bel istirahat berbunyi membuat seorang wanita paruh baya dengan rambut sebahu serta lipstik merah cabai yang menjadi ciri khasnya membereskan tumpukan buku yang berserak dimeja guru miliknya" acha tolong bantu ibu mengantar buku ini ke perpustakaan" intrupsi bu livi menunjuk tumpukan buku paket
acha berdiri dari duduknya–mengagkat tumpukan buku biologi di atas meja membawanya keluar dari kelas guna kembali ke rak-rak kayu perpustakaan
" pak, saya ingin mengembalikan buku paket biologi jumlahnya ada 12 buku paket pak" lapor acha pada penjaga perpustakaan
lelaki berumur setengah abat berseragam coklat milo dengan kacamata berkalung dileher bak nenek tapasya itu–menghitung ulang jumlah buku yang ada sebelum mencataynya pada buku album kecil bercover biru
" terimakasi dek" balas sang bapak
acha tersenyum ramah sebagai jawaban atas ucapan terimakasi sang bapak. acha yang sedang membutuhkan buku praktek fisika memutuskan melangkah lebih jauh ke dalam perpustakaan besar milik sma bina karta ini
" tangan lo gimana?"
suara berat khas laki-laki bertanya dari balik rak kayu membuat acha mengintip dari sela-sela buku berusaha meneliti siapa sang pemilik suara
" kak el? ngapai disini kak?"
pertanyaan bodoh terlontor begitu saja dari acha, keterkejutannya membuat tempurung kepala tak dapat bekerja dengan semestinya.
apalagi setelah netranya menagkap jelas tubuh elrony asegaf dari sela buku yang salah satunya ia tarik dari rak hingga menimbulkan celah yang lebih lebar
" ini perpus, tempat umum bukan?"balas el datar
" ahh iya, maksud acha kak el cari buku apa?"
el tak menjawab lelaki itu justru mengagkat buku bergambarkan beberpa alat laboratorium, cairan-cairan didalam botol kaca dan itu artinya el sedang memegang buku kimia
" tangan lo gimana?" tanya el lagi
" udah mendigan kok kak" balas acha tersenyum manis
" cantik"* batin el tersenyum
" lain kali lawan" ucap el beranjak dari posisinya
" gimana caranya orang lemah kayak acha melawan gadis berkuasa seperti mereka kak? bukannya orang seperti acha hanya perlu menari di atas luka yang disajikan para penindas!" ucap acha di belakang punggung el
el menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya hingga ia dapat melihat gadis berkacamata menunduk menatap lantai perpus yang telah divernis
el menempelkan sepatunya dengan sepatu fentovel acha hingga jarak antara mereka tersisa beberapa centi saja
" gue rasa otak lo cukup pintar untuk mencari cara melawan penindas!"ucap el pelan namun dalam
acha mendogak menatap lelaki yang tingginya melebihi dirinya, bahkan acha hanya mampu menatap dada bidak el saja!
" otak cerdik acha hanya untuk pelajaran bukan penindas murahan kak" balas acha tanpa sadar
el menarik kurvanya sampai tercipta lesung pipinya
" itu yang gue maksud"seloroh el
acha mengernyit bingung, otaknya mencerna dengan susah payah–sampai tak sadar el telah hilang dari tangkapan kedua bola mata coklat terlapisi kacamata miliknya
***
sementara itu di salah satu sudut sma bina karta, spot paling di gemari para siswa–limpahan aneka jenis santapan serta mimuman-minuman segar berjejer rapih disana membuat nabiela kalap mata dibuatnya
batagor, mie ayam, siyomay, es teh dan es jeruk sudah ada di atas meja tempat nabiela duduk bahkan sudah ada tumpukan piring bekas makan nabiela di sudut meja
" acha mana si, lama amat timbang ngenter buku doang elah. apa tuh anak berakar di bangku perpus yak"monolog nabiela kesal
setelah lama menunggu, berperang dengan pemikiran sendiri serta mengerutu tak jelas–nabiela berdiri beranjak pergi dengan deritan sepatu menimbulkan bunyi khas ketika bertemu keramik abu tua itu
" woi anjing, lu apaain temen gue bangsat!" teriak nabiela
yap, setelah keliling mencari keberadaan acha akhirnya nabiela menemukan sang sahabat berada di ujung lorong jalan menuju taman sekolah mereka tengah duduk di lantai sambil dikelilingi alea, alin dan sisilia
" ehh, pahlawan kesiangan dateng,mau nyelametin snow white yang menyedihkan yah?" seloroh alea
" iya, karena gue kurcaci yang akan selalu ada dan akan selalu menjadi tameng snow white, emang nya lu nenek peyot jelek"balas nabiela menekan kalimat terahirnya
" mulut lu dijaga yah, sekolahin tu mulut ga beretika dasar"balas sisila
" hei nona jangan mengajari gue tentang etika,sopan santun atau pun norma karena jelas gue punya semuanya–" ucap nabiela menjeda ucapannya
nabiela meju satu langkah, membuat dirinya lebih dekat dengan para wanita dihadapnnya
" mulut gue S3 yang emang disekolahin khusu untuk ngajarin babi kayak kalian etika dalam bersosialisasi di lingkungan sekolah"bisik nabiela
alea yang sudah terlanjur kesal mengagkat tangannya ke udara siap mendarat pada pipi mulus nabiela namun sayang sang empuh lebih dulu menahan tangan tersebut
" lepasin anjing, sakit begoo"umpat alea merasa sakit
" ini belum seberapa dengan luka yang kalian buat untuk sahabat gue bitch! udah kesekian kalinya gue peringatin lo alea tapi emang dasarnya anjing susah untuk diajarin" sarkas nabiela
tangan mulus dengan kuku tumpul bercat merah pandar itu terhempas ketika nabiela menyentaknya kasar
" hidup lo ga bakalan tenang" bisik alea tepat di telinga
deretan gigi mengeras bersama gusi didalam mulut nabiela–kepalan tangan itu kian mengeras seakan siap menghantam alea bersama para antek-anteknya
" untuk kesekian kali-nya gue ga takut bitch!"balas nabiela berani
***
Hai guys dukung terus karya salma dan rony jadikan interaksi mereka mood boster untuk kita
Keep streming
mengapa-rony parulian
sepenuh hati-rony parulian
bunga hati-salma salsabil
rumah-salma salsabil
boleh juga-salma salsabiljangan lupa vote dan komentarnya yah warga ku 😭
SEE YOU 🙌