Pekerjaan yang menumpuk membuat jeongyeon kewalahan,bekerja sebagai seorang usahawan yang bergerak di bidang ekonomi membuatnya harus bergerak cepat untuk membuat usaha yang ia kembangkan menjadi maju dan di kenal banyak orang.
Ia membangun usaha makanan yang sudah ia geluti saat dirinya masih berada di bangku kuliah dan tentu Mina sang mantan istri turut mendampingi nya.
Menjadi seorang chef dan juru masak tidak membuat jeongyeon berhenti begitu saja namun laki laki kelahiran bandung ini melanjutkan pendidikan nya di jurusan arsitektur,dan sekarang pekerjaan selain menjadi seorang chef di restoran yang ia bangun,dia juga menjadi arsitek di salah satu perusahaan yang berada di bandung.
Karya karyanya sudah banyak di pakai oleh banyak orang, bahkan sudah sampai manca negara.
Banyak orang kagum atas kepiawaiannya dalam melakukan pekerjaan,selain menjadi chef yang handal dia juga menjadi arsitek yang baik.
Seperti hari ini jeongyeon akan berangkat ke Jerman untuk pertemuan dengan salah satu tokoh besar untuk membicarakan mengenai desain yang akan ia buat untuk sebuah karya yang akan di perlihatkan kepada dunia.
Baginya menjadi seorang arsitek adalah salah satu mimpi terbesar,dan sekarang ia mewujudkannya.
Jeongyeon berpamitan pada keluarganya dan tidak lupa semalam dia juga berpamitan pada ketiga anaknya.
"Mak,Abah... jeongyeon berangkat dulu ya sama jenar..hyun jaga emak sama Abah ya" jeongyeon berpamitan pada ibu dan ayahnya die memeluk kedua orang tuanya dan sang adik.
"Bu,pak,mas dahyun kami berdua pamit dulu ya" Jenar pun ikut bersalaman pada kedua orang tua jeongyeon
"Hati hati ya jang,neng kalo udah sampe di sana jangan lupa kabarin emak abah "ucap ibu jeongyeon
"Iya mak.."
"Iya Bu.."
Keduanya masuk kedalam mobil yang di sediakan oleh perusahaan untuk membawa mereka ke bandara.
Jenar adalah seorang wanita yang bisa di bilang lahir dari keluarga berada.namun dia memilih untuk bekerja di salah satu perusahaan yang di mana jeongyeon juga bekerja di sana.
Awalnya jenar dan jeongyeon tidak dekat sama sekali namun beberapa bulan terakhir ini jenar kerap kali mendampingi jeongyeon kemanapun pria itu pergi karna sekarang posisi jenar bukan lagi karyawan biasa tapi sudah menjadi asisten pribadi jeongyeon.itu sebabnya jenar selalu ikut kemana saja jeongyeon pergi.
"Pak jeongyeon sudah membawa semua perlengkapannya?" Tanya Jenar
"Sudah...untuk surat izin yang saya minta satu minggu yang lalu sudah kamu bawa Jenar?" Ucap jeongyeon
"Ah...sudah pak,sudah saya masukan dan saya rekap dengan surat surat yang lainnya" balas Jenar
"Hmm"jeongyeon hanya membalasnya dengan anggukan
"Oh iya Jenar untuk laporan yang diberikan pak Mario gimana sudah di selesaikan?" Tanya jeongyeon
"Sudah pak.namun pak Mario bilang laporan itu tidak penting jadi saya dan tim hanya mengerjakan sampai tahap ketiga saja" jawab jenar
"Jadi begitu, omong-omong tahun ini kamu tidak pulang ya ke Semarang?" Jeongyeon menyandarkan kepalanya pada kursinya
"Kebetulan tahun ini di jakarta pak,mungkin tahun depan baru ke Semarang" jawab jenar
Tidak ada obrolan lagi setelah nya jeongyeon juga bingung harus menanyakan apa lagi ,dia bukan tipikal orang yang banyak tanya dan dia hanya akan bertanya mengenai pekerjaan saja,Jenar juga begitu dia belum terbiasa dekat dengan jeongyeon karna pria yang berstatus duda tiga anak ini orang yang sangat kaku dan dingin jadi jenar sungkan untuk bertanya dan memulai obrolan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss You
Fanfictionaku yang menginginkan perpisahan namun aku juga yang hancur" Mina dwi mirnawanti jika aku masih memiliki kesempatan izinkan aku untuk memperbaiki nya" jeongyeon hadi nugraha genben jeongmi