18

1.5K 199 16
                                    

.
.
.

Hari ini adalah ulang tahun Pawat.

Lelaki itu pagi sampai sore sibuk merayakan dengan teman-temannya.

Hingga malamnya ia memutuskan untuk merayakan dengan sang adik kesayangannya itu.

"Rayainnya harus banget di apartemen gue?" Tanya Love setelah memasukkan kode apartemennya.

Pawat mengangguk dengan semangat.

"Apart gua kotor."

Setelahnya lelaki itu langsung menyelonong masuk ke dalam apartemen Love.

"Lo undang temen-temen lo gih, biar ga sepi-sepi amat." Ucap Pawat merebahkan dirinya di sofa.

Love hanya mengangguk pelan, tangannya meraih handphonenya untuk menghubungi teman-temannya.

.
.
.

Sesuai dugaan, para manusia itu tidak mungkin menolak makanan gratis.

Prim, View, dan Tontawan sudah ada di depan pintu apartemen Love.

"Hai cintaku." Sapa Prim semangat sambil melambaikan kedua tangannya.

"Ya met." Balas Love malas lalu mengajak mereka untuk ke ruang tengah.

Di meja sana sudah terletak banyak makanan cepat saji namun ada juga beberapa makanan rumahan serta kue ulang tahun yang tidak terlalu besar.

Cukup lengkap menurut mereka.

"Happy birthday ya bang Pawat." Ucap Tontawan yang diikuti Prim dan juga View.

"Makasih neng maniez." Genit Pawat berhasil membuat ketiga gadis itu bergidik geli.

"Becanda elah, duduk-duduk." Lanjut Pawat kemudian mempersilahkan mereka untuk duduk.

Sedangkan Love baru kembali dari dapur dengan banyak minuman di tangannya.

"Tumben banget lo bang ngajak kita." Ucap View sedikit melirik ke arah satu-satunya lelaki yang ada disana.

"Biar rame aja sih." Balas Pawat seadanya.

Love mencoba menyalakan lilin untuk kue ulang tahun Pawat.

"Nah, udah nyala." Ucap Love lalu tersenyum tipis.

"Sekarang ucapin wish lo bang." Seru View sambil bertepuk tangan pelan.

Pawat pun mengikuti ucapan View, lalu mulai mengucapkan keinginannya dalam doa.

"Lo doa apa bang?" Tanya Tontawan setelah meminum air putihnya.

"Biar cepet dapet pacar."

"Najis."

Pawat tertawa pelan melihat reaksi Prim.

Lalu lelaki itu kini menatap adiknya.

"Sama doa supaya adek gua bisa lebih lama disini." Pelan Pawat tersenyum tipis.

Setelahnya suasana menjadi sunyi.

Love balik menatap pawat sambil tersenyum miris.

"Gue boleh ngucapin harapan gue juga ga?" Bisik Love hampir tidak terdengar.

Pawat memutuskan kontak mata mereka, tak berani berlama-lama menatap mata sang adik yang sudah berkaca-kaca.

"Boleh."

"Tolong jaga orangtua kita nantinya ya, jangan biarin mereka terus larut dalam kesedihan." Lirih Love pelan.

Berhasil membuat Pawat berusaha keras menahan tangisannya.

708!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang