Sixth Coaches : Return

60 0 0
                                    

Kegelapan yang sebelumnya menyelimuti penglihatannya perlahan mulai menghilang tergantikan dengan pemandangan yang sangat ia kenal. Seraya merubah posisi duduknya, kedua mata Adrian mulai menjelajah keadaan sekitar. 

Deretan bangku yang terjejer rapi dan barisan jendela di kanan-kiri yang ia ingat, kini kembali terlihat di hadapannya. Ya, Ia berhasil kembali ke Sky Train, bersama dengan tiket yang sebelumnya ia bawa tidur di dunia nyata yang kini tengah berada di dalam genggamannya walaupun tak lama setelah itu tiket itu terbakar secara tiba-tiba dan menghilang dari sana. 

"Sudah kuduga kau akan kembali,"

Sebuah suara yang tiba-tiba muncul di dekatnya itu berhasil mengagetkan Adrian. Ia sangat kenal dengan suara itu. Dengan perlahan ia membalikkan tubuhnya guna melihat pemilik suara tersebut.

Seorang gadis yang berada di urutan paling akhir dalam daftar 'orang-orang yang ingin ditemui' milik Adrian sekali lagi berdiri di hadapannya. Gadis yang tidak lain adalah Irina itu tampak kembali membawa sabit besar di tangan kanannya sedangkan kedua matanya menatap tajam ke arah dirinya. 

Di dalam gerbong tersebut, hanya ada mereka berdua. Suasana menjadi canggung karena di antara mereka berdua tidak ada yang membuka percakapan yang akhirnya memaksa Adrian untuk memulainya.

"Halo?"

Irina lalu membalas sapaan dari Adrian dengan mengayunkan sabit besar miliknya ke atas kepala lelaki itu. Dengan cekatan, Adrian segera menghindar dengan meloncat ke belakang.

Sejenak ia mensyukuri refleknya yang cepat karena jika ia terlambat menghindari serangan tersebut, mungkin nasib dirinya kini akan sama dengan lantai kereta yang penuh lubang di tempatnya berdiri barusan.

"Berani juga kau mengambil tiket Sky Train yang ada di saku milikku."

"Bagaimanapun juga aku harus membawa Raina pulang!"

Untuk yang kesekian kalinya, Adrian dan Irina kembali berdebat. Adrian bersikukuh untuk membawa pulang sahabatnya itu ke dunia asli mereka walau sudah dilarang oleh Irina.

"Kau sangat keras kepala! Sudah ku katakan bahwa itu adalah hal yang tak bisa kubiarkan!"

"Aku tidak peduli dengan-"

Belum juga Adrian menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba sabit yang berada di genggaman Irina kini dengan cepat telah berada di atas kepalanya untuk yang kedua kalinya.

Melihat itu, dirinya kembali berhasil menghindar, namun ia tidak yakin bisa menghindari yang berikutnya karena kali ini sabit itu benar-benar hampir membelah tubuhnya.

Sadar kalau tidak ada kemungkinan untuk bernegosiasi, Adrian segera berlari ke arah berlawanan dengan laju kereta dengan Irina yang mengejar di belakangnya. Beberapa bordes kereta ia lewati.

Tulisan angka yang berada di atas pintu penghubung antar gerbong kian terus bertambah, yang tadinya bertuliskan angka 6 kini berubah menjadi 12 menandakan kalau ia telah tiba di gerbong ke-12.

Saat Adrian membuka pintu sambungan gerbong kedua belas tersebut, betapa terkejutnya ia ketika melihat bukan gerbong selanjutnya yang menunggunya melainkan hamparan langit biru yang tak berujung. Disanalah ia sadar kalau gerbong tempat ia berada kini adalah yang terakhir dalam rangkaian tersebut. 

Sontak ia kembali menutup pintu tersebut dan berniat untuk menemukan jalan lain, namun niatnya pupus ketika ia melihat Irina telah berada di hadapannya, memblokir satu-satunya jalan keluar miliknya.

"Kau sudah tidak bisa lari lagi."

Irina lalu kembali mengayunkan sabit miliknya ke arah Adrian. Lelaki itu segera menghindar ke arah kanan tempat dimana salah satu pintu keluar kereta berada. Menyadari hal itu, Irina segera mengarahkan telapak tangannya ke arah pintu tersebut dan dengan sekejap pintu itu pun terbuka. 

Hal itu hampir membuat Adrian terjatuh dari sana. Namun, tampaknya reflek yang dimilikinya kembali menyelamatkannya untuk yang kedua kalinya ketika ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya seraya berpegangan pada pintu kereta.

"Selamat tinggal."

Baru saja ingin bernafas lega, Adrian melihat gadis yang sedari tadi mengejarnya tengah berada di hadapannya dengan sabit besarnya. Irina lalu kembali mengayunkan sabitnya ke arah Adrian yang sudah berada di ujung pintu dan membuat lelaki itu kehilangan keseimbangan.

Di detik berikutnya tepat di hadapan mata Irina, Adrian terlihat terjatuh dari kereta. Merasa kalau pekerjaannya telah selesai, gadis itu lalu kembali ke dalam kereta.

Namun, Irina tidak menyadari kalau Adrian berhasil selamat dengan berpegangan pada tangga yang ada di bawah pintu kereta. 

###

Catatan Penulis :
5 Agustus 2024

★ Chapter 6 Update! ★

Makasih untuk kalian yang sudah baca sampai sejauh ini ;)

Btw, Adrian udah balik lagi nih ke Sky Train. Kira-kira ini kereta terbang bakal berhenti dimana ya? Atau ga akan pernah berhenti? Tunggu jawabannya di chapter selanjutnya ya :)

★ Sampai jumpa di chapter selanjutnya! ★

Sky TrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang