"Jadi si Langit gimana om?" tanya Petir.
"Untuk sementara hukuman seumur hidup, tapi gak tau nanti bisa jadi hukum mati" balas Bintang.
"Lagian aneh banget si Langit" ucap Topan.
"Maklum lah manusia setengah otak ya gitu" ucap Bima.
"Manusia setengah otak? Keren keren" ucap Topan.
"Lo mau pulang Niel?" tanya Ari.
"Ya, besok malam gw pulangnya" balas Daniel.
"Kok cepat banget?" tanya Petir.
"Lama lah, udah ada sebulan kayaknya dia di Indo" balas Ari.
"Pulang kemana sih?" tanya Topan.
"New York" balas Daniel.
"Gak mau menetap disini aja gitu?, di rumah siapa ya? Nyokap bokap atau nenek lo ya? Ah itu deh" ucap Ari.
"Nenek, gak lah gw udah nyaman di New York" balas Daniel.
"Terus disini gak nyaman gitu?"
"Nyaman sih, tapi di sana juga banyak kenangan yang gak bisa gw lupakan gitu aja"
"Ya udah kalau itu mau lo"
"Oh iya si Reni kemana om?" tanya Petir.
"Udah saya suruh pulang ke rumah barunya" balas Bintang.
"Terus itu jadi di gugurin om?" tanya Topan.
"Gak jadi, saya suruh rawat aja. Nanti kalau udah lahir saya sendiri yang bakal rawat bayinya, kayak gitu juga kan masih cucu saya" ucap Bintang.
"Kalem bro, nanti gw ikut jagain" sahut Bima.
"Makanya om buat anak sendiri aja sana" ucap Petir.
"Nanti lah, nunggu si Dela" ucap Bima.
"Dela? Bocah SMA yang waktu itu om?" tanya Topan.
"Iya, cantik kan?" tanya Bima.
"Cantik om"
"Lo mau nikahin dia?" tanya Bintang.
"Iya lah, si Dela nya juga mau. Tinggal minta restu aja ke bonyoknya Dela" ucap Bima.
"Nanti gw bantu" ucap Bintang.
"Nah gitu dong! Sesama kawan harus saling bantu membantu" ucap Bima.
"Yayaya"
"Suster Adel sama dokter Alvin nya mana om?" tanya Ari.
"Di hotel, mau check out. Malam ini langsung launching, udah libur lama" balas Bintang.
"Iya juga ya" ucap Petir.
"Tapi suster Adel cakep juga loh om" sambungnya.
"Terus?" tanya Bintang.
"Om Bintang gak mau deketin gitu? Masih muda juga loh" ucap Petir.
"Gak, saya udah punya sendiri" ucap Bintang.
"Wih serius om? Siapa tuh?" tanya Topan.
"Lo punya doi?" tanya Bima.
"Gw nyaman sama dia, gw juga rasanya mau marah kalau dia di deketin laki laki lain. Tapi rasa suka gw ke dia baru sedikit" ucap Bima.
"Lo nyaman sama dia? Sejak kapan?" tanya Bima.
"Maybe 2 bulan yang lalu, tapi gw takut dia juga gak suka sama gw" ucap Bima.
"Ya lo usaha lah, kalau dia gak suka sama lo minimal lo tuh ada usaha bikin dia suka juga sama lo. Cinta itu butuh perjuangan bro" ucap Bima.
"Tapi masalahnya..."
"Apa? Kenapa?" tanya Bima.
"Gak jadi" ucap Bintang.
"Gw pengen ngomong kasar tapi sayang banget nih mulut" ucap Bima tersenyum terpaksa.
"Sabar om sabar, orang sabar cepat di restuin sama bokapnya Adel" sahut Petir.
"Amiinn"
"Om Bin" panggil Petir.
"Hm?"
"Suster Adel nya boleh saya deketin gak?" tanya Petir yang langsung mendapat berbagai macam tatapan mata yang mengarah padanya.
"Kok malah nanya sama saya?" tanya Bintang.
"Lo mau deketin suster Adel?" tanya Topan.
"Emang suster Adel nya mau sama lo cil?" tanya Bima.
"Ya kan siapa tau om ada deket sama itu suster" ucap Petir membalas pertanyaan Bintang.
"Saya kan udah bilang tadi, saya sendiri udah punya orang spesial di hati saya" ucap Bintang.
"Oh gitu? Ya udah"
"Iya, gw mau coba deketin tuh suster siapa tau kan bisa luluh sama gw" ucap Petir membalas pertanyaan Topan.
"Yakin suster kayak gitu bisa luluh sama lo?" tanya Ari.
"Kok lo ngomong gitu?, ya kan di coba dulu siapa tau bisa. Cinta kan butuh perjuangan bro" ucap Petir.
"Kalau gak bisa jangan nangis" celetuk Daniel membuat orang di sana menahan tawanya.
"Gini amat nasib gw" gumam Petir sabar.
"Suster Adel tuh pasti mau sama saya om, kaya? Iya, tampan? Iya, baik hati? Iya, sombong? Ya gak dong, royal? Jelas lah udah pasti itu" ucap Petir membalas pertanyaan Bima dengan percaya dirinya.
"Serah lo cil, gak usah nangis kalau gak bisa dapatin tuh hati Adel" ucap Bima memutar bola matanya malas.
——————————
Tengah malam di mansion Bintang terlihat sepi, hanya tersisa 2 orang laki laki dewasa yang sedang berada di balkon. Mereka nampaknya sedang membicarakan sesuatu hal yang sangat serius, mereka Bintang dan Bima.
"Bim?" panggil Bintang.
"Hm?"
"Lo gak penasaran?" tanya Bintang.
"Penasaran apa?"
"Orang yang udah buat gw nyaman sama kehadirannya"
"Siapa emang?" tanya Bima.
"Di mata gw dia masih anak kecil yang harus gw lindungi Bim, tinggi dia sama gw gak beda jauh. Gw nyaman sama dia tapi gak tau dianya nyaman sama gw gak"
"Lo kenal dia udah lama?" tanya Bima.
Bintang mengangguk. "Lama banget malah" ucapnya.
"Siapa?" tanya Bima.
"Lo juga sebenarnya kenal dia Bim, cuman kayaknya lo gak sadar aja" ucap Bintang.
"Masih orang sekitar kita?" tanya Bima.
"Iya"
"Siapa anjir? Gak mungkin lo belok kan? Secara gw tuh tau lo dekat sama siapa aja, dan selama gw berteman sama lo gw lihat lihat lo tuh deketnya sama laki laki doang. Atau selama ini lo ada simpan cewek dari belakang gw?" ucap Bima.
"Nanti kalau udah waktunya lo juga tau sendiri" ucap Bintang.
"Gak mungkin suka dia kan? Atau dia satunya lagi?" batin Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Adalah Pacarku
Teen FictionTentang laki-laki bernama Blue Sky atau yang kerap di panggil Langit, laki-laki berusia 23 tahun yang harus mendekam di penjara disebabkan karena perbuatan buruknya. Langit yang menjalin hubungan gelap dengan ibunya sendiri selama 6 tahun tanpa sepe...