mata coklat indah milik seorang gadis berambut panjang terurai menerawang jauh pada pemandagan cahaya tamarah rembulan malam dari balik kaca jendela yang terbuka lebarsuara lembut serta usapan di pundak membuat sang gadis menoleh kan kepalanya–mengagkat kurva diwajahnya membentuk lengkungan indah mencitakan sebaris bulan sabit
" kamu kenapa cha?" tanya ibu ita
acha meraih kedua tangan ibunya, mengengamnya dengan erat
" acha ga papa bu, cuman lagi kangen aja sama ayah" balas acha berusaha tegar
" kamu sedang tidak mencoba berbohong pada ibu kan cha? kamu anak ibu, dan ibu tau betul acha-nya ibu seperti apa kala sedang mencoba menyembunyikan sesuatu pada ibu" balas ibu ita
acha hanya mampu terdiam, lengkungan serta bulan sabit itu luntur dari wajahnya berganti mendung menghiasi bingkai wajah cantiknya
" acha sedang tidak berbohong bu, acha memang merindukan ayah serta kehangatan yang hanya acha rasakan sebentar" balas acha sendu
... nafas berat berhembus dari hidung milik wanita paruh baya dihadapan acha
" tangan kamu masih sakit?"tanya ibu ita mengalihkan pembicaraan
" sedikit" balas acha pelan
tanpa sepatah kata ibu berjalan beranjak mencari kotak berlambangkan tanda + berwarna merah di laci samping tempat tidur putih milik acha
" kamu belum menceritakan alasan tanganmu bisa terdapat luka bakar seperti ini cha!" ucap ibu ita membuka kota PT3K
" acha tadi ada praktek di lab, karena acha kurang hati-hati jadi salah satu cairan panas tersiram ditangan ini"balas acha berbohong
yah, tidak mungkin acha menceritakan yang sebenernya pada sang ibunda, biarkan semua luka yang ada acha tanggung sendiri....
" lain kali berhati-hatilah nak"balas ibu ita dengan menempelkan perekat pada perban acha
" sekarang kamu tidur, ini sudah malam" intrupsi ibu ita membantu menyelimuti sang anak tercinta
" selamat tidur sanyang, mimpi indah" lirih ibu ita mengecup kening acha lalu menutup jendela kamar
tepat setelah pintu kamar tertutup acha kembali membuka kedua kelopak matanya–tanpa sadar sudut matanya mengalirkan cairan bening hingga sungai kecil tercipta disana
" tuhan kuatkan acha, setidaknya sampai cerita ini happy ending!"*batin acha penuh harap
***
sepatu fentovel milik acha bertemu dengan keramik seputih susu menghasilkan bunyi benturan pijakan kaki yang khas memenuhi keheningan di koridor sma bina karta
langkah acha terhenti kala ia sampai di mading kelas–menarik, meneliti dan membaca selebaran yang tertera disana
LOMBA SAINS IPA
jadikan dirimu the next winner lomba sains ipa internasional school.
periode pendaftaran 20-25 juli
daftarkan dirimu sekarang!itulah tinta hitam yang terukir di atas kertas putih yang kini sedang dibaca oleh acha. bibir gadis itu kembali melengkung menghadirkan kembali bulan sabit indah dimatanya
" ini kesempatan acha untuk nambah koleksi piala dilemari kosong milik acha" *batin acha girang
" woi ngapain lu?" ucap nabiela mengagetkan acha
" astgahafirullah nab, kamu kayak ga punya agama aja, assalamualaikum gitu acha kaget kali" omel acha
cengiran khas terbit membingkai wajah gadis mungil dengan tinggi 155 cm dihadapan acha saat ini
" hehehe sory bestiii, lu si senyum-senyum sendiri di depan mading ngeri lu kesambet bedebah"
acha meretosi matanya malas–menyodorkan selebaran yang tadi ia baca
" jangan bilang lu mau ikut ini lagi dengan alasan yang sama setiap tahunnya!" heboh nabiela mendapat anggukan dari acha
" astaga, marsha putri salma lo mau taruh dimana lagi ni piala nanti, gue aja capek liat piala lo numpuk di kamar belum lagi yang dipajang ibu diruang tamu, mau lo kemanain ini semua wehhh"
" ceilah, gak usah lebay deh nab, itu masih sedikit lemari acha masih ada yang kosong kok, kalau ga muat ditumpuk juga bisa itu"
" lagian belum tentu menang nab"lirih acha
kini giliran nabiela yang berotasi malas–menatap acha dengan geram.oh tuhan bagaimana bisa sahabatnya ini meragukan kemampuannya yang luar biasa
" cha lo selalu merendah untuk meroket yah! ga usah sok negatif thinking gitu deh, udah pasti lo menang cha" balas nabiela
" kapan lo mau daftar biar gue temenin" imbuh nabiela bersemangat
" nanti jam istirahat nab" balas acha tersenyum
" oke, nanti gue temenin. sekarang kita kekelas dulu sebelum bu livi masuk" ucap nabiela merangkul pundak acha
kedua gadis itu berjalanan bersama dengan penuh riang menuju kelas mereka....
***
lapak authorHai guys dukung terus karya salma dan rony jadikan interaksi mereka mood boster untuk kita
keep streming
mengapa-rony parulian
sepenuh hati-rony parulian
bunga hati-salma salsabil
rumah-salma salsabil
boleh juga-salma salsabiljangan lupa vote dan komentarnya yah guys 😭
SEE YOU 🙌