"ga semua orang punya tempat untuk bercerita
maka melamun dengan tatapan kosong sudah menjadi kebiasaan "*****
Kanvas langit perlahan berganti warna
menyibak nuansa hangat yang memenuhi cakrawala dengan khasa jingga ke emasan yang menyebar menciptakan ke indahan dan ketenangan bagi mereka yang melihatnyaRemaja dengan tinggi badan 190cm , hidung mancung , rahang tegas serta mata elang itu tengah duduk di pinggir pantai menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong
" WOI " teriak seorang laki laki yang tiba tiba sudah berada di samping nya yang membuat nya mendapatkan jitakan dan tatapan tajam
Rio mahatma cowok dengan ciri khas topi yang selalu menempel di kepala nya dengan berbagai tingkah konyol nya untuk membahagiakan teman teman nya itu adalah salah satu inti dari rajawali gang
" aduhhhh, sakit nih "ucap rio memegang kepala nya dengan penuh dramatis
"Jahat lo bran"
" nggak usah mulai" ucap jibran mengerti dengan drama yang akan rio buat
" lagian lu sih ,ngajakin pergi cuman buat ngeliatin lo bengong doang tau gini mending gue rebahan seharian di rumah" ucap rio mendumel seperti emak emak yang sedang memarahi anaknya
" diem , gue lagi males debat" ucap jibran kembali menatap kedepan menikmati indahnya senja di depannya
rio yang mendapat kan respon itu hanya bisa merutuki sahabat nya itu, dalam hatinya ingin sekali ia menjebutkan jibran ke dalam laut
"untung gue baik " ucap rio kepada diri nya sendiri
" siapa yang baik?" tanya jibran yang mendengar kan omongan rio
" gue lah siapa lagi, pakek nanyak lagi" ucap rio menyombongkan diri nya sendiri
" cih" jibran berdecih melihat tingkah laku rio yang terlalu percaya diri
******
Tepat pukul 01 : 55 wib jibran memasuki rumah dengan langkah pelan takut jika orang rumah ada yang terbangun dan melihat nya
tadi selepas ke pantai ia ke markas sebentar untuk menenangkan pikiran namun ia malah ketiduran dan berakhir terlambat pulang untung saja tadi rio membangun kannya
" kayak nya udah pada tidur ni orang orang " ucap jibran pada dirinya sendiri pasalnya semua lampu sudah di matikan
namun saat ia sedang menaiki tangga ke empat tiba tiba suara berat seorang laki laki menghentikan langkahnya
" dari mana aja kamu?" tanya dirga yang sedang duduk di sofa ruang tamu
" bukan urusan papa" ucap jibran lalu menaiki anak tangga berikut nya
" sudah berani kamu sama saya , kamu pikir saya mau ngurusin anak seperti kamu bisa nya nyusahin, nggak pernah banggain orang tua "
"kerja annya cuman balapan,berantem , balapan, berantem . dapat apa kamu dari itu hah?"
"lagian ngapain kamu ikut gang- gang kayak gitu sok sokan jadi ketua lagi , gabung kok sama sekumpulan orang nggak berpendidikan, tidak punya attitude , tidak jelas asal us-" belum selesai dirga menyelesaikan omongan nya tiba tiba tinjuan mendarat di pipi sebelah kanan nya yang membuat nya refleks jatuh ke samping
" papa nggak tau apa - apa jadi jangan sok nasehat in jibran!" ucap jibran penuh penekanan
setelah mengatakan itu jibran pun melanjutkan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya namun tiba tiba gelas kaca mengenai kepala bagian belakang nya yang menyebabkan darah segar mengalir begitu kencang
lalu jibran membalikan badannya ia melihat papa nya tersenyum senang karena lemparrannya tepat sasaran sedang kan jibran ia tersenyum kecut melihat ayah nya yang begitu bahagia melihat nya menderita setelah itu ia lalu berbalik melangkah menuju kamarnya
![](https://img.wattpad.com/cover/370104693-288-k567693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jibran
Teen Fictionmenceritakan kehidupan jibran yang penuh dengan rasa bersalah