Seventh Coaches : Station

53 0 0
                                    

Kedua tangan Adrian masih setia berpegangan pada tangga gerbong paling belakang tersebut. Setelah menunggu Irina pergi, ia kembali menaiki tangga untuk kembali ke dalam kereta. Namun, ketika sedang berusaha untuk melakukannya, peluit dari lokomotif uap yang menarik kereta yang ditumpanginya itu berbunyi dengan kencang.

Tentu saja Adrian dibuat terkejut oleh suara itu. Karena penasaran, ia lalu mengintip ke arah depan melalui pintu yang terbuka itu untuk menemukan alasan peluit itu berbunyi. Tidak cukup sekali Adrian dibuat terkejut dengan lingkungan sekitarnya, kali ini ia kembali dikejutkan dengan sebuah bangunan megah yang ada di hadapannya. 

Lokomotif uap di depan sana terus mengikis jarak antara kereta yang ia tumpangi dengan bangunan di hadapannya. Dari kejauhan ia sudah dapat melihat kerangka overcapping bangunan yang berbentuk busur dan memayungi banyak jalur kereta api dibawahnya. 

Jendela berupa garis-garis yang terdiri dari lis profil atap horizontal dan lubang cornice, garis-garis vertikal, dan lekukan dinding, memberikan kesan anggun. Kaca patri dan ornamen profil keramik memberikan efek megah dan diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kukuh pada beranda utama serta didukung tangga di sepanjang bangunan.

Memang kemegahan bangunan tersebut membuat siapa saja yang melihatnya terpesona, namun tidak hanya hal itu yang membuat Adrian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari bangunan tersebut. Fakta bahwa bangunan tersebut juga melayang di udara sudah cukup membuat rasa pusing di kepalanya kumat.

Namun, ia lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut karena ia sendiri saat ini sedang berada di dalam kereta yang terbang. 

Setelah secara perlahan memasuki bangunan yang ternyata merupakan stasiun itu, rangkaian kereta pun berhenti di salah satu jalur tengah. Adrian segera sadar dan segera masuk kembali ke dalam kereta.

Dengan sembunyi-sembunyi, lelaki itu mengintip kembali ke luar kereta dimana terlihat Irina dan beberapa orang di belakangnya juga turun dari kereta dan berjalan masuk lebih jauh ke dalam stasiun. 

Setelah memastikan keadaan aman, Adrian juga ikut turun dari kereta. Untuk yang kesekian kalinya, ia kembali terkejut melihat interior bangunan stasiun itu. Bangunan raksasa bergaya art deco yang memiliki dua peron sisi dan sepuluh peron teluk serta memayungi kurang lebih 24 jalur kereta api dibawahnya itu berdiri  dengan megahnya.

Hanya ada satu hal yang mengganjal pikirannya. Walau bangunan stasiun ini begitu besar dan megah, namun ia sama sekali tidak melihat orang yang berlalu lalang.

Berbeda dengan stasiun pada umumnya yang harusnya sangat ramai dipadati para penumpang, stasiun ini terasa begitu sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya, kecuali beberapa rangkaian kereta yang terparkir disana. 

Tentu saja ini merupakan hal yang sangat aneh ketika melihat stasiun yang besarnya seperti stasiun sentral sekaligus stasiun terminus seperti ini tidak memiliki penumpang atau bahkan petugas yang berlalu lalang di sekitarnya,

Selain itu, Adrian baru sadar ketika ia memperhatikan beberapa rangkaian kereta yang terparkir di stasiun itu ternyata memiliki lebih dari satu jenis kereta. Ia dapat dengan jelas melihat beberapa rangkaian yang ditarik dengan kereta uap dan diesel, namun lebih mengejutkannya lagi ia bisa melihat beberapa rangkaian kereta cepat dan bahkan sebuah rangkaian maglev. Adrian sudah lelah dengan hal mengejutkan yang terus ia lihat sedari awal tiba di stasiun ini.

Ketika dirinya masih terpana dengan lingkungan sekitarnya, sebuah klakson panjang rangkaian Diesel Multiple Unit berbunyi dengan nyaring dan membuatnya tersadar dari lamunannya sendiri. Adrian melihat salah satu rangkaian kereta disana mulai bergerak meninggalkan stasiun. 

Disaat itu juga ia teringat dengan alasan ia datang ke stasiun ini. Dilihatnya Irina bersama rombongan sudah tepat jauh di depannya, mereka berhenti di sebuah pintu gerbang raksasa yang terletak di tengah-tengah stasiun.

###

Catatan Penulis :
9 Agustus 2024

★ Chapter 7 Update! ★

•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Glossarium :
- Terminus : Stasiun di ujung jalur kereta. Contoh : Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Tanjung Priok.

- Maglev : Magnetic Levitation adalah metode transportasi kereta api yang menggunakan levitasi magnetik (mengambang/melayang) untuk memindahkan kendaraan tanpa menyentuh tanah.

- Diesel Multiple Unit (DMU) : Kalo di indo disebutnya Kereta Rel Diesel (KRD). Sama aja kaya KRL, cuma bahan bakar utamanya bukan listrik, tapi diesel. Contoh : KA Cut Meutia, KA feeder Whoosh (rumornya bakal diganti jadi KRL).

(sebenernya arti dari kata Art Deco ini agak susah ku jelasin, jadi pengertian berikut akan ku ambil dari Wiki. Tolong kalo ada mahasiswa arsitektur disini, bantuin jelasin :) )

- Art Deco : adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Banyak kata asing ya di chapter ini, hehe. Mungkin untuk kedepannya catatan glossarium ini akan ku pertahankan, mudah-mudahan berguna untuk para pembaca.

★ Sampai jumpa di chapter selanjutnya! ★

Sky TrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang