VI

52 10 9
                                    


Jeongyeon tengah membaca berkas berkas yang di bawa oleh Jenar.

Hari ini dia tepat satu minggu sudah berada di jerman untuk melakukan proyek untuk beberapa saat kedepan.

Melakukan perjalanan udara hampir satu hari satu malam membuat badan jeongyeon terasa pegal,dia mengambil sekotak koyo yang sengaja dia bawa dari rumah.

jeongyeon membuka bajunya dia mulai menempelkan satu koyo pada punggungnya.

Belum sempat dia menempelkan koyo di punggungnya tiba-tiba ketukan pintu kamar menganggu nya.

Jeongyeon berjalan ke arah pintu dan dia membuka pintu kamarnya.

dia membuka pintunya dan ternyata itu Jenar.

"Ah maaf pak saya ganggu waktu bapak untuk mandi"ucap jenar,Jenar menundukkan kepalanya dia sedikit kaget saat melihat bahwa atasnya saat ini sedang bertelanjang dada.

"Engga kok saya sudah mandi cuma karna badan saya ini masih pegel pegel jadi tadi niatnya mau pake koyo,oh iya ada apa Jenar" ucap jeongyeon tanpa memperdulikan penampilan yang tengah bertelanjang dada

"Saya mau ngajak bapak makan siang tadinya,tapi kalo bapak masih mau istirahat gapapa biar saya makan sendiri aja.maaf ya pak ganggu waktu nya"ucap Jenar

"Loh kamu belum makan siang?kirain saya kamu udah makan siang , yasudah tunggu saya ganti baju dulu ya kita makan bareng bareng"jeongyeon bergegas masuk kembali ke dalam kamarnya dia mengambil baju ganti, setelah beberapa menit kemudian jeongyeon keluar dengan baju kemeja biru dan sudah rapi .

Jenar salah tingkah saat melihat jeongyeon sudah rapi dengan kemeja biru nya yang di padu padan dengan celana hitam.

"Jenar...ayo kenapa masih diam gak jadi makan siang?"ucap jeongyeon yang menyadarkan Jenar dari lamunannya

"Eh iya pak... m-maaf pak mari pak "Jenar mempersilahkan jeongyeon untuk jalan terlebih dahulu

Jeongyeon tersenyum lalu ia menarik pergelangan tangan jenar dan membuat Jenar kaget.

"Saya bukan bos kamu jenar kita cuma partner dalam proyek ini jangan sungkan,saya gak gila hormat untuk di panggil atasan sama kamu jadi ayo jalan berdampingan dengan saya"jeongyeon melepaskan tangannya dari Jenar dan mereka kini jalan berdampingan

"I-iya pak" balas Jenar di salah tingkah untuk kesekian kalinya

Keduanya kini turun menggunakan lift untuk pergi ke restoran terdekat di apartemen yang di tempati mereka selama berada di sana.

"Oh iya jen...kamu sudah punya pacar?"tanya jeongyeon tiba-tiba

Jenar yang mendengar itu hanya diam,sebab bingung apa yang akan ia jawab.

"Emm... sebenernya saya belum punya pacar pak hehe"jawab jenar yang sedikit malu malu menjawabnya

Jeongyeon seolah kaget atas jawaban dari jenar

"Saya pikir kamu udah punya pacar atau mungkin tunangan ternyata belum ya,wah padahal kamu cantik banget loh,kaget saya denger kamu belum punya pacar haha tapi gapapa sih mungkin kamu masih pengen sendiri"

"Lagian kamu masih muda jiga tidak perlu terburu-buru "ucap jeongyeon tersenyum pada Jenar

Jenar seolah terpaku pada senyum manis yang jeongyeon perlihatkan,entah lah dirinya terjebak dalam situasi ini .

"Ah iya pak,masih pengen ngejar impian dan masih pengen nikmatin masa muda "balas Jenar

Tidak terasa lift sudah sampai di lantai paling dasar,kini keduanya keluar dari lift dan berjajaln keluar dari lobby apartemen dan sekarang mereka berjalan untuk ke restoran yang berada di sebrang sana.

I Miss You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang