VII

56 10 4
                                    


Tidak terasa jeongyeon sudah hampir dua bulan berada di jerman.pekerjaan nya di sini sudah hampir selesai dan dia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarganya serta anak anaknya.

Kehadiran jenar di sana sangat membantu jeongyeon dalam melakukan proyek yang sedang jeongyeon lakukan.perempuan berusia 28 tahun itu cukup handal dalam melakukan pekerjaan yang bisa di bilang tidak semua orang bisa mengerjakan tapi itu semua di tepis oleh jenar.

Seperti saat ini jeongyeon dan jenar sedang melakukan rapat dan juga observasi di lapangan dengan klien mereka, jeongyeon berkali kali tersenyum dan terkesima melihat jenar, bagaimana perempuan itu menjelaskan pada klien mereka tentang proyek ini cara pandang jeongyeon pada jenar kini berbeda mungkin dulu saat jenar di minta untuk menjadi asisten jeongyeon,dia tidak terlalu percaya jika perempuan itu bisa mengimbanginya atu mungkin bisa menjadi partner nya tapi saat ini jeongyeon mengakui bahwa jenar mampu dan bisa melakukannya.

"Wah ide yang bagus nona jenar, kami akan menyetujui dengan ide yang ada berikan,jadi tuan jeongyeon bagaimana kalo untuk beberapa saat ke depan kita harus menjadi rekan kerja yang bisa menguntungkan" ucap klien jeongyeon

Jeongyeon tersenyum menanggapi ucapan dari kliennya ini"ah sebenarnya saya ingin tuan johns tapi untuk saat ini saya masih ingin mengembangkan restoran yang saya bangun,dan untuk kerja sama yang anda ucapkan barusan saya sungguh meminta maaf karena tidak bisa menyetujuinya " ucap jeongyeon lembut

"Begitu ya ,ah tidak apa-apa tuan jeongyeon,saya senang bisa bekerja sama selama dua bulan ini, rancangan yang ada buat untuk perusahaan saya itu sangat menakjubkan, baiklah kalo begitu saya permisi dulu ya tuan jeongyeon dan nona jenar " klien itu berpamitan pada mereka berdua .

Setelah klien itu meninggal tempat ,jenar dan jeongyeon kembali pulang ke penginapan.

Di jalan mereka terus mengobrol, jeongyeon rasa jenar ini orang yang sangat pemalu karna perempuan itu tidak pernah mau bertatap mata dengan nya jika sedang mengobrol

"Jenar,kalo kamu gak keberatan kamu mau ikut saya nyari oleh oleh buat anak anak saya" ucap jeongyeon di sela sela obrolan mereka

"Bapak mau nyari oleh oleh?hmm boleh deh saya juga sekalian mau nyari oleh oleh buat keluarga dan temen saya"jawab jenar

Jeongyeon menatap jenar dengan wajah kesal,dan Jenar yang minat itu pun jadi bingung.

"Pak jeongyeon kenapa?kok mukanya di tekuk gitu?" Tanya jenar

Jeongyeon menghela nafas dia kembali menatap jenar "kamu lupa ya? kan sudah saya bilang jangan panggil saya bapak,kok kamu masih manggil nya bapak " ucap jeongyeon

Jenar tertawa dia pikir jeongyeon marah karena dia buat kesalahan ternyata jeongyeon kesal karena jenar memanggil jeongyeon dengan sebutan bapak.

"Haha ya ampun maaf ya kang jeongyeon... saya lupa hehe ,kirain tadi marah karna saya ngelakuin kesalahan patal atau apa tau nya cuma salah manggil aja,akang lucu kalo lagi kesel"tawa Jenar tidak berhenti dia terus tertawa melihat jeongyeon

Jeongyeon pun ikut tertawa dia juga geli melihat dirinya yang tiba tiba kesal karna jenar memanggil nama dengan sebutan bapak,padahal itu wajar bukan.

Entahlah menurut jeongyeon panggilan bapak yang jenar ucapkan sangat menggangu dirinya

"Yaudah ayo kang katanya mau cari oleh oleh" ucap jenar

"Ahh...iya sampe lupa saya yaudah ayo kita jalan sekarang " ucap jeongyeon

Keduanya kini berjalan memasuki sebuah mobil yang memang di persiapkan untuk mereka selama berada di Jerman.


Solo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Miss You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang