End World 1 : The Fake Young Master And His Brother 5

333 65 31
                                    















✨️


Nunew kembali terbangun dari tidurnya keesokan harinya dengan Zee yang kembali melingkarkan tangannya di pinggang Nunew, sama sekali tidak memberikannya ruang untuk bergerak sedikitpun.

Nunew menghela nafasnya, pasrah.

"hia punya kamar sendiri, kenapa hia selalu menyelinap kekamarku?" tanyanya, suaranya masih sedikit parau karena kantuk.

"apa nhu masih belum terbiasa tidur dengan hia? Tidak papa, kita punya seumur hidup untuk membiasakan diri satu sama lain." Ucap Zee, sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Nunew.

Dari memori yang ada dikepalanya, dan sikap Zee saat keduanya pertama kali bertemu beberapa hari yang lalu, Nunew tidak menyangka kalau Zee akan sangat menempel seperti ini dengannya, hampir-hampir seperti anjing besar yang tidak ingin berjauh dari tuannya. Sangat berbanding terbalik, benar-benar mengejutkan.

Hari ini, keduanya seharusnya bangun lebih awal, karena ini adalah hari keberangkatan mereka ke Negara Y, Nunew memutuskan untuk mengikuti keinginan ayahnya yang memberikan ultimatum jika Zee dan Nunew masih ingin bersama, keduanya tidak bisa tetap tinggal di Negara X, cepat atau lambat, hubungan keduanya akan di ketahui oleh banyak orang, dan keluarga Panich, sesayang apapun mereka pada kedua anak mereka ini, tidak akan sanggup menanggung lirikan dan juga gossip yang akan menyebar.

Nunew tidak begitu peduli dimana mereka menetap, selama dia berada didekat komandan Pruek, dan bisa mempertahankannya dari pengaruh Queen, nunew tidak akan banyak berkomentar.

Keduanya tidak benar-benar mendapatkan restu dari pasangan Panich saat ini, tetapi juga tidak dihalangi. Dan Nunew berfikir hal itu sudah cukup baik. Nunew pikir Zee yang mendapatkan ultimatum itu akan bersedih karena diasingkan oleh keluarganya, tapi setiap kali Nunew melihat wajah pria itu, tidak ada kesedihan disana, hanya senyuman tipis yang terkadang diberikannya pada Nunew setiap kali mata keduanya bertemu. Seakan, pria itu tidak peduli selama dia bersama Nunew. 

Dan melihat senyuman itu, di gunakan oleh wajah yang sangat mirip dengan komandan Pruek yang dia kenal, membuat dada Nunew terasa sedikit sesak. Nunew tidak pernah melihat komandan Pruek tersenyum sebelumnya, pria itu selalu berdiam dan tidak banyak memberikan ekspresi. Nunew teringat Jade dulu pernah berkata, jika hal itu karena saraf wajah komandan Pruek rusak karena serangan salah satu robot yang berada dibawah kuasa Queen, jadi komandan Pruek tidak bisa menampilkan banyak ekspresi diwajahnya, bagaimanapun suasana hatinya saat itu.

Nunew yang selalu penasaran bagaimana wajah komandan Pruek saat tersenyum, akhirnya bisa melihatnya di wajah Zee, saat pria itu memandangi matanya.

"kenapa hia memanggilku nhu? Bukankah sebelumnya hia selalu memanggiku Nunew?"

"tidak suka?"

"eemmm... hanya penasaran."

Zee terdiam, lalu sambil mengeratkan pelukannya dipinggang Nunew pria itu menjawab sesuai apa yang dirasakannya.

"entahlah, hari itu. Saat pertama kali hia kembali dan bertemu denganmu, dan mata kita bertemu. Saat itu entah kenapa hia ingin memanggilmu nhu."

"ohh...."

"nhu."

"apa komandan memanggilku?"

"ya. nhu."

"tapi namaku bukan nhu?..."

"mulai sekarang namamu nhu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIFE AFTER LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang