selalu ada buat abang, tolong maafin bunda" vyora menunduk dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan lagi

ia sedih melihat anak nya seperti itu sudah cukup ia kehilangan anak perempuan satu satu nya ,mulai sekarang ia tidak mau lagi menggulangi kecerobohan nya lagi

" bunda kenapa?, kok nangis" tanya jibran yang baru bangun dari tidurnya

vyora mendongak karena mendengar suara jibran ia lalu refleks mengusap air mata nya

" bunda nggak papa, abang nggak papa kan? " tanya vyora khawatir

" ibran nggak papa kok, anak laki laki bunda ini kan kuat" ucap jibran tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi

" oh iya rara dimana bun? kok nggak kelihatan" tanya jibran sambil celingukan mencari orang yang ia sebut sebut sejak ia masih di alam bawah sadarnya

vyora lantas tersenyum getir lagi lagi jibran melupakan kenyataan pait itu , kenyataan bahwa adiknya itu sudah tidak ada disampingnya

" abang....."

" adek udah nggak ada ,abang yang ikhlas yaa" jawab vyora hati hati

" enggak! tadi ibran abis main sama rara kok" ucap jibran membantah ucapan ibundannya

" abang.... "

" enggak bundaaa , rara masih ada" ucap jibran dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi kedua pipinya, Tangannya memukuli dadanya yang terasa begitu sesak dan meremasnya kuat berharap rasa sesak itu akan segera hilang namun bukannya menghilang justru semakin sakit

vyora yang melihat nya lalu menghentikan pergerakan jibran dan menarik nya kedalam pelukannya

" jangan dipukul lagi, bunda mohon "

" ibran minta maaf bunda kalo bukan karna ibran pasti rara masih ada , seandainya ibran nggak ninggalin rara sendirian di taman pasti rara masih sama kita, ibran minta maaf" ucap jibran merasa bersalah karna kecerobohannya

" Abang nggak salah kok karena ini udah takdir tuhan , abang bayangin deh kalo adek masih ada mungkin sampai sekarang adek masih merasa kesakitan karena harus merasakan jarum suntik terus menerus " ucal vyora sambil tersenyum kecut mengigat nasib anak terakhir nya itu

                                  **********


" ablang, lala mawu  mintla mimum" ( abang rara mau minta minum) ucap anak perempuan yang sedang duduk diatas kursi roda kepada sang abang yang berdiri di sampingnya

Kinara alaira aswara anak kedua dari vyora yang masih berumur 6 tahun yang telah mengidap penyakit kolera . Kolera sendiri merupakan penyakit infeksi usus yang bersifat akut dan dapat memburuk dengan cepat

adiknya itu telah menjalani pengobatan sudah lebih dari 2 tahun , namun tidak ada hasil selama 2 tahun itu sampai akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya tepat pada tanggal 3 maret 2021 di karenakan suatu kecelakaan

" rara mau minum? " tanya jibran kecil mengulangi ucapan adiknya karena takut salah mengartikan

" iyaa, lala mawu cucu oklat " ( iya lala mau susu coklat ) rara menatap jibran dengan tatapan memohon dengan mata yang ia kedip kedipkan

" tapi susu cokelat rara di dalam kamar , abang nggak bisa ninggalin rara sendirian disini" ucap jibran kecil lesuh pasalnya sekarang ini ia sedang di taman rumah sakit jika ia keruang rawat adiknya juga ia tidak bisa membawa adiknya karena life sedang eror kedua orang tuannya juga sedang di panggil dokter

" lala hayus ablang " ( rara haus abang ) rara merengek meminta minum karena ia benar benar sangat kehausan

" ya udah bentar abang cari suster dulu ya buat jagain rara,. rara disini aja ,okee?

" ai ai capten " ( ai ai kapten ) ucap rara sambil memberikan hormat dan tersenyum memperlihatkan gigi ompong nya

Jibran tersenyum melihat tingkah lucu sang adik
yang selalu membuat nya gemas

setelah itu ia pun menelusuri taman mencari suster untuk menjaga adiknya namun usahanya tidak membuahkan hasil tidak ada suster yang sedang menjaga pasien atau sekedar lewat ,sampai ia menemukan 1 suster yang lewat dan langsung menarik suster itu untuk segera menghampiri adiknya 

tiba-tiba dari arah kiri sebuah mobil dengan laju kencang menabrak anak kecil yang sedang menyebrang jalan

dan saat itu juga suara benturan hebat terdengar di gendang telinga jibran

Deg.

Jibran kecil terdiam membeku mendengar suara itu dan melihat tubuh adiknya tergeletak penuh darah di jalan pinggir taman rumah sakit ,ia pun berlari menghampiri tubuh adiknya ia menangis sejadi jadinya disana

" raraa...."

"ayo bangun ini abang, jangan tiduran disini disini kotor" ucap jibran sambil mengguncang guncang kan tubuh adiknya karena ketakutan

" rara udah janji sama abangkan nggak akan ninggalin abang tapi kenapa rara bohong "

JibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang