14

1.7K 218 19
                                    

.
.
.

Namtan sama Milk lagi asik makan di kantin berdua.

Tapi daritadi pandangan Milk justru fokus ke arah Love yang juga lagi makan di kantin sama temen-temennya.

Bikin Namtan yang daritadi ngajak dia ngomong cuma didiemin.

"Lo udah jadian ya babi?"

Pertanyaan frontal Namtan langsung mendapat tatapan sinis dari Milk.

"Gila."

"Habisnya bucin banget, cewe lo cuma lagi makan bukan lagi pengumuman presiden baru." Ejek Namtan mengangkat tangannya seolah-olah ingin mencolok mata sahabatnya ini.

"Berisik lo jomblo."

"Sembarangan banget mulut calon dokter." Sewot Namtan, lengan kemajanya bahkan sudah ia gulung.

"Fakta."

"Lo juga."

"Bentar lagi engga."

"Halah berak."

"Tai."

Pas lagi asik adu mulut kayak gitu, ponsel Milk justru berdering menandakan ada telfon masuk.

"Halo Jan?" Ucap Milk, yang menelfonnya adalah Janhae. Salah satu mahasiswi fakultas kedokteran sama dengannya.

"Milk, 20 menit lagi acara dimulai yaa. Di auditorium kayak biasa. Lo yang pimpin omongan."

Setelahnya sambungan telefon terputus, dengan Milk yang mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Lo bisnis yang mimpin siapa?" Tanya Milk melirik ke arah Namtan yang juga menatapnya.

"Jane, hati-hati ya Milk. Mulutnya suka kayak cabe rawit." Namtan meringis pelan begitu mengingat sikap Jane.

"Tapi kan ini soal kerjasama." Bingung Milk mengkerutkan alisnya.

"Ya emang. Tapi dia pasti maunya diri dia sendiri yang seolah berbakat buat ngasih ide cara menyatukan bisnis dan kedokteran dalam kesatuan itu gimana." Jelas Namtan bikin Milk mengangguk paham.

Sepertinya gadis yang akan memimpin fakultas bisnis orang yang haus akan pujian.

"Tapi lo tenang aja, cewe lo jadi bagian pengurus kok. Bakal ikut pembagian informasi juga." Ucap Namtan lagi lalu mengaduk kembali estehnya.

.
.
.

13.15

Milk menghampiri Janhae yang sudah duduk di salah satu bangku depan auditorium.

Di sebelah gadis itu ada Tontawan yang sibuk dengan kertas-kertas ditangannya.

Milk sedikit melirik ke Tontawan yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.

"Oh Milk, nih berkasnya. Baca dikit-dikit lagi aja biar ga kagok pas ngomong di depan-"

"Pasangan lo Jane soalnya." Lanjut Janhae memasang ekspresi yang sama seperti yang dipasang oleh Namtan di kantin tadi.

"Milk ga bakal kagok kok." Sahut Tontawan tanpa melirik ke arah dua orang yang lagi berdiri itu.

Milk tersenyum tipis, Tontawan memang sangat hafal tentang dirinya.

"Oi, kalo udah ayo." Ucap Jane yang tiba-tiba datang dari arah berlawanan.

Muka gadis itu terlihat datar namun memasang kesan saingan, Milk hanya mengangkat bahunya asal.

Tidak berniat terlalu perduli.

Tanpa ia sadari justru hal yang tidak ia pedulikan itu sedikit berdampak saat dia di depan nanti.

708!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang